Cantik Terlihat Jelek - Bab 472 Berpikir Terlalu Banyak

"Oh? apa kerjaannya?" Nada suara pria itu datar tidak terdengar marah atau senang.

"Industri IT." Dia menggunakan nama Altius dengan cara tercela.

sangat sedikit orang dari jenis kelamin yang berbeda bisa berteman sampai bertahun tahun, apalagi sama-sama cocok.

Bima mengangguk, menatapnya sejenak, dan berdiri

“Melihatmu seperti ini, akalmu cukup sehat. Seharusnya tidak ada masalah. Maka aku akan pergi dulu dan aku yang membayar semuanya."

Setelah itu, ia mengeluarkan dompetnya dari sakunya dan meletakkan setumpuk uang di tasnya di meja samping tempat tidur,

"Ini, kamu ambil, sebagai kompensasi untuk perusahaan kita."

Melihat bayangan dan perbincangan itu, air mata Weni turun.

Dia mencubit pahanya dengan keras.

Tersenyum untuk menahan tangis.

setelah sekian lama, apa dirinya terlalu banyak berpikir? Apa dia pikir pria itu peduli padanya?

Setelah Bima Pergi, Vema menelepon,

"Bukankah Rambo binatang yang membully Mimi ? Aku tahu aku seharusnya tidak berbicara manis dengan Bima dan menyuruhnya membantu ..." Di tengah percakapan, Vema menyadari bahwa dia telah keceplosan dan tidak melanjutkan kata-katanya.

Setelah terdiam beberapa saat, dia berkata dengan Weni, "jangan beri tahu Mimi. aku juga ingin membantunya dan membuat mereka menjadi suami istri yang memiliki kehidupan yang baik-baik saja. Bagaimana aku bisa tahu bahwa bajingan ini punya akal cerdik dan berani menipu ... "

Weni menarik napas dan entah bagaimana hatinya serasa tertusuk. Kehidupan orang lain tampak seperti puisi, sangat indah.

Tetapi faktanya? Dalam kehidupan nyata, tampaknya setiap keluarga pernah memiliki masalah yang sulit.

" Itu jelas urusan orang lain, jadi jangan ikut campur terlebih dahulu, mari kita lihat bagaimana dia menyelesaikannya sendiri terlebih dahulu.

Setelah apa yang terjadi pagi ini, dia juga mengerti bahwa tidak ada yang bisa mengendalikan kehidupan orang lain, dan tidak ada yang bisa membuat keputusan untuknya.

Vema mendengus dingin.

"Bagaimana dengan bulan madu? Apakah kamu senang?" Weni berbicara.

Sesaat hening sejenak, dan Vema mulai menjawabnya, tetapi apa yang dijawabnya malah keluhan dengan desahan nafas panjang.

"Weni, kamu selanjutnya jangan menikah untuk kedua kalinya."

Begitu dia mengatakan ini, Weni tahu bahwa ada sesuatu yang sudah salah, dan nadanya sedih.

"Kenapa?"

"Apakah kamu pernah melihat pasangan berbulan madu dengan membawa anak-anak dari mantan istrinya?"

"Apa? Bagaimana kamu bisa membawa anak itu?"

Setelah kembali, satu demi satu masalah datang, jadi Weni tidak pernah bertanya bulan madu Vema.

Vema merasa iba dan akhirnya menangis keras, suasana hatinya selalu tersentuh, ketika ia sedih akan mudah menangis, dan ketika senang akan mudah tertawa.

Tetapi Weni selalu merasa bahwa tangisannya tidak sama dengan sebelumnya.

"Kamu tahu sifatku. Aku selalu melakukan apa yang aku mau. Dan tidak menghiraukannya sama sekali. Kamu tau? Anak itu baru berusia 12 tahun, dan sudah sangat banyak akal. Ketika ayahnya ada, dia baik padaku. Begitu ayahnya pergi, dia menentangku ... kamu pernah mengatakan bahwa masa depanku sudah di depan mata. Tapi apa yang harus ku lakukan? "

Elias, nama lengkap, Elias Pical, dulunya adalah seorang gangster, tetapi saat ini, ia menjadi orang nomor satu yang menjalankan beberapa perusahaan keamanan besar.

Hitam dan putih yang pria itu alami, akan memberikan banyak pengalaman pada dirinya.

Menjadi manusia yang lebih bermoral.

Vema adalah generasi orang kaya kedua. Dia juga membawa aura nona muda kaya yang menawan dan sombong di tubuhnya. Namun, Vema juga sangat baik. Saat kuliah di Universitas, Vema tidak malu dan tidak takut dihina jika Vema tinggal dan bergaul bersama orang-orang kalangan bawah.

Ia sudah bertekad dari kecil sampai dewasa nanti, dan ia ingin menikah dengan bos besar gangster.

Suatu hari, Vema mengundang beberapa dari mereka untuk merayakan ulang tahunnya di tempat outdoor.

Pada saat itu, Vema sedang mabuk berat, tiba-tiba ada seorang pria tidak dikenal mendekat dan Vema menampar pipinya dengan keras.

Disisi lain, beberapa pria yang lainnya menariknya.

Kemudian, Elias keluar untuk menolong Vema.

Pada saat itu, Vema merasa Elias sangat perhatian kepada dirinya.

Perhatian yang diberikan Elias membuat Vema jatuh cinta dengan Elias pada pandangan pertama, mulai dari semester kedua.

Mengetahui bahwa ternyata pria itu sudah menikah, dia tetap mencintainya tapi diatidak akan jadi orang ketiga, ia memilih memendam perasaannya dan mempunyai cinta rahasia.

Baru setelah Elias dan istrinya bercerai karena perselisihan yang begitu hebat, akhirnya dia mengaku kepada Elias bahwa ia mencintainya.

Perceraian keduanya dan perselisihan antara suami istri itu, telah ditunggu-tunggu Vema selama bertahun-tahun.

Ketika dia menikah, mereka semua terlihat bahagia bagi Vema. Merasa bahwa dia sudah membuka awan melihat bulan.

Tapi...

"Sebelum menikah, anak itu tidak seperti itu, dan dia cukup baik. Jadi, Elias berkata untuk membawanya bersama, Bukankah aku mencoba membuatnya terkesan? Aku setuju atas keputusannya. Tapi dia ... Dia tidur satu kamar dengan kami. Apakah ini yang dimaksud bulan madu suami istri? "

Dia menangis, dan mengeluh sesekali dengan Weni.

"usia 12 Tahun, adalah masa nakalnya anak-anak. Setelah ia dewasa, kamu akan baik-baik saja. Bukannya kedepan akan hidup dengan ibunya ?"

Weni tahu bahwa ketika bercerai, wanita bisa meminta hak asuh atas anak, tetapi anak dapat memilih siapa yang akan tinggal bersama.

"Tapi dia bilang dia ingin tinggal bersama ayahnya!" Berbicara tentang ini, Vema bahkan menangis lebih kencang.

Tampaknya karena terlalu lama tertekan.

Weni menghela nafas dan membuka mulutnya, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara untuk menghiburnya. Mulutnya tidak banyak bicara untuk menghibur, dan ia juga tidak berdaya.

"Ini agak merepotkan, dan kita tidak bisa berbicara dengan Elias!"

"Ya, Elias tidak mungkin memikirkan seperti itu. Bagaimana bisa sedangkan dia selalu memujiku ketika melihat putrinya bahagia denganku? Hu......"

Vema, yang saat ini gelisah, menangis tersedu dan sangat sedih. Weni berpikir bahwa dia sangat sedih.

"Karena kamu tidak bahagia, mari kita akhiri bulan madu ini lebih cepat. Kalau tidak bisa, biarkan aku bicara dengan Elias untukmu?"

"Jangan jangan jangan, karena ada kamu sekarang, aku sudah di luar negeri selama beberapa tahun. Senang bisa berbicara bahasa Mandarin, meneleponmu untuk ngobrol. Mari lupakan saja!"

Mengetahui karakternya, dia adalah orang yang berbicara tanpa disimpan dalam hati, jadi Weni memutuskan untuk tidak begitu peduli padanya.

Dia bangkit dari tempat tidur, baru saja bangun dari tempat tidur, ia merasa sedikit pusing, dia secara refleks pergi untuk membereskan tempat tidur, secara tidak sengaja ponselnya jatuh ke lantai.

"Halo, Weni, apa yang kamu lakukan? Oke, oke, kamu sibuk dulu. Sudah pulang, nanti telepon lagi."

Ketika Weni mengambil ponselnya, Vema sudah menutup telepon.

Dia meninggalkan rumah sakit dan pulang.

Ketika dia sampai di rumah, hari sudah siang. Mungkin karena dia kehilangan banyak darah. Dia menjadi pusing.

Pergi ke dapur dan mengambil mie instan. Masukkan panci, dan nyalakan kompor.

Dia bersender di meja, memejamkan mata, dan meringkuk.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu