Cantik Terlihat Jelek - Bab 34 Rahasia

Bab 34 Rahasia

“Sherin?” Andrew bersuara dengan terkejut. Sherin menggigit bibirnya dengan frustrasi, sampai ke sini pun bisa ketemu orang yang dia kenal? Apakah ini takdir atau memang Tuhan mempermainkannya? Sherin memaksa dirinya untuk melihat ke Andrew dan kali ini, Andrew telah berdandan dengan serius berbanding dengan kemarin pada saat pesta tunangan Devan.

Sherin memaksa sebuah senyuman dan memanggilnya “Andrew….”

Sherin sadar bagaimana pun identitas dirinya berubah, dirinya dan Andrew akan selalu dipisahkan oleh celah yang tidak dapat dilintasi selamanya. 

Andrew menarik Sherin dan berjalan sampai ujung koridor: "Mengapa kamu tiba-tiba meninggalkan keluarga Devan? Bukankah kamu bilang bahwa Simon adalah...."

Sherin langsung menutup mulut Andrew sebelum dia sempat selesai berbicara. Kelembutan ujung jari Sherin membuat jantung Andrew berdetak dengan cepat . Andrew memegang tangan Sherin dan berkata : “Sherin, apakah kamu sangat membenci aku? Kamu tidak pernah mengangkat telponku dan membalas pesanku”

Sherin menarik kembali tangannya dan pura pura memegang kepalanya sendiri, kemudian membuat jarak antara dirinya dan Andrew dengan mundur dua langkah. “Andrew, Aku sudah kasih tahu sejak dulu. Kita tidak mungkin bisa bersama. Kamu membuat aku merasa terbeban…"

Wajah Andrew berubah setelah mendengar kata-kata Sherin: "Beban? Sherin, yang aku suka adalah kamu dan aku tidak peduli tentang hal-hal lain. Apa yang membuat kamu merasa terbeban?"

“Kamu tidak peduli. Tetapi keluargamu peduli” Sherin menjawab secara tidak langsung, dia belum sempat berkata lebih jauh, Andrew sudah menarik tangannya dan berjalan ke arah aula acara. Sherin merasa ketakutan dan bertanya: “Andrew, kamu mau buat apa?”

Andrew menjawab : “Hari ini, aku akan memberi tahu semua orang bahwa aku cinta padamu. Aku mau melihat siapa yang berani punya pendapat lain?”

Sherin berusaha menarik tangannya dari Andrew. Dia merasa sangat cemas ketika mereka sudah sampai di depan aula acara ditambah badannya memang sudah merasa tidak sehat dari tadi, Sherin pingsan tepat di depan pintu masuk aula acara.

“Sherin…” Sherin merasa ada yang sedang memanggilnya. Dia berusaha untuk membuka matanya tetapi matanya terasa sangat berat. Baru baru ini, terjadi terlalu banyak masalah, jadi dia ingin tidur sebentar.

Aula acara

Dylan membisikkan beberapa kata di telinga Devan. 

"Devan, Apa yang terjadi? “ Gabriel mencicipi anggur merah di tangannya dan bertanya dengan lembut.

“Tidak ada. Kamu temani mereka dulu sebentar, aku akan kembali nanti” Setelah itu, Devan meninggalkan aula acara bersama Dylan. Setelah kepergian Devan, ada seorang pria mendekati Gabriel. Meskipun tidak setampan Devan, tetapi pria ini termasuk pria yang sangat luar biasa diantara tamu yang berada di pesta.

“Kenapa kamu datang?” Gabriel bertanya dengan tatapan yang dalam. Pria itu dengan lembut menyentuh gelas di tangan Gabriel dengan gelas anggur merah di tangannya dan berbisik: "Gabriel, apakah kamu tidak ingin tahu apa yang dilakukan adik ipar saya?" 

“Apa maksudmu?” Gabriel menunduk kepalanya, menyembunyikan rasa jijik di matanya.

Pria didepan Gabriel adalah kakak tirinya. Namanya Gary. Ayah Gabriel memiliki hubungan dengan dua wanita pada waktu yang sama, sehingga ulang tahun Gary hanya beda beberapa hari dengan Gabriel. Karena itu, Ayah Gabriel umumkan terhadap orang luar bahwa Gary dan Gabriel merupakan anak kembar dari Ayah dan Ibu Gabriel. Setelah kejadian itu, ibu Gabriel menjadi despresi dan terkena penyakit mental. Waktu Gabriel masih kecil dia sangat suka bermain sama Gary, karena dia benar benar mengira bahwa Gary adalah kakak kembar dia.

Sampai Gabriel sudah SMP, dia mendengar orang tuanya berantem. Disitu dia sadar bahwa kakak dia merupakan anak dari Ayah dia dan wanita luar. Gabriel juga sadar karena Gary, ibunya tidak bahagia selama bertahun tahun. Setelah hari itu, Gabriel tidak suka dengan Gary. Tetapi Gary selalu tulus menyayangi Gabriel dan memanjakannya.

“Devan benar benar tidak mencintaimu. Mengapa kamu masih mau memaksa semua ini?"

"Siapa bilang bahwa dia tidak mencintaiku? Dia begitu baik terhadapku selama bertahun tahun. Apakah kamu buta? Jika dia tidak mencintaiku, dia tidak akan mau tunangan sama aku " Gabriel tidak bisa menahan emosinya. Meskipun apa yang dikatakan Gary adalah fakta, dia tidak pernah mau mengakuinya. Gabriel telah berusaha selama bertahun tahun agar Devan suka kepada dirinya, dia mengubah kesukaan dirinya demi Devan. Gabriel tidak percaya Devan tidak melihat usahanya, Gabriel juga tidak percaya Devan menikahi dengannya hanya karena rasa terima kasih. 

Alis Gary berkerut, meskipun ayahnya dan Gabriel tidak pernah memberi tahu apa yang mereka rencanakan. Gary tetap memiliki pemahaman terhadap masalah tersebut. Mereka mendapatkan terlalu banyak keuntungan dari kebaikan yang sebenarnya bukan milik mereka. Berdasarkan etika Devan yang kejam, jika suatu hari Devan tahu bahwa semua ini adalah semua pembohongan. Ayah Gabriel dan Gabriel akan menghadapi bencana yang mematikan. 

"Jangan membuat aku mengatakan itu, Gabriel. Kamu sendiri tahu mengapa Devan tunangan dengan kamu. Kamu pikir sendiri, apa yang akan terjadi jika suatu hari Devan tahu bahwa semua ini adalah pembohongan? Sebelum dia mengetahui semuanya, cepat berpisah dengannya. Kalau gitu, setidaknya dia akan merasa bersalah dan terima kasih kepadamu” Gary benar benar menyayangi Gabriel. Dia tidak ingin adiknya disakiti. Gary sendiri adalah seorang pria, dia mengerti bahwa Devan tidak mencintai Gabriel.

Gabriel melihat ke sekelilingnya dan merasa lega ketika dia sadar bahwa tidak ada orang di sekitarnya "Gary, apakah kamu ingin aku menderita? Masalah ini, selain Ayah, kamu dan aku, tidak ada yang tahu. Jika antara kita bertiga tidak ada yang memberi tahu Devan, dia tidak akan tahu selamanya”

Keras kepala Gabriel membuat Gary mengerutkan alisnya. Akhirnya Gary mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan menunjukkan sebuah foto kepada Gabriel “Kamu lihat sendiri”