Cantik Terlihat Jelek - Bab 130 Devan Di Rumah Sakit

Clover mengerutkan kening, menoleh dan memandang pintu, seperti sedang memikirkan sesuatu, jadi tidak menyadari bahwa air mendidih di tangannya tumpah ke bagian belakang tangan.

“Hati-hati!” Mohan melangkah maju dan mengambil ceret dari tangannya, lalu menarik tangannya dan pergi ke kamar mandi di sebelahnya.

Dia berdiri di belakangnya, membuka keran, dan meletakkan tangannya di bawah air yang mengalir, "Apa yang sedang kamu pikirkan? Sampai air pun tumpah ke tangan."

Clover balas tersenyum, iya, apa yang dia pikirkan? Sudah begini malam, mengetuk pintu dengan begitu sombong, selain Devan siapa lagi?

“TOK TOK TOK……” Ketukan diluar menjadi semakin keras

"Siapa, siapa? Ini bukan pintu toilet, untuk apa buru-buru?" Dengan suara kecil terdengar, sesosok kecil berlari ke pintu dan membuka pintu.

“Bocah kecil ini benar-benar sangat lucu,” Mohan mendengar keluhan Momo, tersenyum dan berkata, Clover tidak berdaya dan hanya bisa tersenyum.

Karena kamar mandi menghadap lurus ke pintu, jadi pada saat pintu terbuka, Devan langsung melihat Clover dan Mohan di kamar mandi, keduanya sebenarnya sedang berdiri menyamping, tetapi dilihat dari sudut pandang Devan, Mohan memeluk Clover dari belakang, dan pada saat itu juga, keduanya tidak tahu sedang bicara apa, dan wajah mereka penuh senyuman.

Raut wajahnya yang tampan, bibir tipis itu tertekan menjadi garis lurus, untuk waktu yang lama, dia mengangguk dan berkata: “Sherin, kamu sangat kejam!” Suara itu menyeringai, marah, dan juga putus asa

Kemudian, ketika Clover masih belum punya waktu untuk bereaksi apa pun, Devan sudah pergi.

Tanpa sadar Clover segera keluar dari pelukan Mohan, bergegas berlari ke pintu, mobil hitam itu, bagaikan anak panah, dengan kecepatan yang luar biasa hilang dari pandangannya.

Clover berkedip, kedua bahunya melemas, tampaknya menghela napas lega, tetapi sebenarnya, sakit hatinya sampai tidak berdaya.

Sebelum ini, dia tidak mau percaya, tetapi kali ini sepertinya akan percaya juga?

“Kakak sepupu, sepertinya salah paham?” Mohan tidak bodoh, jika dia tidak dapat melihat ketidakbiasaan antara keduanya sebelum ini, dia benar-benar bodoh.

Clover menggelengkan kepalanya, "Tidak apa, itunya semua sudah berlalu."

Setelah selesai, dia ingin tersenyum pada Mohan, tetapi yang muncul dari wajahnya adalah kesedihan.

Meskipun Mohan penampilannya agak berantakan dan trendy, sebenarnya dia adalah orang yang punya kecerdasan dan perasaan yang kuat, duduk dengan Clover untuk sementara waktu, dan melihat dirinya seperti kehilangan jiwanya, dia langsung mencari alasan untuk pamit.

Dia baru pergi menghilang, dibelakangnya Clover langsung terduduk di lantai.

Memeluk kepalanya, memejamkan mata, dan merasa sangat sedih.

“Clover, apakah kamu sedang memikirkan suami yang tidak setia itu?” Momo berjongkok di depannya, mulut kecilnya masih menghisap botol, dan bertanya dengan samar.

"Apa bagusnya dari dia? Tadi aku melihat kelakuan dia, dia sangat menakutkan, paman Mo siapa tadi, kurasa dia sangat baik, kupikir kamu bisa mempertimbangkannya, dia bisa menjadi papaku."

"Terus, itu……” Momo menyesap susu, berkata sebentar, lalu menyesap susunya lagi dan berbicara di telinga Clover.

Clover mengerutkan keningnya, entah kenapa dia merasa sedikit kesal, "Momo, bisakah kamu memberikanku waktu untuk diam sebentar?"

Beberapa hari kemudian, Clover tidak pernah bertemu dengan Devan lagi, dia seharusnya bahagia, karena telah sukses membuatnya marah sampai kehabisan kesabaran dan langsung pergi, tetapi entah kenapa hatinya penuh dengan kehilangan, melakukan sesuatu juga sangat tidak bersemangat.

Dylan tiba-tiba datang mencarinya.

Ketika Dylan datang, Clover sedang bernegosiasi dengan Wuli dan kontrak perusahaan lainnya, Dylan tiba-tiba masuk dan langsung menyapu semua berkas, dokumen yang ada dimeja ke lantai.

“Nona Clover, apakah hatimu itu terbuat dari batu? Apakah kamu tahu, dia demi kamu berubah menjadi seperti apa? Awalnya dia memang sering menderita insomnia, beberapa tahun ini, Karena merindukanmu, dia mengandalkan banyak obat setiap hari untuk tertidur, karena itu, perutnya akan berdarah setiap saat, di hari siang dia harus pergi bekerja, jika terus seperti ini, aku lihat dia hanya bisa menunggu mati saja, dan juga, jika kamu tidak memiliki perasaan terhadap dia, mengapa kamu harus terus-menerus muncul didepannya?”

Ketika dia selesai berbicara, dia mencibir, tenggorokannya bergulung, wajahnya masih cemberut dan mengerikan, dia memandang ke luar jendela dan sepertinya memikirkan sesuatu, setelah beberapa saat, dia berbalik dan memandang Clover dan mengambil secarik kertas dari sakunya, melempar keatas meja, "Nona Clover, jika kamu memiliki sedikit hati nurani, aku minta tolong kepadamu, tolong pergi jenguk dia!"

Selesai berbicara, dia tidak memberikan Clover kesempatan untuk berbicara, langsung berbalik dan pergi.

Pintunya dibanting dengan keras.

Clover masih belum sepenuhnya bereaksi dengan apa saja yang baru terjadi, Wuli menatap pintu, memandang Clover, tidak berbicara, hanya membungkuk untuk mengambil barang-barang di lantai, dan mengambalikannya ke posisi semula, melihat kertas di atas meja, berkata: "Presiden Clover, ini adalah alamat rumah sakit, apakah ada yang sedang dirawat di rumah sakit?"

Clover melirik, lalu melangkah maju dan mengambil selembar kertas dari Wuli.

Dia berlutut di lantai, memegangi kepalanya, sangat menyakitkan.

“Coba kamu katakan, haruskah aku pergi menjenguknya?” Dia jelas tahu bahwa Wuli tidak tahu dengan kondisi mereka, tetapi pada saat ini, dia sangat membutuhkan seseorang untuk memberinya jawaban, terkadang, dia benar-benar ingin hidup egois, terlepas dari hubungan antara dia dan Devan.

Namun, dia bisa tidak peduli dengan Gabriel, tetapi kalau Devan? Apakah Devan takut membawa dosa dan kesalahan itu untuk seumur hidup?

Memikirkan hal ini, dia terjerat, dan dilema haruskah dia pergi menjenguknya?

Jika dia pergi untuk melihatnya, apa yang dia lakukan sebelumnya, apakah itu semua akan menjadi tidak berguna?

Namun, jika dia tidak pergi, dia tidak bisa tenang.

Awalnya dia berpikir bahwa Wuli tidak akan mengatakan apa-apa, lagipula, dia adalah seorang lajang berusia tiga puluhan dan berpikir bahwa dia tidak dapat memberikan pendapat.

Tetapi tanpa diduga, Wuli membungkuk, menariknya naik dan berkata: “Pergi dan lihatlah, jika orang masih hidup, tidak ada yang tidak bisa diselesaikan, takutnya sekali dia mati, betapa besar cinta yang kamu miliki, betapa usaha yang kamu berikan itu akan menjadi tidak berguna."

Setelah berkata, dia menepuk bahu Clover dan berbalik badan keluar dari kantornya.

Clover melihat Wuli yang pergi, pandangannya menjadi lebih dalam, dan berpikir Wuli ini sepertinya orang yang mempunya kisah dalam hidupnya……

Setelah bekerja, Clover akhirnya pergi kerumah sakit, ini adalah rumah sakit China di luar negeri, Clover menghabiskan waktu lama di basemen sebelum memutuskan untuk masuk.

Kebetulan melihat seorang dokter keluar dari kamarnya, dia menyapa dokter itu, "Permisi, dokter, aku ingin bertanya, ini, bagaimana situasi dia sekarang?"

Dokter menatapnya dan melihat ke kamar pasien lagi, alisnya berkerut. "Siapa kamu?"

"Aku…… aku adalah ibu dari anaknya."

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu