Cantik Terlihat Jelek - Bab 690 Hal Besar Apakah Yang Disembunyikan Aderlan dari Mimi?

"Kakak Kedua, apakah karena aku?" Ia pun mengulang kembali pertanyaannya.

Velve pun menghela nafas lagi dan berkata : " Dia bilang, di dalam rumah... terdapat aroma dirimu."

Ada aroma dirinya, oleh karena itu, ia muntah? Mimi pun menyeringai, ini benar-benar merupakan hal paling konyol yang ia dengar, juga merupakan alasan yang membuat dirinya paling merasa sakit hati.

Dia begitu jengkel dengan dirinya kah? Begitu membencinya?

Tanpa dapat ditahan, dirinya ingin mengucapkan kata kasar lagi.

"Mimi, dia ... terlalu dimanja oleh ayah ibu dan kakek, saat kamu menikah, mungkin juga membuat dia merasa sangat frustasi, oleh karena itu, kamu jangan memasukkannya ke dalam hati, aku dan kakek tidak pernah menyalahkan kamu."

Apakah dapat tidak memasukkannya ke dalam hati?

Tidur bersama pun sudah tidur, semalaman, lelaki yang memintanya melakukan hal itu beberapa kali, diluar dugaan ia mengatakan mencium aromanya, bisa muntah?

Benar-benar ....!

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin datang untuk mengunjungi kakek, kalau memang begitu, maka lain hari saja!"

Dia dengan sekuat tenaga menahan keinginannya untuk memaki orang lain, kemudian ia pun memutuskan sambungan telepon Velve.

Dalam perjalanan pulang, dalam hatinya ia merasa benar-benar tidak senang, ia pun memberitahukan hal ini kepada Rambo.

Pesan tersebut baru dibalas setelah satu jam kemudian, dengan memberikan ekspresi tertawa terbahak-bahak.

"Maka dari itu, aku katakan, kamu memilih untuk menikah denganku adalah tindakan yang tidak salah, dia itu adalah pria sampah, kamu malah seperti begitu tergila-gila padanya."

Mimi pun membalasnya dengan mengerutkan alisnya.

Karena hal ini, selama beberapa hari ini di dalam hatinya Mimi merasa cemas, namun diam-diam ia juga menarik nafas lega, tidak peduli bagaimanapun, asalkan bukan penyakit berat maka itu sudah baik.

Hari-harinya pun kembali menjadi tenang lagi, hingga sampai, ia menerima pemberitahuan panggilan interview dari XC.

Pada saat itu di tempat Fisi, ia sebenarnya juga hanya karena setelah mendengar perkataannya, maka ia mengirimkan CV nya, juga tidak menaruh harapan yang besar terhadap hal tersebut.

Tak disangka, ternyata ia telah diluluskan, membuat ia merasa sangat diluar dugaan.

Pada saat hari ia akan diwawancara, yang mengantarkan ia kesana adalah Rambo.

"Tidak perlu gugup, jika benar-benar tidak lolos, kakak yang akan menghidupi kamu!"

Pada saat ia turun dari mobil, Rambo pun menepuk-nepuk pundak tangannya.

Benar, Dia akan menghidupi dirinya, orang yang baru kaya, memang benar-benar memiliki modal untuk membual.

Walaupun demikian, Mimi masih saja menganggukkan kepala sebagai tanda terima kasihnya kepada dia, setelah mendorong pintu untuk turun dari mobil, pada saat tangannya memegang sandaran tangan di mobil, ia pun menolehkan kepalanya dan melihat Rambo,

"Rambo, kalau tidak, kamu hidupi aku selamanya saja?"

Selamanya, tidak perlu bercerai!

Jikalau kamu ditakdirkan memiliki masalah pada bagian tersebut, aku akan menemanimu.

Rambo pun tertegun sejenak, kemudian mengerutkan alis dan menganggukkan kepala, "Menghidupi kamu selamanya tidak masalah, akan tetapi, yang kuharapkan adalah perasaan cinta yang saling berbalaskan, tetapi ...."

Dia pun mendekati dirinya dan menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki, kemudian menggelengkan kepalanya, "Aku menyadari, saat ini aku terhadapmu, tidak memiliki reaksi apa pun, oleh karena itu, kamu segeralah mencari orang yang kamu sukai dan menikahlah lagi!"

Mimi pun mengangkat tangannya, yang kemudian didorong oleh dia, ia pun mengatakan "Cuih", kemudian dirinya pun pergi.

Namun pada saat kakinya menyentuh tanah, di dalam hatinya meluap sebersit perasaan masam.

Setelah menikah,bukannya tidak pernah terpikirkan, bahwa suatu hari, mungkin Rambo akan menemukan kebenaran dari permasalahan itu.

Akan tetapi, sungguh saat dia berbicara langsung tanpa berpikir dan tanpa menggunakan perasaan, yang ia rasakan justru hanyalah simpati.

Cempluk, jikalau benar ada di langit dan menjadi roh, dapatkah kamu menolong dia untuk kembali seperti sedia kala?

Dengan mengangkat tangan kanannya, ia pun terhadap orang yang ada di belakangnya, melambaikan tangannya, kemudian membuat gerakan tangan tanda ok dan melangkah masuk ke dalam XC.

Memasuki pintu, perasaan mewah yang benar-benar tidak ditutup-tutupi, terpampang di hadapannya, juga tidak kekurangan corak desain yang terasa khas.

"Halo, saya datang untuk wawancara."

Setelah menata kembali perasaannya, ia pun berkata kepada resepsionis.

"Halo, silahkan ikut dengan saya."

Wawancara, diluar dugaan berjalan dengan lancar, isi pertanyaan yang ditanyakan oleh lawan bicaranya, semuanya adalah hal yang familiar bagi Mimi.

Saat diumumkan, bahwa hari senin depan ia sudah boleh datang untuk bekerja, dia hampir meragukan bahwa dirinya sendiri telah salah dengar.

Pada saat ia keluar dari XC, waktu dari awal ia masuk hingga akhir tidak mencapai satu jam.

Perusahaan Mo

"Aderlan, dia sudah menikah, kamu bersikap demikian, pantaskah?"

Velve duduk di hadapan Aderlan, masa akhir kehamilan, membuat seluruh tubuhnya menggemuk dan lebih lembut.

"Stepen rela membiarkan kamu keluar dengan perut yang begitu besar?"

Aderlan dan Stepen, selalu tidak sependapat.

Velve pun memandanginya dengan tatapan yang manja, "Jangan mengalihkan topik pembicaraan, beritahu aku, kamu sebenarnya ingin berbuat apa?"

Ingin berbuat apa? Ingin melihat dirinya, ingin melindungi dirinya, ingin merebutnya kembali, ingin bersembunyi ...

Pada saat suara hati terdalamnya keluar, jakun milik Aderlan pun beberapa kali bergerak naik turun dengan cepat.

Dia berbicara dengan nada yang mengejek kepada Velve, "Kakak kedua, kamu itu mengkhawatirkan dia, atau mengkhawatirkanku?"

"Aderlan, apakah kamu tahu kamu saat ini sedang melakukan apa? Dia sudah menikah, dia sudah menjadi perempuan yang bersuami, kamu melakukan hal seperti ini, dapat menghancurkan dirimu, juga menghancurkan dia, kamu ..."

Velve sedikit merasa cemas, dalam sekejap nada bicaranya pun meninggi.

"Aku memiliki perhitungan."

"Kamu memiliki perhitungan, kamu memiliki perhitungan apa, jika kamu memiliki perhitungan, akankah kamu memintaku untuk berbohong kepadanya? Jelas-jelas karena dia kamu menjadi depresi, namun masih saja menaruh kesalahan pada diri sendiri, membuat dia lega, membuat dia membenci mu?"

Sambil berbicara, Velve pun berdiri karena merasa tegang, "Bagaimana kata dokter? Jika kamu begini tidak dapat merelakannya, menjerat seperti ini, kamu bisa meninggal, kamu lihat dirimu sendiri, telah kurus hingga seperti apa? Rasanya tidak dapat tidur di malam hari, apakah kamu masih belum cukup merasakannya? Setiap hari obat insomnia, kamu makan dengan banyak, masihkah kamu ingin hidup? Jikalau mengetahui kamu begitu tergila-gila, mengatakan apa ..."

Perkataan tersebut baru saja diucapkan setengah, air mata Velve dalam sekejap pun meluap keluar, tidak dapat ditahan.

"Kak aku mohon kepadamu, bolehkah kamu lepas tangan? hal yang sudah terjadi, perlukah kamu seperti ini? Kamu adalah tuan muda keempat Keluarga Mo, hal apakah yang tidak dapat kamu dapatkan, mengapa harus dia?"

Dia pun terdiam, mata Aderlan juga sedikit memerah,

Dia pun berdiri, kemudian berjalan hingga ke tepi jendela, tubuhnya yang ramping, membelakangi Velve.

Tangan yang ia masukkan ke dalam saku, sebaliknya karena dengan sekuat tenaga, ia mengepalkan telapak tangannya hingga sakit.

Betul, ia adalah Aderlan, yang dilahirkan, dengan apa yang ia inginkan pasti akan dia dapatkan, mana pernah terpikirkan, bahwa ada suatu hari, bisa karena tidak mendapatkan satu orang, rindu hingga menjadi sakit.

Mata yang dingin, telah diwarnai dengan kesedihan yang mendalam, itu merupakan sisi lain yang selamanya tidak akan dapat dilihat oleh orang lain di dunia ini.

Namun dalam hatinya ada sebuah suara yang juga sangat bersihkeras, di kehidupan ini, harus dia!

"Aderlan ..." Suara Velve, telah terdengar nada memohon.

Masalah ini, dia terus-menerus membantu Aderlan untuk menyembunyikannya dari anggota keluarga ini.

Mereka semua hanyalah menganggap bahwa tubuh Aderlan bermasalah dan terus-menerus mencari dokter yang ternama, akhirnya, Jina mengakhiri hal ini, namun masih menyembunyikan hal ini dari Kakek Mo, diam-diam memanggil seorang penipu dari JiangHu untuk melakukan pengusiran arwah jahat, setelah mendengar perkataan orang itu dan percaya, bahwa aura dan letak rumah Keluarga Mo tidaklah bagus.

Barulah pindah rumah.

Akan tetapi, dia tahu, bukan karena itu, kebenaran dari permasalahan ini bukanlah karena masalah aura dan letak rumah, namun kejiwaan Aderlan lah yang muncul permasalahan yang serius.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu