Cantik Terlihat Jelek - Bab 256 Pertama Kali

Melihat Suya tidak ada reaksi, Mikasa menoleh dan melihat Eren sedang berjalan ke arahnya setelah berjalan melewati Suya.

Eren menatap ke Mikasa dengan ekspresi yang sangat dingin.... sangat dingin.

Mikasa mengedipkan matanya dan mulai tertawa : "Mengapa kamu bisa datang?"

"Kamu sangat hebat, pahlawan besar"

Kata-kata dia adalah sedang memuji, tetapi nada suaranya sedang menghina.

Mikasa tentu saja mengerti, Eren pasti mengkhawatirkan Mikasa juga, jadi dia juga tidak marah.

"Bukannya kamu sudah kembali ke tim? Kenapa......"

"Aku hanya kebetulan lewat sini, tidak boleh?" Eren memotong kata-kata Mikasa dengan tidak sabar.

"Apakah kamu shio anjing? Tidak ada masalah tapi sembarang mengigit orang......." Suya berkata dan sengaja menabrak tubuh Eren pada saat berjalan melewati dia.

**************(Shio adalah rasi hewan terhadap manusia berdasar penanggalan China, mirip seperti rasi bintang astronomi)***************

"Suya!" Mikasa menarik lengan Suya.

Suya duduk di samping Mikasa dan mengupas apel untuk Mikasa, dari awal sampai akhir dia tidak melihat ke Eren sekalipun.

Mikasa pun makan apel itu sambil menatap kedua orang itu, Mikasa merasa di antara mereka berdua ini sepertinya terjadi sesuatu, melihat reaksi Suya kemarin pada saat berjumpa dengan Eren, dia menyukai Eren, berdasarkan pengenalan Mikasa terhadap Suya, reaksi Suya seharusnya tidak seperti ini.

"Apakah antara kalian terjadi sesuatu yang aku tidak tahu?"

"Tidak ada!"

"Tidak ada!"

Mereka berdua berkata pada saat yang sama.

Mikasa menutupi mulutnya dan menunjuk ke mereka berdua, "Masih berani berkata tidak ada? Cepat katakan, kalian berbuat apa?"

Suya berdiri dan mengambil teko air di samping, "Kamu berbicara begitu banyak, apakah kamu tidak haus? Aku pergi masak air untukmu"

Sementara Eren memiliki tatapan bergetar, "Melihat kamu masih bisa mengurus masalah orang lain, berarti kamu baik-baik saja, kalau begitu aku akan pergi dulu, kamu jaga dirimu baik-baik"

Kemudian Eren berputar balik badannya dan meninggalkan tempat.

Suya berjalan masuk dari pintu, kebetulan berpapasan dengan Eren yang mau keluar, Suya melirik Eren dengan wajah tidak senang dan tidak bermaksud mau memberi jalan kepada Eren.

"Awas, anjing baik tidak akan menghalangi jalan"

Suya terus meliriknya dengan mata memerah, kemudian Eren mengulurkan tangannya untuk menarik Suya masuk sebelum jalan keluar.

Kedinginan Eren membuat Suya mengeratkan kedua tinjunya.

Melihat interaksi kedua orang itu, Mikasa yang sedang makan apel menyipitkan matanya.

"Suya, apa yang terjadi?"

Suya menggelengkan kepalanya, "Tidak ada apa-apa"

Mikasa mengambil teko air yang Suya pegang, tekonya kosong, masak air apaan? Kemudian Mikasa meletakkan teko itu ke atas meja dengan kuat.

"Baik, kamu tahan saja, jangan bilang! Lain kali kamu juga jangan memberi tahu aku apa pun lagi!" Setelah berkata, Mikasa naik ke atas tempat tidur dan menutupi dirinya dengan selimut, kemudian berpura-pura tidak peduli dan main ponsel.

Mikasa melihat Suya bermain dengan jarinya sendiri dan mengigit bibir bawahnya, gerakan Suya seperti ini biasanya menunjukkan dia sudah mau menyerah.

Sesuai dengan ekspektasi, detik selanjutnya, Suya sudah berdiri di samping tempat tidur.

Suya memejamkan matanya kemudian membuka lagi, kemudian menghirup sebuah nafas : "Aku sudah berhubungan dengan dia"

Tangan Mikasa bergetar dan apel di tangannya jatuh ke tempat tidur, kemudian ke lantai, Mikasa setengah berlutut di atas tempat tidur dan melihat ke Suya, "Ka.. kalian.... apa yang terjadi?"

Suya menghela sebuah nafas ringan : "Keluarga yang merancang, kami mabuk"

Mikasa menutupi mulutnya dan melihat ke Suya dengan wajah kaget, "Ini adalah pertama kali kamu?"

Suya berteriak, "Tentu saja!"

"Kalau begitu mengapa kamu terlihat begitu sedih?"

"Apa maksudmu?"

Mikasa menatap ke Suya, "Jangan pura-pura lagi, aku tahu kamu suka dia, kalian melakukan hal itu, bukannya sesuai dengan keinginan kamu? Seharusnya kamu merasa bahagia........"

Suya mengerutkan alisnya, "Awalnya aku juga berpikir seperti itu, tetapi apakah kamu tahu, binatang itu berkata di depan orang tua kami bahwa dia tidak akan tanggung jawab, dia bilang aku sendiri yang mau dan dia sendiri juga korban"

Mikasa melamun sejenak, kemudian memegang perutnya dan tertawa dengan kuat.

Suya memukul Mikasa, "Kamu masih tertawa? Mengapa kamu masih bisa tertawa, aku sudah dibereskan oleh dia....."

Berkata sampai sini, Suya melihat ke Mikasa, "Aku tahu mengapa dia begitu marah, karena kamu!"

"Aku?"

Suya mengangguk, "Dia merasa dia sudah tidak memiliki hak untuk menyukai kamu karena kami sudah berhubungan, Mikasa, mengapa kita bisa menjadi musuh cinta?"

Mikasa sibuk melambaikan tangannya, dia turun dari tempat tidur dan mengambil apel di lantai kemudian membuangnya ke tong sampah, kemudian melihat ke Suya, "Kamu jangan menarik aku masuk ke masalah ini, aku sudah memiliki suami!"

Suya menarik rambutnya sendiri dengan wajah pasrah, "Mengapa bisa ada pria seperti ini, beberapa hari ini aku sudah marah sampai mau mati!"

Sambil berkata, Suya berdiri, "Kamu lihat sikap dia tadi, seolah-olah dia yang dirugikan dan aku yang dapat untung, aku memberikan pertama kaliku kepada dia, hari itu aku sangat sakit, tetapi aku melihat dia sepertinya lumayan menikmati, bahkan....." Berkata sampai setengah, Suya menyadari Mikasa menatapnya dengan ekspresi aneh.

Wajah Suya memerah, "Mengapa kamu melihat aku dengan ekspresi seperti ini?"

Mikasa mengerutkan alisnya, "Bukannya kamu sudah mabuk? Mengapa kamu tahu dia lumayan menikmati? Bukannya seharusnya kamu tidak ingat kalau kamu mabuk?"

Setelah berkata, Mikasa mengeluarkan sebuah batuk kecil, "Kamu sengaja kan?"

Suya menoleh ke Mikasa, "Mikasa, kamu itu berpihak kepada siapa, berbicara untuk siapa?"

Mikasa tertawa dengan penasaran, "Katakan, hari itu kamu minum berapa banyak, minum alkohol apa?"

"Anggur merah, minum beberapa gelas......." Suya menjawab dengan cepat, sambil berkata, Suya menggeserkan rambutnya ke belakang telinga, penampilannya terlihat seperti wanita kecil yang malu.

"Beberapa gelas anggur merah? Orang lain tidak tahu kemampuan kamu minum alkohol, tetapi aku sangat jelas, minum 2 botol anggur merah pun kamu tidak bermasalah kan? Kalau begitu, tidak salah juga kalau aku bilang malam itu kamu tidak mabuk?" Setelah berkata, Mikasa memegang kedua bahu Suya dari belakang dan berbisik di telinganya, "Tenang saja, aku akan membantu kamu jaga rahasia, tetapi, gadis, gerakanmu benar-benar cukup cepat!"

Suya melihat ke Mikasa dengan wajah tidak mengenal, "Mikasa, aku menyadari setelah amnesia, kecerdasanmu meningkat banyak"

Mikasa tidak marah, dia menarik tangan Suya dan berkata dengan serius : "Suya, kamu adalah orang yang jelas dengan apa kemauan kamu sendiri, aku percaya kelakuan kamu kali ini bukan karena emosi sementara, kalau begitu, kamu jangan merajuk lagi dengan Eren, coba kejar dia dulu, kamu lihat aku, setelah begitu banyak tahun, akhirnya aku dapat Gary juga kan?"

Suya melihat ke Mikasa dan berkata dengan sedih : "Kondisi kita beda, Gary memiliki perasaan baik kepadamu, kamu lihat sikap Eren dengan aku, seolah-olah aku adalah musuhnya......." Setelah berkata, Suya menghela sebuah nafas.

Tiba-tiba. Mikasa teringat dengan sesuatu dan bertanya kepada Suya : "Bagaimana kalau, kamu hamil?"

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu