Cantik Terlihat Jelek - Bab 300 Pergi Menemui Simpanan

Namun, ketika dia melihat ke bawah dan melihat penampilan Suya yang seperti orang mati dan tidak bergerak, dia marah, merasa jijik, bangkit, lalu menarik selimut dan melemparkannya langsung ke Suya.

"Terlalu kotor, bikin aku mual!" Bahasa yang buruk meluap dari mulut Eren.

Selimut itu menutupi wajah Suya dan kulit tubuhnya yang terbuka, Dia menghela napas lega walau hatinya terluka lagi.

Dia tetap tak bergerak sampai dia mendengar suara pintu ditutup dan perlahan menunjukkan wajahnya yang putih, penuh air mata.

Dia telah menjadi orang yang kuat sejak kecil, Dalam hidupnya, selain orang tuanya, satu-satunya yang dia bisa ajak kompromi adalah Eren dan Mikasa.

Setelah beberapa saat, dia sudah lebih tenang, bangkit perlahan, mengambil baju tidur lain dari lemari dan mengenakannya, Pada saat ini, dia mendengar suara ribut di luar.

Karena ingin tahu, lalu berjalan ke pintu dan membukanya sedikit.

"Ini sudah tengah malam, bukannya tidur dirumah, malah mau keluar, mau kemana kamu?" Suara ayah Eren terdengar serius namun pelan.

"Ini baru jam sembilan, bukan tengah malam " Suara Eren,terdengar santai, tetapi juga bercampur dengan ketidakpuasan.

"Kembalilah ke tempat tidur dan jangan keluar."

"Kamu jangan suka campuri urusanku, aku bukan anak kecil lagi, apakah aku harus bertanya padamu kalau aku mau keluar?"

"Apakah kamu ingin pergi ke wanita jalang itu? Aku bilang ya, wanita yang sekarang dikamar kamu adalah menantu keluarga kita, Sebaiknya kamu menimbang dulu sebelum melakukan sesuatu."

Wanita itu berarti dirinya sendiri, Suya tahu, kalau wanita jalang itu ... mungkin wanita yang tadi siang? Walaupun dia tidak terlalu jelas, tetapi pikirannya seperti cermin, kira-kira tahu maksudnya, Adapun arti menimbang, itu mungkin maksudnya untuk keluarga Su.

Dia mengaitkan bibirnya dan tersenyum dingin, Dia mencibir tanpa daya, Suya harus mengandalkan kekuatan nama keluarganya untuk menjaga agar suaminya tidak pergi.

Ketika pintu ditutup, dia kembali ke tempat tidur, menutupi badannya dengan selimut dan menutup matanya, Dia sangat marah, Kenapa dia masih merasa begitu tertekan?

Setelah beberapa saat, Suya merasa ada yang tidur di sebelahnya, tetapi dia tidak merasa senang.

Mikasa dengan lembut menggerakkan lengan Gary ke samping tubuhnya, bolak balik dan tidak bisa tidur.

Karena tidak bisa tidur, dia bangkit, tetapi lengannya ditarik.

Menengok ke belakang, Gary mengerutkan kening, Dia menjelaskan, "Aku khawatir dengan Suya, Aku ingin pergi mencari Suya!" aku menelepon dia tadi tapi dia sudah matikan teleponnya, Dia benar-benar tidak nyaman dengan semua kejadian di siang hari tadi.

Gary bangkit dan memeluk Mikasa dari belakang, "Istriku, mereka sudah menjadi suami istri, Ada beberapa hal yang tidak bisa kamu bantu sebagai orang luar, Selain itu, dengan latar belakang keluarga Su, apa yang bisa dilakukan Eren padanya?"

Mikasa mengerutkan kening, Tentu saja, dia tidak khawatir tentang perlakuan Eren terhadap Suya, tetapi khawatir tentang kehamilannya, Kalau ... pikir-pikir, tetapi dia tidak bisa menjelaskannya kepada Gary, jadi dia harus mencoba menceritakan kejadian tadi siang kepada Gary dan mencari alasan untuk pergi mencari Suya.

"Gary, aku ingin memberitahumu sesuatu."

Gary meraih tangannya dan ada kilatan di matanya, "Apakah kamu setuju kita..."

Mikasa mengerutkan kening, menarik tangannya dan memukul dada Gary, Aku mau ngomong serius, kamu pikir apa?

"Istriku, ini juga sangat serius." Setiap hari dia hanya bisa melihat tapi tidak bisa makan, Gary hanya ingin menarik keluar dokter itu dan memukulinya.

Katanya setengah tahun, Ini baru berapa lama dan dia sudah merasa benar-benar pulih? Sebaliknya, Mikasa selalu menekankan bahwa dia harus mematuhi nasihat dokter.

Melihat wajah Mikasa menunduk, Gary harus mengalah, "Baiklah, kamu bilang aja, aku akan mendengarkan."

Setelah mendengarkan cerita Mikasa, Gary menyeka bibirnya dan memandang Mikasa. "Setelah ini, kamu jangan sering bersamanya, Ini apa-apaan coba?"

Mikasa mengerutkan kening dan menatap Gary,"aku hanya ingin lihat apa kamu juga khawatir dengan Suya?" Mikasa mengangkat selimut, bangkit dari tempat tidur.

"Kamu mau pergi kemana?"

"Aku akan mencari Suya, Aku khawatir padanya."

"Istriku..."

"Kamu tidur dulu." Selanjutnya, dia mengambil baju tidurnya dan bergegas keluar tanpa menoleh.

Gary menggelengkan kepalanya dan bangun dari tempat tidur juga, Mikasa melihatnya keluar, "Kamu pergi tidur saja, Bagaimanapun, ini masih pagi, Aku pergi menemuinya, Jika tidak ada apa-apa, aku akan segera kembali."

Gary mendekat, meraih pinggangnya, "Kamu pergi sendiri, aku khawatir, Ayo, aku akan membawamu ke sana."

Mikasa menurut, menjinjit dan mencium Gary,"Terima kasih, suamiku."

Meskipun dia dulu waktu buka usaha foodcourt sering kesana kemari di tengah malam, tapi karena sekarang ada Gary, dia juga tidak ingin bersikeras dan memaksa.

Mereka tinggal tidak terlalu jauh dari tempat Suya dan cukup berkendara selama 20 menit sudah sampai. Pada saat tiba, Mikasa ingin membunyikan bel pintu, tetapi Gary menariknya kembali, "Telepon saja, sudah larut malam, Nanti keluarga Eren bertanya apa yang mau kamu lakukan, Bagaimana kamu menjelaskan itu?"

"Dia mematikan telepon." Kalau tidak, ngapain aku datang?

"Telepon Eren."

Mikasa kaget, "Telepon dia? bukannya ..."

"Bilang saja kita ada janjian makan malam dengannya."

"Emang bisa?"

"Cepat telepon."

Ketika Eren melihat panggilan telepon dari Mikasa, dia membeku dan ketika terhubung, "Ada apa?" Nada suaranya jelas tidak terlalu enak didengar.

Mikasa menjawab, "Itu, Suya mana?"

Eren menatap Suya, yang tidak bergerak dan menyamping darinya, "Ada apa cari dia?"

"Eren, aku punya janji dengan Suya mau makan malam bersama, tapi dia mematikan teleponnya, Aku khawatir dengannya, Sekarang, kita sudah di lantai bawah di rumahmu, bisakah kamu membiarkannya menjawab telepon?" Setelah itu, dia berteriak di telepon, "Suya, aku Mikasa, Apakah kamu di sana?"

Suya sebenarnya tidak tidur, Dia hanya tidak ingin mendengar Eren menelepon dengan siapa, Tiba-tiba, dia mendengar suara Mikasa, Dia segera duduk dan mengambil ponsel dari tangan Eren, "Halo, Mikasa."

Mikasa senang mendengar suara Suya, "Suya, mengapa ponselmu mati? Bukankah kita sudah membuat janji untuk makan malam bersama?

Suya kaget dan kemudian berkata, "Mati? Oh, mungkin tidak ada baterai lagi, Di mana kamu?

"Aku di lantai bawah rumahmu, kamu cepatlah turun."

Suya hanya menjawab "oh"saja, melempar ponsel kearah Eren, bangun dari tempat tidur, ganti baju.

"Kamu mau menyelinap keluar dan berkencan dengan pria tadi siang, kan?"

"Ha-ha, bukankah kamu tadi juga ingin menyelinap keluar dan berkencan dengan simpananmu? Ayo, mari kita pergi bersama-sama, Alis dan matanya tersenyum, dan menatap pria itu, Melihat ekspresi itu membuat Eren mengepalkan tangannya dengan erat.

Eren menarik napas dan bangkit dari tempat tidur, "Oke, kamu mau bermain seperti itu?" Ya, kalau begitu, nanti kamu jangan menangis dan memohon padaku. "

Setelah itu, dia meraih pakaian di sofa dan keluar.

Mikasa melihat Eren keluar, ketika mau menyapa dia, Eren hanya meliriknya, berjalan ke mobilnya, menghidupkan mesin, menginjak gas, menghilang.

Ketika Suya keluar, Mikasa mengangkat dagunya Suya. "Apakah kamu barusan bertengkar? Panas sekali."

Melihat kearah pintu masuk jalan, Suya tampak kaku dan berkata, "Dia pergi mencari simpanannya."

"Apa? kamu tahu tapi membiarkannya pergi?

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu