Cantik Terlihat Jelek - Bab 124 Latar Belakang Keluarga Clover

Perilaku mereka berdua mengagetkan tamu-tamu undangan yang ada di sana, tentu saja juga termasuk dengan Devan.

"Yuta, apa yang sebenarnya kamu lakukan?" Clover ingin melepaskan tangannya, tetapi dia menggenggamnya dengan sangat erat.

Suara-suara yang membicarakan mereka di belakangnya semakin lama semakin besar, hal ini membuat Clover merasa sakit kepala.

Hari ini adalah hari pernikahan Yuta, dia malah berbuat tidak jelas seperti ini dengannya, apa yang akan dipikirkan oleh Amy nanti?

"Yuta, kamu kasih tahu aku dulu, apa yang sebenarnya terjadi? Apa terjadi sesuatu?" dia hampir menangis karena panik.

Yuta melihat orang-orang di belakang yang sedang melihat kemari, akhirnya dia menghentikan langkahnya dengan tidak berdaya lalu berkata dengan lirih di dekat telinga Clover : "Kakekmu datang mencarimu Clover."

Siapa? Kakek? Clover seketika tidak bisa bereaksi apapun, kakek, ini adalah kata yang tidak pernah muncul di dalam kehidupannya selama 20 tahun lebih.

Dia bahkan sudah lupa kalau di dunia ini masih ada keberadaan seseorang yang dinamakan kakek.

Kakek, yang berarti adalah papa dari mamanya, tidak salah kan? Tetapi mamanya sudah meninggal, selain itu di dalam ingatannya, mamanya tidak pernah mengungkit soal orang tuanya, tidak pernah sekalipun.

Terlebih lagi, dia sedang berada di luar negeri, dari mana tiba-tiba muncul seseorang yang dipanggil kakek ini?

Dia juga sangat penasaran, orang seperti apa yang bisa membuat seseorang seperti Yuta menjadi panik seperti ini?

Setelah itu, dia tidak memberontak lagi, dia mempercepat langkahnya dan mengikuti Yuta masuk ke dalam.

Di luar lobi, beberapa orang yang mengenakan baju hitam berdiri membentuk 2 baris, saat mereka melihat Yuta dan dia datang kemari, mereka serempak membungkukkan badannya, beberapa orang di belakang yang ingin ikut melihat dihadang oleh mereka di luar.

Saat mereka masuk ke dalam aula, Ayah Amy membelakangi mereka, dia terlihat sedikit membungkukkan badannya, di depannya ada seorang kakek yang berjanggut putih yang sedang duduk, janggut kakek itu cukup panjang, rambutnya sudah memutih, dia sedang menutup matanya dan mendengarkan Ayah Amy membicarakan sesuatu.

"Pa, Clover sudah datang kemari." Yuta berkata, Ayah Amy membalikkan tubuhnya dan menatap Clover sambil tersenyum yang terlihat sedikit menakutkan.

"Clover, kemari, cepat kemari, kamu lihat, itu siapa?" Ayah Amy dan dia hanya pernah bertemu beberapa kali, tidak bisa dibilang kenal dekat, selain itu dia adalah seseorang yang lebih tua, biasanya meskipun mereka bertemu, itu hanyalah sapaan sebagai sopan santun saja, jadi saat ini dia tiba-tiba bersikap begitu akrab dengannya, hanya ada satu alasan, yaitu orang tua yang dipanggil kakeknya itu.

Dia benar-benar penasaran, kakeknya ini sebenarnya adalah orang yang seperti apa, sehingga bisa membuat Ayah Amy begitu hormat kepadanya.

Melihat dia tidak bergerak, Yuta yang ada di sampingnya mendorongnya sedikit, Clover menundukkan kepalanya dan berkata dengan tenang : "Maaf, aku tidak mengenal anda."

Apa yang dia katakan adalah kenyataan.

Tetapi kakek itu malah membuka matanya dengan tiba-tiba dan menatap Clover, dia berdiri dengan dibantu tongkatnya dan berjalan ke arah Clover, "Gadis kecil, apakah kamu adalah putri Lina?"

Herlina Rusmani adalah nama mamanya, Lina, sepertinya itu adalah nama panggilan mamanya.

Dia menganggukkan kepalanya, tidak berkata apapun.

"Apakah dia mendidikmu seperti ini? Melihat orang yang lebih tua darimu, kenapa tidak sopan seperti ini?" kakek itu kelihatannya sudah tua, tetapi saat berbicara, suaranya malah terdengar dalam dan bertenaga, dia terlihat lebih berwibawa dibandingkan dengan Devan.

Tetapi dia tidak merasa takut sama sekali, malah sebaliknya, dia lebih merasa marah kepada orang tua yang dipanggil kakek ini.

Awalnya dia mengira kalau mamanya tidak mempunyai keluarga lagi, karena saat dia sakit sampai seperti itu, tetap tidak ada satu orangpun yang datang menjenguknya.

Tetapi dia tidak menyangka ternyata ada, terlebih dia adalah keluarga dekat.

"Saat mamaku sakit sampai akhirnya meninggal, tidak ada satu orang keluargapun yang datang melihatnya, jadi aku selalu mengira setelah mamaku meninggal, aku adalah yatim piatu, dari mana tiba-tiba muncul seorang kakek?" dia menjawabnya dengan santai.

Dia mendengar beberapa suara tarikan nafas di sampingnya.

Kakek Clover menatap gadis di depannya, di matanya awalnya terlihat rasa sakit, setelah itu terlihat rasa kagum.

Hanya saja, suaranya malah terdengar dingin, "Bawa dia pergi."

Saat dia baru selesai berkata seperti itu, muncul beberapa orang di samping Clover.

Saat ini barulah Clover mendongak dan menatap orang tua itu, matanya terlihat bingung, "Apa yang anda inginkan?"

Yuta juga panik, "Tuan Rusmani, jika ada yang mau dibicarakan, lebih baik dibicarakan di sini, anda adalah kakek Clover, dia belum dewasa, harap anda memakluminya."

Clover dapat mendengar kalau suara Yuta tanpa diduga terdengar sedikit bergetar.

"Nenekmu ingin berjumpa denganmu, selain itu, gadis kecil itu sekarang ini seharusnya sudah sampai di sana, lebih baik kamu pergi ke sana."

Gadis kecil? Clover terkejut, "Apa yang anda lakukan kepada Momo?"

Suaranya terdengar seperti sedang menginterogasi, membuat kakek Clover merasa sedikit tidak senang, sudah berapa lama tidak ada orang yang berani berbicara seperti ini dengannya?

Dia berbalik dan menempatkan kedua tangannya di balik punggung lalu berjalan keluar.

Beberapa orang berbaju hitam itu juga berbalik dan berdiri di samping Clover, seperti sedang menunjukkan, kalau kamu tidak pergi, maka mereka akan memaksa dia untuk pergi.

Momo ada di sana, jadi meskipun itu adalah gua singa, Clover juga pasti akan pergi, jadi dia berbalik dan melihat Yuta serta tersenyum kepadanya, "Tidak apa-apa, hari ini kamu adalah seorang mempelai lelaki, jangan mengerutkan keningmu, oh iya, masalah perusahaan tolong bantu aku mengurusnya sebentar, aku akan segera kembali."

Melihat pesawat pribadi yang mewah di depannya dan di depan pintu masuk pesawat berjajar dua baris orang-orang yang memakai baju hitam lagi, membuat Clover bergetar dan dia merasakan bagaimana rasanya menjadi orang penting seperti Devan dan Yuta.

Clover mengkhawatirkan Momo, dia merasa kalau waktu berlalu dengan sangat lambat, jadi dia juga merasa kalau pesawatnya terbang dengan sangat lama, akhirnya pesawatnya mendarat di suatu tempat yang mirip seperti istana zaman dulu.

Setelah turun dari pesawat, ada sekelompok wanita yang menggunakan baju yang seperti pakaian zaman dulu berkerumun di sekitar seorang nenek yang anggun yang sedang berjalan ke arahnya, pemandangan ini membuat Clover dalam seketika merasa kalau dia kembali ke masa lalu, telapak tangannya tanpa sadar sedikit berkeringat.

Saat dia mengalihkan tatapannya ke bawah, dia melihat tangan nenek itu menggandeng seorang anak kecil, jika itu bukan Momo, maka siapa lagi?

"Mama, mama sudah datang?" Momo berlari dengan sangat cepat dan masuk ke dalam pelukan Clover.

Clover segera berjongkok dan memeriksa seluruh tubuh Momo "Momo, apakah kamu tidak apa-apa? Kenapa kamu ke sini seorang diri? Kenapa kamu tidak bilang dulu sama mama?"

Karena Momo dimarahi oleh Clover, dia mendongak dan memandang kakek Clover, "Kakek buyut, bukankah kakek bilang padaku kalau kakek sudah memberitahu mamaku?" dia mengerutkan alis dan mengerucutkan bibirnya yang kecil.

Kakek Clover berdeham, "Bukannya ini sudah dijemput buat ketemu kamu?"

"Anakku, kamu sudah menderita selama ini." suara yang bergetar tetapi lembut terdengar dari atas kepalanya.

Clover mendongak, tidak sama seperti kakek Clover yang terlihat serius, begitu melihat nenek ini, dia bisa langsung merasa kalau dia adalah orang yang sangat ramah dan baik hati, pada saat ini kedua matanya dipenuhi dengan air mata, meskipun wajahnya dipenuhi dengan keriput, tetapi masih bisa terlihat kecantikannya pada saat muda dulu.

Orang ini, jika dia tidak salah tebak seharusnya adalah neneknya bukan? Karena mama mirip dengannya, dia juga mirip dengannya.

Dia tanpa sadar memandangnya cukup lama, hanya saja, kenapa baru menemukan dirinya sekarang? Mama sudah meninggal.

"Jika kalian mau mencari kami, kenapa tidak waktu mama masih hidup?" Setelah berpikir, akhirnya dia tetap memutuskan untuk bertanya.

Nenek yang ada di depannya maju beberapa langkah dan menggenggam tangannya, "Clover, kami juga sangat ingin, tetapi dunia ini begitu besar, sedangkan mamamu bersikeras untuk bersembunyi, kami tidak tahu mau mencari ke mana, jika bukan karena liontin yang ada di tangan Momo, takutnya kami bahkan tidak bisa menemukanmu."

Liontin?

"Mama, lihat ini." Di telapak tangan Momo ada 1 benang merah, di ujung benangnya diikatkan sebuah liontin yang berbentuk diamond, liontin itu terbuat dari perak, bagian luarnya berlubang, bagian tengahnya ada sebuah batu yang berwarna merah, itu adalah peninggalan mamanya.

Wajah Clover terlihat sedih, dia mengambilnya, "Momo, dari mana kamu mengambilnya?"

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu