Cantik Terlihat Jelek - Bab 363 Murahan

Dia segera bangun dari ranjang, pusing membuatnya bersandar di dinding, barulah memaksa dirinya berdiri tegap.

Setelah menarik napas, dia membuka pintu terlihat Seli berada di pintu dapur, melompat-lompat, Mia mengambil kain sedang mengelap tubuhnya, melihat dari kejauhan, seolah-olah Mia sedang memukulnya.

“Apa yang kamu lakukan?” Nada suaranya yang dingin.

Seli mendengar suara Mohan, mulutnya mencibir, berbalik dan menatapnya, “Mohan, aku hampir mati terbakar."

Ekspresinya yang berlebihan membuat Mia tak berdaya.

Pada saat ini, Mohan telah tiba di depan mereka berdua, melihat bubur yang tertuang di lantai, menyipitkan matanya, dan bertanya lagi: “Apa yang terjadi?”

“Aku bersiap-siap meletakkan bubur di atas meja dan membiarkannya dingin, dia tiba-tiba muncul, membuatku terkejut, jadi bubur tertuang di tubuhnya.” Suara Mia sangat lembut, tidak seperti menjelaskan, tetapi hanya mengungkapkan kenyataan.

Mohan menekan telepon yang di sebelah tempat duduk, dan memesan resepsionis menyuruh orang naik untuk membersihkan, lalu merangkul bahu Seli, “Sudah begitu dewasa, masih saja begitu ceroboh, apakah kamu terbakar?”

Nada suaranya terdengar menyalahkan, namun lebih banyak memanjakan, Mohan yang seperti begini, Mia selalu terasa asing.

Dia berbalik masuk ke dapur, mengambil semangkuk bubur, telur yang telah digoreng dan pangsit kukus, lalu membawa semuanya keluar menaruh di atas meja.

“Tuan Mo, silakan makan.” Selesai berkata, tanpa melihat mereka berdua, melepaskan celemek dan pergi meninggalkan ruangan.

Pada saat ini, dia lebih mirip seorang bawahan.

Mohan mengerutkan kening, namun Seli sangat bangga, melihat sosok punggung Mia dengan tatapan sombong.

Memutar kepala, melihat sarapan di atas meja, “Han, apakah dia memasak untukmu setiap hari?”

Mohan pergi ke kamar, mengambil kemeja dan menyerahkannya kepada Seli, “Pergi mengganti bajumu.”

Ketika Seli selesai mengganti pakaian dan keluar, Mohan telah menghabiskan separuh sarapan di atas meja, dia mengerutkan kening, “Kamu masih bilang dia tidak ingin menggodaimu, kalau tidak menggodaimu, bagaimana mungkin memasak untukmu setiap hari? Semua orang mengatakan, ingin memenangkan hati pria, harus tahu menjaga perutnya, lihatlah dirimu begitu suka dengan masakannya, bagaimana......”

“Sudahlah, jangan mengomel lagi, kamu makan tidak? Kalau tidak ingin makan, turun ke bawah untuk berkemas dan bersiap untuk kembali nanti.” Mohan menghentikan perkataan Seli, dia ingin memberitahunya, ini adalah makanan yang diminta oleh Misao, Mia sama sekali tidak berniat menggodainya, namun dia merasa begitu terlalu kekanak-kanakan.

Seli cemberut, “Han, kamu memarahiku untuknya!”

Mohan menjepit sebiji pangsit dan memasukkan ke mulutnya, “Sudahlah, di dalam mataku, dia bagaikan seorang pengasuh, apakah kamu yakin ingin cemburu dengan seorang pengasuh? Buka mulutmu dan rasain?”

Ketika Mia tiba di pintu kamar, dia menemukan bahwa kartu kamarnya ada di kamar Mohan dan dia lupa mengambilnya, baru saja tiba di luar pintu, langsung terdengar kata-kata ini, pintu tidak tertutup rapat, jadi dia juga dapat melihat dalam ruangan dengan jelas, Seli mengenakan kemeja Mohan, dan Mohan menjepit pangsit dan menyuapinya.

Dia berdiri di pintu, menarik napas, dan tersenyum dingin, pengasuh? Benarkah?

Mia, kamu adalah orang gila, baru akan merasa sakit hati pada seorang pria yang memperlakukanmu sebagai pengasuh.

“Kakak ipar, mengapa kamu tidak masuk?” Tiba-tiba terdengar suara Misao kemudian pintu didorong terbuka.

Mia tertegun, kemudian masuk ke dalam ruangan dengan wajah yang terlihat buruk, mengambil kartu kamar yang diletakkan di meja dapur, berbalik dan pergi keluar, dia bahkan mengabaikan Misao yang ingin menyapa dengannya.

“Apa yang terjadi? Apakah aku salah berkata? Dia terlihat sangat marah.” Misao menunjuk ke arah kepergian Mia.

Wajah Mohan tanpa ekspresi, tetapi alisnya berturut-turut bergerak beberapa kali, dan Seli berwajah bangga, “Biarkan saja, untuk apa peduli dengan seorang pengasuh?”

Kedua pria mengerutkan kening ketika mendengar perkataan ini.

Mia kembali ke kamar, semakin berpikir dia semakin marah, meskipun Mohan tidak menyukainya, namun tak terduga dia benar-benar memperlakukannya sebagai pengasuh, ini jelas merupakan penghinaan, memikirkan dirinya yang begitu bodoh malah mengasihaninya, meskipun pada awalnya dia memiliki tujuan, namun akhirnya, dia benar-benar rela untuknya, dia selalu berpikir meskipun tidak dapat menjadi suami istri, dia tetap sebagai ayahnya Morena, meskipun tanpa cinta, bukankah masih bisa memiliki kasih sayang?

Karena ini, Mia juga memutuskan untuk tidak pergi bersama mereka, dia merasa menjijikkan ketika melihat pria dan wanita itu, meskipun dalam penerbangan yang sama, namun dia berada di kelas ekonomi, mereka berada di kelas pertama, tidak terlihat dan tidak akan bertemu.

Sebelum pergi, dia mengirim pesan ke Misao, memberitahunya bahwa dia pergi duluan.

Mohan turun ke bawah, hingga menyalakan mobil, masih tidak terlihat sosok Mia, dia tak tertahan dan bertanya, “Di mana Mia?”

Misao membuka pesan teks dalam ponsel, dan menyerahkannya kepada Mohan, “Dia mengatakan, kalau pengasuh pergi bersama Tuan rumah, dia khawatir akan mempermalukanmu, jadi dia pergi duluan.”

Mohan melihat ke luar jendela, tidak berbicara, dan alisnya berkerut.

Ketika tiba di rumah, sudah sekitar pukul sepuluh malam, pergi ke kamar Morena dan melihatnya, pengasuh melihatnya kembali dan mengatakan padanya dengan gembira bahwa gadis kecil sangat gampang dijaga, tidak menangis dan tidak ribut.

Namun, Mia membungkukkan tubuhnya dan menyentuh ujung hidungnya dengan lembut, “Begitu tidak melengket orang, nanti besar jangan kejam seperti ayahmu.”

Selesai berkata, dia merasa ekspresi pengasuh agak aneh, memutar kepaa langsung terlihat Mohan yang berdiri di pintu, tiba-tiba terasa agak malu, dia menyangka dia tidak akan kembali malam ini?

Pria menatapnya dengan tatapan mendalam, kemudian masuk tanpa mengatakan apapun, ketika dia memandang ke arah Morena, tatapannya sangat lembut.

Mia merasa udara di ruangan agak tertekan, jadi dia mundur keluar dan memasuki kamarnya.

Karena perjalanan bisnis kali ini telah selesai, perusahaan memberi Mia cuti tiga hari.

Mia ingin membawa Morena kembali ke rumahnya, dan Nyonya Mo tidak mengatakan apapun.

Mengetahui bahwa dia akan kembali, ibunya menyiapkan banyak makanan untuknya, dan mengganti shift dengan rekan kerjanya, tanpa terduga Mira juga kembali ketika dia baru tiba di rumah.

Ketika melihatnya, Mira meliriknya dan tidak berkata, dia masih mengeluh Mia tidak memberitahunya tentang hal yang begitu besar.

“Mira, apakah masa magangmu telah selesai?”

Mira menggendong Morena dari tangannya dan melihatnya, “Dimana kakak ipar yang legendaris itu? Tidak datang bersamamu?”

Mia agak malu, “Dia, sibuk bekerja.”

“Sibuk bekerja? Kakak, apakah dia sibuk bermesraan dengan wanita lain? Aku benar-benar tidak mengerti mengapa kamu begitu mata duitan, menikah dengan seorang pria yang hanya memiliki uang, dan tidak berguna, apakah kamu benar-benar merasa bahagia?”

“Sebenarnya, dia tidak seburuk yang kamu katakan, dia.....”

“Sudahlah, aku tidak berhak untuk ikut campur dalam hidupmu.” Hubungan Mira dengannya sangat baik sejak kecil, Mia tahu dia benar-benar mengkhawatirkan dirinya, makanya begitu marah.

Melangkah maju, dia menarik lengannya, “Mira......”

“Kamu tidak perlu mempedulikannya, dia akan baik-baik saja dalam beberapa hari.” Ibunya keluar dari dapur, “Mia, ayolah kamu bantu kupaskan bawang putih dan bawang merah ini.”

Melihat begitu banyak bawang putih dan bawang merah di lantai, Mia mengerutkan kening, “Bu, apakah kamu menyiapkan ini untuk makan selama sebulan?”

Ibu menaikkan sudut bibirnya, sepertinya ingin mengatakan sesuatu namun berhenti.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu