Cantik Terlihat Jelek - Bab 126 Dia Memiliki Latar Belakang Keluarga

Nenek Clover membuka mulutnya, saat dia baru mau berbicara, dia mendengar kakek Clover yang dari tadi berdiri membelakangi mereka batuk dengan pelan.

Mulut yang terbuka itu dalam seketika tertutup kembali.

Di saat yang bersamaan

Rumah keluarga Amy

"Pa, siapa sebenarnya orang itu? Kak Clover pergi ke sana dengan mereka, bahaya atau tidak?" Amy menarik lengan papanya dengan cemas dan bertanya kepadanya.

Ayah Amy menepuk tangan putrinya dan mendongak, tatapan matanya tanpa disengaja bertabrakan dengan Yuta, "Temanmu itu tidak diduga, asal usulnya ternyata sangat menakjubkan." sambil berbicara, dia tiba-tiba tersenyum, sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

"Kamu tenang saja, itu adalah kakek kandungnya sendiri, dia tidak akan menyakitinya...."

"Paman, apakah yang datang tadi adalah pemilik Pulau Kabut?" suara yang rendah dan serak terdengar dari depan pintu, mereka semua berbalik dan melihat Devan masuk ke dalam.

"Devan, kamu juga mengenalnya?" Ayah Amy jelas terlihat sedikit terkejut, segala urusan yang berhubungan dengan Pulau Kabut selama beberapa tahun belakangan ini dilakukan dengan sangat hati-hati, hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahuinya, orang biasa sangat jarang ada yang mengetahuinya.

Devan menganggukkan kepalanya, setelah itu dia mengerutkan alisnya, seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Mama, apakah aku sekarang bisa dibilang bersaudara dengan raja?" sambil berbaring di atas ranjang, tangan Momo yang kecil digunakan untuk menopang setengah tubuhnya dan bertanya kepada Clover yang sedang melamun.

Clover meliriknya dan berkata : "Momo, lain kali kamu tidak boleh ikut pergi dengan orang asing lagi, dengar tidak?"

"Itu adalah kakek buyut, bukan orang asing." Momo mengerucutkan bibirnya.

"Orang lain bilang dia adalah kakek buyut, kamu langsung percaya begitu saja?" Clover duduk tegak dan menatap Momo dengan tegas, anak ini selalu merasa dirinya benar, jika tidak diajari dari sekarang, nanti takutnya dia akan mudah dimanfaatkan orang lain."

"Mama, saranghaeyo, lain kali aku tidak akan percaya lagi."

"Apa? Saranghaeyo? Momo, apa yang sedang kamu katakan?"

Momo memutar bola matanya ke atas, wajahnya terlihat bangga, "Mama, ini adalah bahasa Korea, artinya adalah aku cinta padamu."

Clover seketika tidak tahu harus tertawa atau menangis.

Keesokan harinya, dia dan Momo menikmati pelayanan yang sangat sempurna di sini.

Kecuali harus ditemani oleh seseorang saat ingin ke toilet, Momo gadis kecil ini, terlihat sangat menikmatinya, Clover malah merasa sangat tidak nyaman, bagaimanapun juga tetap merasa tidak terbiasa.

Dia juga baru tahu kalau ternyata kakek dan nenek memiliki 9 orang anak, 4 orang putri dan 5 orang putra, mamanya adalah anak yang ke empat, yang sekarang menjabat menjadi pemilik pulau yang baru adalah pamannya yang paling kecil, hanya lebih tua darinya beberapa tahun saja.

Mereka mempunyai keluarga yang besar, jumlah sepupunya saja ada lebih dari 30 orang, ada yang besar dan kecil, ada laki-laki dan juga perempuan, jika semuanya berkumpul bersama, kira-kira ada sekitar 40 sampai 50 orang, ditambah dengan pembantu dan lain-lain, makan bersama saja seperti sedang mengadakan pesta.

Tetapi hari ini sudah membuat dia mempunyai konsep yang baru terhadap keluarga, karena mereka semua sangat harmonis, intrik dan permusuhan yang ada di bayangannya tentang keluarga besar, tidak akan bisa ditemui di sini.

Mata mereka semua sangat jernih, mereka juga sangat peduli terhadap dia dan Momo

Hal ini membuatnya teringat kepada mamanya sendiri, teringat beberapa hari sebelum dia meninggal, dia selalu memegang kotak ini sambil melamun, dia selalu mengira kalau mamanya sedang merindukan papanya yang tiba-tiba pergi, saat ini dia akhirnya sudah mengerti, sepertinya dia merindukan keluarga ini.

"Clover, kamu benar-benar harus pergi?" Meskipun paman adalah yang paling muda di sini, tetapi dia terlihat berwibawa, dia sangat dihormati di keluarga besar ini.

"Paman, di sini sangat bagus, tetapi....." dia menggigit bibirnya dan mendongak, "Tetapi di luar sana, ada orang yang aku rindukan."

Setelah paman mendengarnya, dia menganggukkan kepalanya dan mengulurkan tangannya untuk mengelus rambutku, dia mengambil ponsel Clover dan mengetik beberapa nomor telepon dengan cepat ke dalam sana, membuat kontak yang baru dan memasukkan nama ‘paman kecil’, setelah itu baru memberikan kepadanya kembali.

"Tidak peduli kelak kamu mengalami kesulitan apapun, atau kalau kamu ingin pulang ke rumah, hanya dengan satu telepon darimu saja, paman pasti akan segera mengutus orang untuk ada di sampingmu, atau kalau tidak paman akan menjemputmu kembali, di sini adalah rumahmu Clover." di matanya terlihat kelembutan dan rasa sayang yang sangat dalam.

Jelas-jelas dia baru di sini selama satu hari, tetapi Clover sudah mempunyai perasaan terhadap tempat ini.

Dia mengangguk, "Terima kasih paman, aku akan....rindu pada kalian."

Saat dia menggandeng Momo keluar dari dalam rumah, di bawah helikopter sudah berdiri puluhan orang, wajah mereka semua sangat terlihat tidak rela, padahal jelas-jelas mereka baru mengenal selama satu hari saja.

"Nenek buyut, Kakek buyut, aku akan sering pulang kemari untuk menjenguk kalian." Momo maju dan mencium pipi mereka berdua, air mata nenek Clover mengalir keluar, wajah kakek Clover yang kemarin terlihat begitu tegas, saat ini sudut bibirnya juga terlihat sedikit tertarik ke atas.

Clover berpikir, mungkin ini yang dinamakan hubungan darah lebih kental daripada air.

Jika ada orang yang baik dan sayang kepadamu, meskipun hanya sedikit saja, tetap akan membuatmu sulit melupakannya.

Saat mau masuk ke dalam helikopter, Clover tiba-tiba teringat sesuatu, dia berbalik dan berjalan ke depan kedua orang tua itu dan memberikan liontin itu kepada neneknya sambil tersenyum, "Kakek, Nenek, jaga diri kalian dengan baik."

Ini adalah pertama kalinya dia memanggil mereka dengan sebutan itu.

Dia berbalik dan air matanya langsung mengalir keluar, hatinya terasa sedikit sakit, tetapi lebih banyak diisi penuh dengan rasa hangat, dia, Clover, mulai saat ini juga sudah memiliki keluarga, dia juga punya rumah, serta mempunyai seseorang yang bisa diandalkan.

Dia selamanya tidak akan pernah lupa kesepian yang dia rasakan saat mamanya meninggal, dia juga tidak akan pernah lupa rasa tidak berdaya saat dia mengandung Momo di kota Seroja.

Kelak dia tidak akan merasa seperti itu lagi, karena dia sudah mempunyai rumah untuk pulang.

Jika dia sakit dan terluka, dia punya tempat yang bisa dituju, dia juga ada tempat untuk bermanja dan berbuat sesuka hatinya.

Helikopternya masih seperti waktu itu, mendarat di rumah keluarga Amy, masih di tempat yang sama juga.

Ketika helikopter itu pelan-pelan menghilang dari pandangan, segalanya kembali seperti sebelumnya, jika bukan karena matanya yang terasa hangat dan hatinya terasa tidak rela, mungkin dia mengira kalau dirinya sedang bermimpi.

"Clover." terdengar suara Yuta, di belakangnya diikuti dengan Amy.

Dia tersenyum, "Kemarin aku tidak mengganggu pernikahan kalian bukan?"

Amy maju beberapa langkah dan memeluknya, dia menghela napas lega, "Kak Clover, pernikahan tidak ada masalah, kami hanya merasa sangat takut terjadi apa-apa padamu."

Clover tersenyum dan menganggukkan kepalanya, bagaimana mungkin tidak takut, aura yang dikeluarkan kakek benar-benar membuat orang takut.

Mereka sama sekali tidak bertanya secara mendetail apa yang sebenarnya terjadi kepadanya karena setiap orang memiliki rahasianya sendiri.

Clover tidak berkata apapun, mereka juga memutuskan untuk tidak bertanya, asalkan dia selamat, maka semuanya baik-baik saja.

Hari-hari selanjutnya kembali tenang.

Sampai hari itu, hari dimana Clover menerima sebuah paket kiriman.

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu