Cantik Terlihat Jelek - Bab 162 Saling Menyayangi

"Mana ada orang yang membuat orang senang dengan cara ini?"

Clover mendengar pria itu berbisik di telingannya : "Aku menyadari cara ini paling berguna untuk membuat kamu melupakan semua masalah yang tidak baik"

Setelah itu, tidak tahu setelah berapa lama malam menjadi lebih gelap dan Clover berbaring di pelukan Devan dengan tubuhnya yang tidak bertenaga dan sesak. Satu tangan Clover berada di pipi Devan.

"Kamu..... mau lagi?" Suara Devan serak dan berat.

Clover langsung menggelengkan kepalanya dan berkata dengan wajah takut : "Tidak mau, sangat capek!"

"Besok pagi olahraga bersamaku, staminamu ini tidak terlalu bagus......" Devan berkata dengan serius.

Clover menjilat bibirnya dan menunjukkan Devan tatapan kosong, memikirkan tubuhnya, kemudian memutar badannya dan membelakangi Devan.

Devan menarik Clover ke pelukannya dengan kuat. Dari gerakan ini, bisa dilihat tenaga Devan masih banyak!

Pemikiran ini membuat Clover mengerutkan alisnya dan tidak berdaya, perbedaan tenaga keduanya benar-benar terlalu jauh.

Besok harinya adalah hari Sabtu, meskipun Devan adalah seorang bos, sejujurnya yang dia korbankan benar-benar lebih banyak dari orang biasa, hari Sabtu dan Minggu baginya sangat berharga, Terlihat dia sedang memakai baju rapi dan teratur.

Clover menghirup nafas dan bersuara : "Aku ingin pergi melihat Gary"

Tangan Devan yang sedang mengancingkan kemejanya berhenti, dia berpikir sejenak sebelum berkata : "Baik, aku akan mengaturnya. Kamu cepat bangun"

"Kemana?"

"Aku mau pergi ke resort yang berada di sekitar sini untuk tanda tangan kontrak. Kamu pergi bersamaku"

Clover menggelengkan kepalanya. Sekarang dia masih berstatus selingkuhan. Menyuruh Clover untuk keluar masuk bersama Devan dengan terus terang, meskipun Gabriel tidak berpendapat apa-apa, Clover tidak mau orang lain melihat dia dengan tatapan aneh.

"Temani aku pergi, kamu keliling dulu di sana. Pemandangan di sana lumayan bagus, nanti malam aku temani kamu belanja. Bagaimana?" Devan merapikan bajunya dan menyipitkan matanya kepada Clover.

Belanja, dengan Devan? Clover sedikit tertarik dengan ini.

Masalah beberapa hari ini membuat Clover benar-benar pusing, pergi jalan-jalan juga bagus. Kalau tidak Clover akan gila jika dia terus berada di rumah sendirian.

…………….

Melihat pemandangan di depannya yang sepeti lukisan, Clover merasa sangat kaget.

Tempat ini, dekat dengan gunung yang tinggi, sungai dan danau kecil, batu dan hutan. Resort yang dikatakan Devan berada di antara ini.

Kalau Devan tidak membawa dia kesini, Clover benar-benar tidak menyangka di kota besar seperti Ciput terdapat surga alami seperti ini.

Resort ini sangat besar.

"Di belakang ini ada sumber mata air hangat, tunggu malam kita sehabis belanja, kita pergi ke sana untuk berendam air hangat" Devan berbisik kepada Clover, setelah mendengar kata-kata Devan, Telinga Clover memerah. Devan menyipitkan matanya, "Nona Clover, jangan katakan kepadaku kamu sedang memikirkan adegan dewasa sekarang?"

Clover melihat keramaian di belakangnya dan melirik Devan dengan kuat.

"Aku....... aku tidak ada, aku........." Clover hanya teringat, dia tidak membawa baju ganti, tidak lebih.

"Itu, aku mau keliling dulu di sekitar sini. Tunggu masalah kamu sudah selesai, kamu telepon aku saja?" Clover merasa sangat tidak nyaman dilihat oleh orang sebanyak ini. Meskipun hatinya tidak merasa gugup, tetapi status mereka ini memang ada sedikit tidak sesuai.

"Tunggu" Devan menoleh ke belakang dan Dylan memberikan dia sebuah dokumen.

"Kamu tanda tangan di atas dulu"

Alis Clover mengerut, "Tanda tangan, buat apa?"

Devan berbisik kepada Clover, "Malam ini kita mau tinggal di sini, buka kamar perlu tanda tangan"

Clover bersuara ‘oh’ dan tanda tangan di dokumen itu tanpa berpikir banyak.

"Jangan jalan terlalu jauh, tunggu agak sore aku telepon kamu"

Clover menjawab iya.

Clover baru saja pergi, Devan langsung mengeluarkan KTP Clover dari sakunya dan memberikan kepada Dylan, "Pergi urus, agak cepat urusnya"

Mengikuti keramaian, Clover berjalan ke arah dalam gunung. Selain resort, daerah sini juga merupakan tempat wisata.

Tetapi, tiket masuknya sedikit mahal dan orang yang datang tidak terlalu banyak.

Setelah berjalan beberapa saat, Clover merasa sedikit capek dan duduk di atas sebuah batu besar. kata-kata Devan tidak salah, stamina dia benar-benar tidak begitu bagus.

Clover merasa capek sampai sesak ketika dia baru berjalan beberapa puluh menit.

Clover baru saja duduk dan ingin istirahat sebentar, tetapi tidak menyangka dari tempat Clover, bisa melihat sedang ada sebuah adegan dewasa dari pasangan yang tidak cocok untuk dilihat anak-anak

Clover berdiri dengan malu dan malah terpeleset jatuh di sebuah pelukan yang hangat.

Wangi tubuh yang familiar itu membuat tangan Clover yang mau mendorong orang itu berhenti.

Pria itu berbicara di samping telinganya, "Kamu sedang berpikir apa sampai wajahmu begitu merah?"

Clover menjilat bibirnya, dia bahkan tidak ingin memberitahu diri sendiri melihat apa, menarik Devan untuk pergi dengan sangat terburu-buru.

"Aku........Aku barusan melihat dua pria, sedang........sedang berciuman" Clover menundukkan kepalanya dan berkata dengan suara kecil. Ini adalah pertama kali Clover melihat adegan seperti itu dalam kehidupan nyata.

Tentu saja Clover merasa sedikit penasaran.

Devan melingkari pinggangnya dan tertawa, "Ayo, aku bawa kamu keliling ke depan sana. Setelah itu kita pergi makan"

"Kamu sudah selesai mengurus masalahmu?"

"Iya, Akan ada yang mengurus sisanya" Melihat langah kaki Clover yang jelas menjadi lebih lambat, Devan berdiri di tempat, "Stamina kamu ini terlalu buruk"

Clover mengangguk, "Iya. Aku merasa aku sudah tua"

Melihat pria di depannya tidak menjawab, Clover tertawa, "Padahal kamu lebih tua dari aku beberapa tahun, tetapi mengapa aku merasa stamina kamu jauh lebih bagus dari aku?"

"Kamu coba lari beberapa km setiap pagi dalam 365 hari dan kamu akan merasakan stamina yang bagus tidak berhubungan dengan usia"

"Lupakan saja, hobiku selama hidup ini adalah rebahan di kasur. Tidak mau tidak mau" Clover menggelengkan kepalanya.

Melihat penampilan Clover seperti itu, Devan tidak bisa menahan dan tertawa.

Clover melihat Devan. Devan terlihat sangat tampan ketika dia tertawa, alisnya terangkat dan sudut mulut bibirnya yang tipis terangkat. Penampilan itu bisa membuat orang tidak tega berhenti melihatnya.

Clover melihat ke sekitar dan menyadari tidak ada orang.

Clover tiba-tiba melingkari leher Devan dan menjijitkan kakinya sebelum mencium bibir Devan.

Setelah itu, Devan menahan pinggang Clover ketika Clover mau mundur, "Nona Clover, kamu sedang menyalakan api"

Clover menjilat bibirnya dan merasa sedikit malu, "Aku......aku hanya mau cium saja. Tuan Devan, enak dilihat"

Setelah itu Clover mendengar pria di depannya menghirup sebuah nafas dan menghelanya. Kemudian pria itu memeluknya, "Lain kali, jangan sembarangan bertingkah di luar"

Sembarang bertingkah? Clover mengedipkan matanya, dia hanya mau cium Devan. Mana ada sembarang bertingkah? Selanjutnya, Clover merasakan perubahan yang terjadi di tubuh Devan. Matanya membesar dan menyadari semuanya.

Clover menutupi mulutnya dan tertawa.

Devan mengigit bibir bawahnya dan alisnya mengerut. Jelas, dia sedang menahan sesuatu, penampilan itu membuat Clover menelan air liurnya. Dia merasa Devan yang seperti itu malah memiliki daya tarik yang semakin besar.

"Tidak boleh melihat aku dengan tatapan seperti ini, hati-hati aku bisa menyelesaikan kamu di sini"

Devan baru saja berkata dan Clover langsung melihat ke sekitar, kemudian Devan berkata dengan serius : "Tempat ini dipenuhi dengan batu, kalau berbaring di atas akan membuat kita sangat panik"

Setelah itu, wajah Clover langsung memerah.

Pelukan Devan kepada Clover menjadi semakin erat dan dia mengelus kepala Clover, "Mengapa aku bisa mendapat wanita yang berharga seperti kamu?"

Setelah itu, mereka berdua tidak ada yang berbicara. Hanya terus memeluk satu sama lain.

Sampai......

Sebuah suara batuk yang lembut terdengar.

Clover melepaskan Devan dan berputar balik badannya melihat ke orang berjalan ke mereka. Orang itu adalah seorang wanita yang beraura sangat kuat dan luar biasa.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu