Cantik Terlihat Jelek - Bab 538 Kalian, Sudah Tinggal Bersama ?

Mei Yi masuk dari luar, tangannya sedang memegang sebuah dokumen.

“Hi, Tutu, mengganggu kalian makan ya ? Ada masalah penting yang mau cari paman mudamu.”

Hutu mendirikan badan, tersenyum kepada Mei Yi, “Apa kabar nenek.”

Siku tangan Mei Yi yang sedang bertahan di atas meja menjadi bengkok, dia mengerutkan alisnya, dan menatap Hutu, “Anak muda, selanjutnya jangan panggil nenek lagi ya, boleh ? Kamu memanggil seperti ini, aku merasa diriku jadi tua.”

Selesai bicara, dia meluruskan badannya dengan gerakan yang berlebihan, dan menutupi wajahnya, “Rasanya semakin keriput juga.”

Hutu mengelus dahinya sendiri dengan polos, dia menatap ke arah Raven, “Jadi, paman muda, bagaimana aku menyapanya ?”

Dia melihat Raven menarik sudut bibirnya menjadi sebuah lengkungan yang bagus, di bawah cahaya lampu, sangat enak di lihat.

Raven menggenggam pulpen hitam dengan jarinya yang panjang, sedang bercoret-coret di atas dokumen. tidak mengangkat kepalanya dan berkata, “Dia tidak mau dipanggil nenek, kamu panggil bibi kecil saja, bukan kamu yang rugi.”

Memanggil dia bibi kecil ? Jadi...Jadi... Dia dan Raven......

Hati Hutu yang masih bocah menjadi semangat lagi.

Menyapa lagi dengan nada yang manis, “Bibi kecil.”

Mei Yi meliriknya lagi, tersenyum segan, meminta dia duduk kembali, “Anak muda, tidak perhitungan ini juga, kalau kamu tidak mau, aku juga tidak masalah.”

Pada saat ini, Raven menutup dokumen di tangannya, dan memberikan kepada Mei Yi, “Mau makan bersama ?”

Mei Yi dengan cepat menggeleng kepalanya, “Lauk ini, aku sudah bosan.”

Selesai berbicara, dia menatap Hutu, “Tutu, selanjutnya kalau sudah kuliah di Universitas T, sering-sering makan di sini, koki di sini semuanya yang paling unggul sedunia.”

Hutu merasa canggung seketika, jangankan harga makanan di tempat ini sangat tinggi, hanya pesan tempat saja sudah sangat susah, bukan tempat yang bisa dikunjungi sesuka hatinya juga kan ?

“Aku tidak sanggup makan di sini.” Dia tersenyum.

Mei Yi terbengong sejenak, menatap ke arah Raven, “Kamu tidak kasih tahu Tutu, kalau kamu pemilik tempat ini ?”

Kamu pemilik ? Kamu pemilik !

Hutu langsung terbengong kaku......

Dia menatap Raven, ekspresi wajahnya tidak berubah, hanya membuka mulut dengan nada santai, “Kalau mau makan, datang saja.”

Selesai berbicara, dia mengeluarkan sebuah kartu platinum dan memberikan kepada Hutu, “Simpan ini.”

Ekspresi Hutu sangat menarik, paman mudanya ini bukan hanya sekedar sempurna, ini......

Dia tiba-tiba menyadari sebuah kenyataan yang menyedihkan, dirinya memang terlalu berani berkhayalan, pria seperti ini, bukan seseorang yang bisa didapatkan olehnya.

Meskipun tidak ada batasan hubungan paman dan keponakan, mereka juga tidak mungkin bisa bersama, bagaimanapun, orang yang unggul dan sempurna sepertinya, dia tidak pantas bersamanya.

Hanya saja, dia kepikiran, seandainya pada suatu hari, ada wanita lain yang bersamanya, hidup bersamanya, pacaran dengannya, melahirkan anaknya.....

Hatinya terasa sangat sesak, hampir gila karena cemburu.

Semua hal ini, masih hanya pemikirannya saja.

Namun, apa dayanya juga ?

Raven telah mencapai usia yang cocok berkeluarga, tetapi dirinya baru saja beranjak dewasa.

Raven sudah sukses, dan dirinya tidak memiliki apapun.

Raven begitu sempurna, namun dirinya tidak ada kelebihan apapun.

Dalam pandangan Raven, dirinya hanya sebagai seorang keponakan, seorang anak kecil, namun dirinya selain Raven, tidak bisa melihat lelaki lainnya lagi.

Rasa kegagalan menyerbu padanya, dia baru menyadari bahwa, betapa beraninya dia, bahkan berharap yang berlebihan dari lelaki ini.

Dalam hatinya juga mulai mengerti, bukan hanya dibatasi oleh persaudaraan saja antara dia dan Raven, mereka bagaikan telah dibatasi oleh laut yang tidak akan bisa dilangkahi.

“Terima kasih, paman muda.” Dia menarik nafas, menerima kartu platinum itu dengan kedua tangannya, namun tangannya sedikit gemetaran.

Raven mengira bahwa anak ini hanya terlalu semangat, dengan jarangnya dia tersenyum lembut, menambahkan sayur di piring Hutu, “Sudahlah, cepat makan.”

Hutu tidak dapat merasakan seberapa enaknya makanan hari ini, meskipun dia telah mencicipinya.

“paman muda, kamu rencananya mau nikah di umur berapa ?” Pada perjalanan pulang, Hutu ragu dengan waktu yang lama, akhirnya tetap membuka mulutnya.

Raven memutar mobilnya, dan membawa sampai ke perjalanan yang lurus, baru menjawab pertanyaannya, “Saat bertemu dengan orang yang cocok, otomatis akan nikah.”

Hutu melihat satu sisi wajahnya, begitu menonjol dan berbentuk, pada seketika membuat dia melamun menatapnya, setelah itu, dia memberanikan diri dan bertanya lagi.

“Jadi paman muda, kalau kamu bertemu dengan orang yang cocok, boleh kasih tahu aku dulu ?”

Setidaknya, membuat dia ada sedikit persiapan.

“Buat apa anak kecil tahu yang ini ?”

Anak kecil, anak kecil, bukannya dia hanya lebih kecil lima tahun saja dibandingkan dengan Raven ? Hutu berbisik di dalam hatinya, “Aku juga boleh bantu memberikan saran.”

Pada lampu merah, mobil berhenti, Raven menoleh kepalanya, melirik sekilas, akhirnya menjawab “Iya” dengan suara yang kecil.

Setelah mereka sampai di depan rumah, pintunya terbuka, Hutu membungkuk badannya, mengangkat kopernya sendiri, ketika dia masih belum sempat mengangkat kepalanya, langsung terdengar suara lembut seorang wanita yang menghampirinya,

“ Raven, kamu sudah pulang ya.”

Kantung plastik yang berada di tangan Hutu, terjatuh begitu saja, pada hadapannya, Kane Vulton sedang berdiri dengan mengenakan celemek, seluruh tubuh Hutu langsung menjadi kaku.

Reaksi Raven sangat tenang dan santai, dia mengangkat kembali kantung plastik yang terjatuh di lantai, lalu menarik koper Hutu, dan masuk ke dalam rumahnya.

Hutu merasa hatinya sedikit sakit, dia sedikit menggigit bibirnya, lalu melepaskannya dan berkata :”paman muda, kamu......kamu sama Kak Kane...... kalian berdua, kalian sudah tinggal bersama ?”

Suaranya sangat gemetar.

Dia masih belum mulai kan ? Dia juga masih belum bertumbuh dewasa kan ?

Ini......

Kane Vulton tersenyum terbahak-bahak, berjalan ke depan dan mengambilkan sendal untuk Hutu, “Anak muda sekarang, pemikirannya lebih dewasa dari kami, aku ke sini karena ada acara konferensi akademik, karena tidak terbiasa tinggal di hotel, makanya menumpang di rumah paman mudamu.

Dia sambil menjawab, sambil melepaskan tas yang menggantung di bahu Hutu, “Kenapa masih terbengong, masuklah, paman mudamu bilang, malam ini, kamu sedikit makannya, aku sudah masak mie, kamu makanlah ya.”

Pada saat ini, Raven telah menarik kopernya, dan masuk ke dalam.

Melihat tingkah laku mereka berdua, Hutu hanya merasakan kecemburuan.

Sebelumnya pada pertengahan jalan, dia melihat Raven sedang membalas pesan seseorang, dia masih mengira apakah tentang pekerjaan ? Rupanya sedang mengobrol dengan Kane Vulton.

“Terima kasih Kak Kane.” Dia menutupi isi hatinya, dan masuk ke dalam rumah.

“Nanti malam, kamu tidur di kamar ini, selimutnya sudah ganti baru.”

Raven langsung menarik kopernya ke dalam kamar tamu yang berada di samping kamar utama.

“Jadi Kak Kane bagaimana ? Dia, tidur bersamamu ?” Di lantai bawah hanya ada dua kamar saja, dia juga mengetahuinya.

Kata-kata yang berada di dalam hati, tetap saja dilontarkan dengan begitu saja.

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu