Cantik Terlihat Jelek - Bab 161 Kebenaran

"Wajah Gary sangat mirip dengan wajah ayah Gabriel waktu muda, kita bisa mulai cari tahu dari sana" Keluar dari desa, Devan memberikan saran.

Clover malah melihat Devan, "Pria tua itu berkata ayahmu tahu apa tadi?"

Devan mengerutkan alisnya, dia memegang pipi Clover dan menjelaskan denagn sabar, "Aku merasa yang dia tahu tidak banyak. Tetapi, pasti ada sedikit. Kemarin di sana aku pernah memaksanya, dia tidak mau bicara"

Mendengar itu, bahu Clover turun ke bawah, merasa sedikit tidak bertenaga.

Yang Clover benar-benar tidak bisa terima adalah ibunya pernah di perkosa.

Clover merasa tidak bisa terima kalau dia dilahirkan karena pemerkosaan.

"Jangan pikir terlalu banyak, aku merasa apa yang dikatakan wanita tua itu bukan yang sebenarnya. Apakah kamu tidak mendengar nada suaranya pada akhir kata juga terdengar seperti sedang menebak? Seperti yang kamu bilang, ibumu begitu membanggakan dirinya, apa kamu rasa dia mau berfoto dengan seorang pemerkosa? Kamu jangan lupa, Gary mirip dengan pria itu, ini memperjelas apa yang dikatakan wanita tua itu bukanlah faktanya。“

Setelah mendengar penjelasan Devan, Clover juga menyadari itu.

Benar, personalitas ibu yang seperti itu tidak mungkin masih mau melahirkan mereka kalau hal seperti itu benar-benar terjadi.

"Kalau tidak, aku kirimkan foto itu kepada paman? Biar paman tanya kakek dan nenekku apakah pria itu adalah tentara?"

Devan menggelengkan kepalanya, "Jangan tanya dulu, kita pastikan dulu tentang Gary sebelum kasih tahu mereka. Kakek dan Nenekmu sudah berusia tua, kita jangan kagetkan mereka. Kalau nanti kita benar-benar tidak bisa mencari tahu apa-apa, baru kita kasih tahu mereka"

Clover merasa apa yang dikatakan Devan juga benar.

Setelah itu Clover pun tidak berpikir mau menghubungi pamannya lagi.

Tetapi, Clover merasa agak lega. Setidaknya kelahiran dia bukan karena pemerkosaan.

Berpikir tentang kehidupan ibu, Clover tiba-tiba merasa hatinya sangat sakit.

"Apakah kamu tahu mengapa desa mereka begitu kaya? dan mengapa mereka begitu bangga terhadap dirinya?" Melihat Clover yang suasana hatinya sangat buruk, Devan mulai menggeserkan perhatian Clover.

Clover menggelengkan kepalanya dan bertanya dengan nada tidak bersemangat : "Mengapa?"

Devan berdiri di tempat dan jari panjangnya melingkari di udara sebelum berkata : "Tanah ini dan semua rumah di desa ini di bangun oleh ibumu. Dia yang membayarnya"

Clover kaget, "Ibuku? Tidak mungkin, kalau ibu begitu kaya. Aku tidak mungkin demi mau mencari uang pergi melahirkan Simon" Setelah itu, Clover menghela sebuah nafas dengan suara kecil.

Clover mengangkat kepalanya dan menatap Devan, "Devan, kamu tahu apa saja? Bolehkah kamu memberi tahu aku semua? Peninggalan ibuku yang kamu bilang tadi, apa maksud itu?"

Nada suara Clover jelas ada sedikit frustrasi. Devan tahu begitu banyak tetapi dia malah tidak memberi tahu Clover.

Devan berputar balik badannya dan mengulurkan kedua lengannya yang panjang. Sambil melingkari pinggang Clover, alis Devan mengerut : "Cloverku juga begitu imut ketika dia marah?" Setelah itu, Devan mencubit pinggang Clover dengan lembut dan memberikan sebuah ciuman di bibirnya.

Clover melepaskan tangan Devan, "Devan, aku sedang berbicara dengan serius denganmu"

Melihat Clover benar-benar sudah marah, dia mengangguk : "Sebenarnya aku tidak tahu apa-apa juga, Conan Liam memberi tahu aku tentang ini sebelum kamu datang ke sini"

Dia memegang pinggang Clover dan menyuruh dia untuk berjalan ke arah tempat mobilnya diparkir, "Dia beri tahu aku, rumah yang ditinggali keluarga Simba itu sebenarnya di beli oleh ibumu karena nenekmu diam-diam memberikan dia uang ketika dia meninggallkan pulau Kabut. Setelah itu, tidak tahu karena apa, ibumu pergi dan rumah itu menjadi milik keluarga Simba!"

Devan berhenti beberapa saat sebelum berlanjut, "Yang diusir bersama ibumu masih ada ayah Gabriel. Selain itu, ibumu dan ayah Gabriel pergi ke daerah Seroja bersama. Ayahku yang membantu Ayah Gabriel pulang ke daerah Ciput setelah Gabriel menyelamatkan aku. Conan tidak mau mengatakan di tengah-tengah itu terjadi apa saja. Aku juga benar-benar tidak tahu. Tetapi, rumah yang ditinggali keluarga Simba itu sepertinya masih milik ibumu, aku juga hanya sekedar mengetes pria tua itu tadi"

Di jalan pulang, Clover hanya menyandar di tubuh Devan dan tidak berkata apa pun. Dia sedang mencerna masalah-masalah yang terjadi tadi.

Suasana di dalam mobil sangat tertekan.

Dylan di suruh berada di dalam mobil saja oleh Devan. Jadi dia juga tidak tahu apa yang terjadi. Melihat ekspresi Clover yang tidak bagus, dia juga tidak berani bertanya.

Setelah sampai rumah, langit sudah hitam. Clover yang sedang bersuasana hati buruk pun melupakan perjanjian dengan Mohan tadi. Setelah mandi sebentar, Clover langsung berbaring di tempat tidur.

Clover merasa ada sesuatu di tempat tidurnya. Detik selanjutnya, dia ditarik ke dalam sebuah pelukan yang hangat.

Tubuh Clover terasa tegang. Dia tidak berkata apa-apa dan terus diam.

Setelah beberapa saat, Devan berdiri, Clover menarik tangannya dan bertanya, "Kamu mau kemana?"

Devan menatap ke tangannya yang ditahan oleh Clover. Dia melepaskan pegangan Clover dan mencubit pipi Clover dengan kasih sayang. "Aku menyuruh orang masak tadi, aku akan membawa makanannya datang sekarang" Setelah itu, Devan berjalan keluar.

Ketika Devan masuk lagi, posisi Clover tetap sama dengan tadi. Devan meletakkan nampan dan duduk di samping Clover.

Dua lauk dan satu sup yang sederhana itu adalah makanan kesukaan Clover.

Clover sebenarnya tidak begitu lapar, tetapi Devan terus mengawasinya dan dia tidak mau membuat Devan risau. Jadi Clover tetap mengambil sumpit dan mulai makan. Setelah itu, Clover melihat kepada Devan : "Kamu.... kamu tidak makan juga pada siang dan malam tadi?"

Tatapan Devan yang menatap Clover mendalam, dia mengelus kepala Clover dan menundukkan kepalanya, "Clover, masalah ini semuanya tidak berhubungan dengan kamu. Apakah kita boleh jangan pikirkan tentang itu lagi?"

Setelah itu, Devan memegang tangan Clover yang berada di atas selimut dan mengelusnya. Kehangatan di tangan Devan pun masuk ke dalam hati Clover.

Clover meletakkan sumpit dan mangkok yang dipegangnnya ke lemari yang berada di samping tempat tidur. Dia mengulurkan tangannya dan melingkari pinggang Devan, alisnya agak mengerut, "Devan, Apakah kamu akan tetap menyukaiku tidak peduli mengapa aku dilahirkan dan siapa ayahku?"

"Tentu saja!"

Tatapan Clover bergerak, "Apakah kamu sudah tahu semua ini dari awal? Makanya kamu tidak setuju aku pergi cari mereka?" Pada saat itu, Clover baru mengerti mengapa Devan bisa berkata seperti itu kepadanya pada siang tadi. Yang lucu adalah Clover malah salah paham dengan maksudnya.

Devan tidak menjawabnya. Dia hanya memberikan Devan sebuah ciuman di mulut.

"Conan tidak berharap kamu tahu hal ini. Dia bilang, ibumu tidak pernah memberi tahu dia siapa ayahmu dalam waktu bertahun-tahun ini"

Kepala Clover menunduk ke bawah dan dia tidak berkata apa-apa lagi.

Karena itu, suasana sunyi di dalam kamar membuat orang merasa tertekan.

Devan mengulurkan tangannya dan mengelus kepala Clover. Setelah sangat lama, dia memegang pipi Clover dan mengangkat kepala Clover agar mereka bisa saling menatap. Kedua mata Devan berisi dengan keseriusan, "Clover, lupakan semua ini. Yang aku pedulikan hanya kamu adalah Clover!" Nada suara Devan menjadi agak berat. Setelah berkata, Devan menatap Clover dengan erat, "Jangan buat aku bilang kata-kata yang sama untuk kedua kali!"

Clover ingin berkata, tetapi Devan tiba-tiba berdiri dan mulai membuka bajunya.

Clover mengosok matanya dan memastikan dirinya tidak salah melihat. Sampai Devan menekan tubuhnya, darah panas Clover naik ke kepalanya.

"Kamu sedang apa?"

"membuatmu senang!"

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu