Cantik Terlihat Jelek - Bab 437 Mahar Mewah

“Bu……”Mia menarik lengan baju ibunya, saat ini dia tidak tega melihat Mohan malu.

“Ehem.”ayah Mia berdeham sebentar, dan Mia mengerti maksud dari peringatan ini.

“Nenek dan adik-adik dirumah semuanya sangat menyukai Mia, mungkin ibuku memiliki sedikit kesalahpahaman padanya, tapi ayah ibu kalian tenang saja, sebelum kesalahpahaman mereka terselesaikan, aku akan tinggal sendiri dengan Mia, sebelum ibuku bisa menerima Mia, aku juga akan mencoba sebaik mungkin untuk menghindari konflik mereka, aku juga akan berusaha membujuk ibuku, memberitahunya bahwa pilihanku tidak buruk.”

Kalimat ini menjadikan diri Mohan sebagai anak yang tidak berbakti pada orang tua, tapi juga meringankan kekhawatiran orang tua Mia dan memuji Mia.

Ekspresi ayah Mia sedikit mereda dan melirik ibunya.

Ibu Mia segera berkata: “Jika begitu kita pertimbangkan.”

Mia berkata “Ahh”, anak kita sudah bisa bermain mahjong, masih mau dipertimbangkan?

Mohan bangkit dan berkata dengan serius: “Jika begitu aku tidak akan mengganggu ayah dan ibu, aku kembali ke perusahaan dulu.”

Mia juga bangkit, “Tidak tinggal makan dulu?”

Setelah itu, Mia memandang ayahnya dengan khawatir, tapi ayahnya mengalihkan pandangan menatap keluar, tindakannya ini membuat Mia mengerutkan kening memandang Mohan dengan canggung.

“Masih ada banyak kerjaan diperusahaan, aku pergi dulu.”

Setelah itu, dia membungkuk dan mencium wajah Rena, “Rena, hari ini ayah ada bawakan hadiah untukmu, nanti pergi mencarinya ya.”

Rena adalah anak kecil yang menyukai hadiah, begitu mendengar kata hadiah, kedua matanya berbinar, dia merangkul leher Mohan berkata “Hat-hati”, lalu mencium wajah Mohan.

Mia mengantar Mohan sampai ke depan pintu dan berbisik: “Hati-hati dijalan.”

Mohan dari samping menggunakan jarinya menunjuk pintu yang ada belakang dan mengangkat dagu Mia.

Mia menggigit bibir kanan bawahnya, mengerutkan bibirnya, dan mengedipkan mata.

Setelah pintu ditutup, ekspresinya kembali normal.

“Bu, apakah aku bisa membukanya?”

“Kamu tanya kakek, ini semua pemberian ayah untuk kakek dan nenek.”

Rena mengerutkan kening, “Kenapa?”

“Karena……”

Mia yang belum selesai menjawabnya, Rena sudah masuk dalam dekapan kakek, “Kakek, apakah ayah melakukan kesalahan, sehingga membeli barang ini untuk membuatmu senang?”

Ayah Mia sangat menyayangi Rena, dua kata “Memanjakan Cucu”bisa mendeskripsikan hubungan mereka, ayah Mia yang barusan berwajah serius, tiba-tiba tersenyum sumringah.

Dia sengaja berkata dengan marah, “Pergi dan bukalah.”

Setelah kotak hadiah ini dibuka, ayah Mia tidak bisa tersenyum.

Karena, terlalu mahal.

Tradisi mahar kota A, membutuhkan 18 macam benda, yang artinya berterima kasih kepada orang tua pihak wanita karena telah membesarkan pengantin wanita, untuk keluarga yang sederhana, biasanya hanya ada kacang, kue dan ikan, untuk keluarga yang lebih berada, akan menambah mahar uang dan pakaian.

Tapi, 18 macam barang pemberian Mohan, benar-benar termasuk benda-benda yang ada dilangit, benda-benda yang ada di darat, bahkan yang ada didalam air, serta segala macam barang langka, segala macam suplemen dan pakaian semuanya dari brand terkenal dunia, dan ada juga emas batangan, uang tunai, kartu ATM, giok, emas, setumpuk akta rumah dan sebagainya.

Kali ini Mohan memindahkan semua barang miliknya kemari. Tidak usah bahas akta rumah, dari hal yang kecil juga tidak sulit melihat Mohan sangat menunjukkan niatnya, misalnya di giok dan emas semuanya terukir nama Mia, misalnya baju, semua dipilih berdasarkan usia dan kesukaan orang tuanya.

Kemewahan ini membuat ayahnya yang selalu acuh tak acuh pada uang, tidak bisa tidak peduli.

Mia tahu bukan karena ayahnya mata duitan, melainkan ayahnya merasa Mohan benar-benar tulus.

Itu artinya, putri mereka sangat penting bagi keluarga Mohan.

“Mu, semua makanan ini kita simpan, untuk aset dan lainnya, suruh Mia kembalikan, ini terlalu mahal, aku yang melihatnya juga panik.”

Ayah Mia meliriknya, “Mia, katakan sesuatu.”

Sebenarnya Mia sangat ingin memberitahu orang tuanya, dari sudut pandangnya, semua akta rumah ini tidaklah berarti apa-apa, semua makanan yang dibilang ibu ini, harganya pasti lebih dari puluh juta dollar, barang-barang langka itu yang tampak tidak berharga tapi semuanya berharga, Almas caviar, truffle putih Alba Italia, vanilla, matsutake, dll. Jelas lebih bernilai berkali lipat dari emas dan perak.

Dia menarik nafas dalam-dalam, “Yah, bu, kalian terima saja, Mohan kekurangan segalanya, hanya tidak kekurangan uang.”Mia ingin meminta orang tuanya menerima ini semua dengan alami.

Siapa sangka, ayah Mia melemparkan buku yang ada ditangannya ke meja, dengan ekspresi kusam, “Lihat apa yang kamu katakan? Ucapan apa ini? Kita ini menikahkan anak perempuan, bukan menjualnya, terlebih jika menerima ini semua, kami pakai apa sebagai mas kawinmu? Kedepannya, jika tinggal di keluarga Mo, apakah kamu masih bisa mengangkatkan kepalamu?”

Kalimat ayahnya, membuat mata Mia memanas.

Mungkin pemikiran anak muda masih terlalu sederhana dan tidak begitu rumit, tapi pemikiran orang tua yang sudah memiliki pengalaman hidup berbeda, hal pertama yang mereka pikirkan bukan berapa banyak uang, melainkan bagaimana putri mereka akan diperlakukan orang lain.

Rena menemukan mainan yang disebut Mohan, sebuah gaun princes yang mewah, mahkota bertahtakan berlian, dan berbagai aksesoris lainnya, Mia tahu berlian yang ada dalam aksesoris adalah asli, dia maju dan memberikan penjelasan pada Rena, dan Rena cukup kooperatif memberikan semua hadiah yang ada ditangannya ke Mia.

Seperti yang dikatakan orang tuanya, Mia mengumpulkan semuanya menjadi satu, lalu menyimpan kotak hadiah merah.

Mia diam-diam menyimpan “Makanan” yang dianggap tidak berharga oleh orang tuanya.

Sisanya, dia kemas bersama dalam tas kain besar, beserta akta rumah itu.

“Ayah ibu, ini semua akan kukembalikan padanya.”

Mia melihat ayahnya menghela nafas lega.

“Kamu antar dan kembalikan itu semua, itu terlalu mahal, aku tidak bisa bernafas jika taruh dirumah.”ucap ayahnya bangkit berjalan ke dapur, “Nanti siang suruh dia datang makan bersama.”

Mia memandang punggung ayah, jika bukan karena mengetahui ayahnya akan menolak semua barang ini, dia akan mulai curiga pada ayahnya yang mata duitan.

Tapi Mia tahu dengan jelas, ayahnya hanya ingin dia hidup bahagia tidak dipermalukan itu saja.

“Cepat kembalikan ini.”desak ibunya, ikut pergi ke dapur, “Rena sini datang membantu nenek memilih sayur.”

Mia tiba-tiba merasa seolah-olah dia bisa melihat langit celah, tapi begitu berbalik dia merasa ada yang tidak beres.

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu