Cantik Terlihat Jelek - Bab 349 Kegelisahan

Ketika Seli selesai mandi, Mohan sudah terbaring ditempat tidur, Seli mengosok bibirnya seolah sudah mengambil keputusan, lalu menarik nafas membuka selimut dan masuk kedalamnya.

Mohan memejamkan mata, seolah sedang memikirkan sesuatu, lalu dia merasa ada orang disampingnya, dan membuka mata melihat sesuatu.

Mohan berbalik loncat turun dari tempat tidur dan mengerutkan kening berkata dengan tegas: “Seli, balik ke kamar sendiri.”

Seli menggeleng, matanya berkabut dipenuhi air mata, sambil setengah berlutut di tempat tidur, “Mohan, ku serahkan diriku padamu, aku tidak akan meminta pertanggung jawaban, ok? aku……”

“Balik ke kamarmu.”ucap Mohan dengan nada tegas, dan mata marah membara,“Seli, aku tidak bisa menyakitimu, ini terakhir kalinya kita keluar bersama, kedepannya, aku dan kamu hanya sebatas kakak adik.”

Ketika Mohan mengatakan kalimat ini, hatinya seperti tertusuk sesuatu, sakit sekali.

Karena Mohan tidak bisa memberikan kepastian pada wanita ini, jadi dia memilih untuk tidak menyakitinya.

“Tidak, Mohan, aku tidak ingin menjadi adikmu, aku tidak mau.”ucap Seli, turun dari tempat tidur lalu memeluk punggung Mohan.

“Kamu begitu polos Seli, kamu layak diperlakukan lebih baik, semasa hidup ini aku sudah mengecewakannmu, kedepannya, kalau kamu butuh sesuatu, segera katakan, aku akan berusaha yang terbaik untuk memuaskanmu, tapi, masalah perasaan antara pria dan wanita, tidak bisa kuberikan, dan tidak akan kuberikan.”

“Tapi, barusan kamu bilang tidak akan meninggalkanku?”

Hati Mohan sedih, ada kegelisahan di matanya.

Dia memejamkan mata mendorong Seli, mengambil baju dan obat yang ada dimeja, “Aku ke kamar sebelah, kamu cepat istirahat.”

“Mohan.”

Lalu yang menjawab Seli hanyalah suara tutup pintu.

Seli marah melemparkan bantal ke lantai, dia benar sangat menyesal berusaha keras, membiarkan Mia tidur dengan Mohan, awalnya dia mengira, selama dirinya bersedia melakukannya, Mohan pasti tidak akan menolaknya.

Ketika Mohan kembali ke kamar, teleponnya berdering, dia melirik sekilas nomor itu, ternyata dari ibunya: “Halo, bu.”

“Mohan, lagi dimana? Sudah jam berapa masih belum pulang, kamu ini sudah berkeluarga, harus bersikap seperti pria yang berkeluarga……”berbicara sampai ini, Nenek Mo tertegun, “Mohan, tubuhmu tidak boleh terlalu sering berhubungan, kamu……”

“Bu, aku tahu, kamu istirahat lebih awal sana!”selesai mengatakannya Mohan menutup telepon, memandang ke atas, menutup matanya, lalu memijat kepalanya.

Mendengar kata berkeluarga, Mohan langsung mengingat wanita yang ada di kamar itu, dia benar tidak tahu seorang wanita bisa begitu tidak tahu malu, melihat dirinya“Bersama”dengan wanita lain, bahkan ekspresinya juga tidak berubah, uang, harta dan kekayaan apakah benar begitu penting?

Keesokan harinya, Mia belum bangun, tapi sudah mendengar suara ketukan pintu.

Dia mengerutkan kening, bangun dan membukakan pintu.

Melihat Nenek Mo berdiri di depan pintu, dengan raut wajah kusam, semenjak mengetahui dia menikah dengan Mohan, Nenek Mo tidak pernah menunjukkan ekspresi senang padanya, dimata Nenek Mo, Mia ini wanita yang tamak, licik, dan serakah.

“Mohan kemarin malam tidak pulang lagi? Mia, kalau kamu ngotot mau menikah dengan Mohan, sudahlah aku tidak bilang apa-apa, lagian, masalahnya sudah seperti ini, keluargaku memerlukan dirimu, tapi, karena kamu sudah menikah dengannya, tidakkah kamu merasa kamu harus bersikap selayaknya seorang istri? Beberapa bulan terakhir ini, kalau Mohan tidak ada kerjaan dia akan membawa pulang wanita tidak jelas, bahkan sering tidak pulang kerumah, putraku ini sebelumnya tidak pernah seperti ini, tidakkah kamu merasa harus interopeksi diri? Kalau kamu begini terus, sekalipun keluargaku mau mempertahankan dirimu, kamu kira Mohan masih menginginkanmu?”

Mia terkejut memandang Nenek Mo, maksudnya setelah mencapai tujuan akan mencampakkan dirinya?

Tapi detik berikutnya, dia mengedipkan mata, tiba-tiba melihat ada secercah harapan, maksudnya, dia masih bisa cerai dengan Mohan? Oh ya, kenapa dia tidak pernah kepikiran masalah ini ya? Selama anak ini lahir, darah tali pusatnya pasti bisa digunakan, dan dia bisa cerai dengan Mohan, lalu mengembalikan Mohan pada Seli, nanti tiba waktunya setelah penyakit Mohan sembuh, dari sifat egois Seli pasti bersedia menerima Mohan kembali, dengan begini bukankah dia sudah bisa bebas?

Meskipun anak ini mungkin akan tumbuh besar dalam lingkungan keluarga yang tidak sempurna, tapi ini juga tidak lebih baik dari keadaannya dengan Mohan?

Dengan begini, kehidupan dia sekali lagi bisa kembali seperti semula, mengingat ini matanya berbinar seolah dia telah dilahirkan kembali.

Dia menundukkan kepala, menyembunyikan kegembiraan dimatanya, “Bu, aku akan berusaha.”

Kelemahlembutannya tidak membuat Nenek Mo senang, malah sebaliknya merasa jijik, dia merasa Mia seperti parasit yang sudah menemukan rumah, memeluk keluarga Mo seperti pohon besar, hanya tahu makan bermalas-malasan tidak melakukan apapun, lalu Nenek Mo menggelengkan kepala, berbalik pergi.

Karena sedang hamil, Kakek Mo takut mengganggu waktu istirahat Mia, hingga akhirnya memutuskan tidak memberitahukan media tentang pernikahannya dengan Mohan, dan Mia menjadi istri yang tersembunyi.

Mia sangat setuju akan hal ini, karena kedepannya dia akan pergi meninggalkan ini semua tanpa ragu, dia sama sekali tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya menyandang nama nona muda Mo.

Hanya saja, dia yang begini tidak bisa pulang kerumah orang tua, karena takut di tanya orang lain, anak yang dikandungnya anaknya siapa, ayah Mia sudah tidak lagi marah padanya, dan mengirimkan beberapa makanan khas dan buku-buku. Selama mengandung, Mia mempelajari bahasa jerman, tentu saja, semua ini dia lakukan diam-diam, dia tidak ingin keluarga Mo tahu dia ingin meninggalkan keluarga Mo.

Mia dulunya adalah seorang translator, yang bertanggung jawab menerjemahkan dokumen perusahaan asing, dia dan mantannya bertemu disini, karena dia fasih berbicara secara lisan, dan standar pengucapan yang akurat, bekerja sebagai translator selama satu tahun membuatnya memiliki prestasi kecil, awalnya Mia memiliki masa depan yang cerah, tapi semua ini tertunda karena Mohan.

Mungkin karena berat badannya naik dengan pesat, kandungannya yang baru berusia enam bulan sudah kelihatan besar, seluruh tubuhnya juga berubah montok, karena ini juga yang membuat penampilannya banyak berubah.

Semua ini membuatnya sedikit tertekan, tapi, untungnya dalam kurun waktu ini Mohan ada dirumah, hanya saja selalu pergi pagi dan pulang malam, mereka bahkan nyaris tidak bertemu.

Tapi, sudah tidak ada wanita tidak jelas datang kerumah, dan tidak sengaja mencari kesalahan satu sama lain, hanya saja, berita di media kembali ramai, kadang mengatakan dia ngedate dengan seorang artis, kadang mengatakan dia keluar masuk sebuah hotel.

Karena tidak peduli, dan karena sudah memutuskan untuk pergi, Mia tidak melihat berita.

Dia hanya ingin fokus menjaga kondisi tubuh dan perasaannya, dalam sekejap mata, kandungan Mia sudah masuk usia 8 bulan, dokter mengatakan bayi ini mengecil, dia tiba-tiba merasa bodoh, “Dokter, kenapa bisa mengecil? Aku sudah gemuk 20kg.”

Setelah beberapa bulan pemeriksaan, dokter sudah mengenalnya lalu tersenyum kecil, melirik dirinya, “Semuanya gemuk di dirimu kan?”

Mia cemberut sedih, ingin menangis tanpa air mata.

Ketika keluar dari rumah sakit, dia sengaja menurunkan topinya karena takut dikenali.

“Mia?”suara panggilan seorang wanita dari belakang.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu