Cantik Terlihat Jelek - Bab 54 Kasih Sayang Pria Dingin

Bab 54 Kasih Sayang Pria Dingin

Devan tidak bisa menahan dan tertawa, "Sherin, apa yang sedang kamu pikirkan?"

Kemudian, Devan mengelus rambut Sherin dengan wajah penuh kasih sayang.

Di dalam kamar hotel,

Devan mengambil baju yang dia minta Dylan pesan dan melemparkan baju itu ke sofa yang berada di depan Sherin, "Cepat pergi ganti baju"

Sherin yang sedang mengeringkan rambutnya merasakan kehangatan di dalam hatinya ketika dia mendengarkan kata kata Devan. Ternyata Devan membawa Sherin ke hotel agar Sherin bisa mengeringkan rambutnya dan ganti baju. Pria dingin ini benar benar mengejutkan ketika dia menjadi perhatian.

Baju yang Devan menyuruh orang belikan adalah sweater hitam, jaket putih yang tidak memiliki kerah dan legging hitam. Melihat bahan pakaiannya, Sherin bisa memastikan harga pakaian ini bukanlah harga yang dia sanggup membelinya.

Devan dan Dylan yang sedang membahas sesuatu melihat ke arah Sherin secara bersamaan setelah Sherin mengganti bajunya. Rambut Sherin yang hampir kering di sisirkan ke satu sisi, riasan di wajahnya juga terhapus sedikit karena hujan tadi. Garis kaku pada wajah Sherin terlihat lembut pada saat itu. Ditambah pakaian yang dikenakannya, Sherin terlihat sangat murni dan terpesona.

"Wanita ini benar benar makin dilihat makin cantik" Dylan mengagumkannya.

Devan menghalangi penglihatan Dylan dengan sebuah dokumen dan berkata, "Kamu tunggu kita di tempat parkir saja"

Dylan mengerti kata kata Devan dan mengambil dokumen tersebut. Dia menunjukkan tinjunya ke Devan dan berpikir, Kamu sudah melarang orang lain untuk melihat wanita itu ketika wanita itu bahkan belum menjadi milikmu?

"Keringkan rambutmu dan turun ke bawah. Aku akan mengantar kamu ke kantor" Devan memaksakan dirinya untuk tidak melihat ke Sherin

Sherin mengangguk dan berkata, "Aku akan mengembalikan baju ini kepadamu setelah aku menyucinya"

Devan melirik ke Sherin dengan dingin, "Jika kamu tidak mau baju itu, buang saja"

"Kalau begitu kamu tidak perlu mengantar aku ke kantor. Aku bisa pergi sendiri" Orang orang akan berkata apa lagi jika Sherin diantar Devan ke kantor dengan memakai baju yang berbeda dengan tadi?

Devan tahu apa yang sedang Sherin pikirkan, dia mengambil jasnya yang terletak di sofa dan memaikanya, "Aku hanya mengantar kamu sampai tempat di samping gedung Simba"

Saat Sherin mau turun dari mobil, Devan menarik lengannya dan berkata, "Tidak boleh mengunci pintu malam ini. Aku akan pergi tidur bersamamu"

Sherin menoleh ke Devan dengan mata membesar, kemudian melihat ke Dylan yang berada di depan. Dia menghirup sebuah nafas yang panjang dan berkata, "Devan, apakah kamu ingin membuat aku tidak bisa menikah selamanya? Atau kamu ingin aku dilempar telur pada saat aku keluar?"

"Apa maksudmu?"

"Aku adalah seorang wanita yang belum menikah. Kamu adalah seorang pria yang memiliki tunangan. Apakah masih ada yang berani menikah denganku setelah mendengar kamu tidur bersamaku?"

"Aku tidak melakukan apa pun kepadamu."

Sherin merasa pria ini tidak bisa diajak untuk berkomunikasi. Orang lain tidak akan percaya walaupun memang tidak ada apa apa yang terjadi. Bahkan pada pagi hari ini, pemilik rumah sudah bertanya kepada Sherin pagi tadi, apakah Sherin sudah memiliki pacar. Pemilik rumah mendengar ada yang mengetuk pintu kamar Sherin pada saat tengah malam.

"Devan, kamu bisa memilih semua wanita di daerah Ciput untuk menjadi selingkuhanmu dan aku menjamin mereka pasti akan mengatakan mau tanpa syarat. Mengapa di antara sebanyak orang ini kamu harus mencari aku?" Sherin berkata sambil mengikat rambutnya.

"Ternyata kamu sadar juga. Makanya hargai aku"

Sherin menghembus sebuah nafas dan melihat ke Devan dengan pandangan seolah olah Devan adalah orang bodoh, "Apakah kamu benar benar tidak mengerti kata kataku atau kamu pura pura tidak mengerti? Aku tidak menyukai pria milik wanita lain. Aku tidak ingin merebut satu pria dengan wanita lain. Bolehkah kamu tidak mengangguku lagi?" Sherin langsung turun dari mobil setelah dia berbicara.

Ada garis hitam besar yang muncul di dahi Dylan. Wanita ini benar benar berani, dia bahkan menolak Devan sebanyak dua kali.

Devan melihat ke bayangan belakang Sherin yang semakin menjauh. Ekspresi gelap di wajahnya berubah menjadi sebuah senyuman kecil, "Berarti maksud dia adalah dia akan menerima aku jika aku tidak dimiliki wanita lain?"

Mata Dylan gemetar, mengapa dia tidak tahu pengertian Devan begitu berbeda dengannya?

Namun, pandangan Dylan terhadap Sherin benar benar berubah. Semua wanita akan bergegas mendekati Devan setelah Devan mengedipkan matanya kepada mereka. Tetapi Sherin malah menolak Devan setelah Devan begitu berusaha untuk mendekatinya.

"Segera beli rumah yang Sherin sewa atas nama Sherin. Berapa pun harganya" Devan memerintah.

Dylan menggelengkan kepalanya, dia tidak pernah mengira Devan yang dingin juga akan menggunakan uang untuk menarik perhatian orang yang dia cintai ketika dia jatuh cinta.

Hanya saja, Bagaimana untuk menarik perhatian wanita seperti Sherin menggunakan uang? Dylan mengerutkan alisnya....

Tetapi, Dylan juga jelas mengerti Devan pada saat ini tidak akan mendengarkan kata katanya.

Ketika Sherin sampai di kantor, dia mengeringkan pakaiannya yang basah di kamar mandi dan mengganti kembali pakaian tersebut. Dia tidak tahu bagaimana untuk menjelaskannya jika orang lain melihat dia memakai pakaian mahal yang dibelikan Devan.

Sherin tidak lembur hari ini, dia juga tidak memiliki kerjaan lain pada malam hari. Karena Yuta dan Devan, Sherin tidak makan banyak pada siang hari jadi dia pergi ke supermarket untuk membeli sedikit lauk dan barang kebutuhan sehari hari.

Saat pulang ke rumah, langit masih sedikit terang. Sherin melihat mobil hitam yang parkir di depan gang rumahnya setelah turun dari bus. Hatinya menjadi kacau lagi. Sherin tidak pernah berpikir Devan yang memiliki harga diri dan kesombongan yang begitu tinggi bisa terus mengejarnya walaupun Sherin sudah menolaknya beberapa kali. Sherin bahkan sudah mengatakan kata kata yang begitu kejam pada siang tadi dan Devan tetap datang ke rumahnya lagi. Sherin tidak tahu dia harus bagaimana menghadapi Devan. Berjalan melewati mobilnya, Sherin mengabaikan bayangan hitam yang berada di dalam mobil dan berjalan memasuki gang.

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu