Cantik Terlihat Jelek - Bab 187 Reuni SMA Yang Mengejutkan

Pada detik itu, wanita-wanita itu merasa mereka hanyalah seorang badut,

Yang bereaksi duluan adalah Mimi.

Mimi menarik Clover dan menelan air liur, "Clover, kamu..... suamimu bekerja sebagai apa? Membeli restoran yang begitu besar sebagai hadiah untukmu?"

Jangan berkata harus seberapa mahal dulu, jika tidak ada status tinggi tertentu, tidak akan bisa membeli restoran terkenal di daerah Seroja ini.

Clover berpikir akan sedikit kelewatan jika dia masih berbohong.

Clover berdiri dan berkata, "Benar-benar maaf, aku.... tadi aku takut kalian tidak nyaman, makanya tidak mengatakan identitas dia yang sebenarnya, namanya adalah Devan, direktur NIngga Group, kalian...... pernah dengar?"

Mata Mimi membesar, dia mengeluarkan ponselnya dan mencari di internet, melihat ke foto di ponselnya kemudian ke Devan, Mimi menutupi mulutnya, "Clover... kamu.... suamimu adalah.... Devan itu? Devan yang dijuluki sebagai suami nasional?"

Clover tidak tahu apa itu suami nasional, tetapi Clover tahu, Devan yang bisa membuat orang lain terkejut hanya satu.

Dia mengangguk dan menyentuh Devan dengan siku tangannya, "Itu, Devan, orang-orang ini adalah teman SMA ku"

Devan melihat ke mereka, mengangguk dan tersenyum dengan ringan.

Kemudian Devan berdiri dan melingkari pinggang Clover, "Sayang, sudah saatnya kita pulang, kalau tidak putra dan putri kita sudah mau mencari kita"

Hati Clover berdering, sayang? Kata ini.... Devan memanggilnya menggunakan kata ini untuk pertama kali.

Setelah berpikir, Clover mengerti dan berdiri, "Iya, kalian makan lagi, aku yang traktir saja hari ini, putra dan putriku masih di rumah, aku takut mereka cari kami kalau kami pulang terlalu telat, maaf!"

"Clover, kamu sudah mempunyai dua anak?" Wanita yang berkacamata itu melihat Clover dari atas dan bawah, "Benar-benar tidak menyangka, kamu masih terlihat seperti seorang gadis"

Gerakan tangan Clover yang mau mengambil tas berhenti sejenak, kemudian Clover memberikan sebuah senyuman, "Iya, sudah dua anak"

Setelah itu, Clover mengangguk kepada beberapa wanita itu, "Kalau ada waktu kita baru kumpul lagi, kami mau pergi dulu"

Devan juga mengangguk terhadap beberapa orang itu sebelum jalan ke arah pintu sambil melingkari pinggang Clover.

Pria yang berusia sekitar 40 tahun itu mengikuti di belakang Clover dan Devan, "Direktur Devan, Nyonya, hati-hati di jalan"

Clover melihat ke Devan, "Mengapa kamu membeli restoran ini dengan sembarangan? Kamu.... Devan, bukannya kita sudah membahas kemarin? Kamu seharusnya diskusi masalah sebesar ini dengan aku dulu!"

Setelah berkata, Clover mencubit pinggang Devan.

Devan memegang tangan Clover, "Kamu memiliki minat yang besar terhadap makan, lalu, daerah Seroja adalah kampung halamanmu, jadi aku merasa hadiah ini pasti akan memiliki arti yang spesial bagimu, tentu saja aku harus beli tidak peduli seberapa mahal restoran ini, tetapi, aku ada menyuruh Dylan untuk mencari tahu tentang restoran ini, reputasinya bagus dan omsetnya juga lumayan, kalau bisa membuat kamu senang dan mencari keuntungan pada waktu yang sama, kenapa tidak?"

"Kamu cari alasan terus saja, kita sudah berjanji bahwa masalah rumah harus mendengar kata-kataku, kamu melanggar aturan rumah"

"Aku salah, silahkan hukum aku sesukamu"

Mereka berdua mengobrol sambil turun dari tangga.

Pada saat itu, beberapa wanita itu baru sempat bereaksi.

"Tuhan, Clover menikahi pria mulia itu"

"Benar, selain itu, pria itu sepertinya lumayan baik terhadapnya" "Lumayan baik apa, pria itu jelas sayang sampai manjain Clover, apakah kamu tidak melihat? Tatapan pria itu waktu melihat Clover.... Berbanding dengan mereka, kata-kata kita tadi menjadi lelucon"

Beberapa wanita itu mengangguk dengan serentak.

Setelah turun dari tangga, tidak tahu sejak kapan salju mulai turun lagi.

"Devan, salju turun lagi" Clover menarik Devan dan berlari ke arah luar.

Devan memegang pinggangnya, "Hati-hati"

Mereka saling menatap dan tersenyum, setelah itu, ekspresi Devan menjadi dingin, dia memegang pipi Clover dan berkata dengan serius : "Clover, aku sudah menyuruh orang mencari dia, kalau tahun depan masih tidak ada informasinya, aku akan mengajukan penceraian secara satu pihak dan memberikan kamu identitas yang terang dan jujur."

Clover menjilat bibirnya,"Tidak apa-apa, buat apa membahas tentang itu?"

Setelah berjalan beberapa saat, Devan tiba-tiba berkata, "Si gendut kecil kelasmu itu rela memberikan 20 juta rupiah untuk mencari kamu, juga laki-laki kelas sebelah, kak Clover, mengapa aku tidak tahu kamu begitu terkenal dan disukai banyak laki-laki?"

Clover melihat Devan dengan senyuman di wajahnya, jarang-jarang bisa mendengarkan Devan mengatakan kata-kata bercanda seperti ini.

Ternyata Devan mendengar kata-kata wanita itu tadi, berpikir sampai sini, Clover menjinjitkan kakinya dan memberikan sebuah ciuman ringan di bibir Devan, "Melihat auramu hari ini, sepertinya mereka juga tidak berani hubungi aku lagi"

Devan menarik lengan Clover, "Mendengar nada bicaramu, apakah kamu merasa sayang?"

Clover menggelengkan kepalanya "Tidak!" Hatinya terasa manis seperti madu.

Orang yang berstatus tinggi seperti Devan malah membuang waktu beberapa jam untuk menemani Clover berakting.

Devan mengerti Clover, makanya dari awal Devan menemani Clover bersikap rendah hati, menemani Clover berakting.

Clover percaya kalau bukan karena orang-orang itu memandang rendah Clover, Devan tidak akan menggunakan cara kejam seperti itu untuk membalas pada detik terakhir.

Clover bisa merasakan kasih sayang, perlindungan dan penghargaan dari pria ini.

Ada suami yang seperti itu, mau minta apa lagi?

Cinta Clover terhadap Devan pun makin besar karena itu.

Setelah pulang, Devan memberi tahu Dylan bahwa gadis kecil yang menyelamatkan Devan adalah Clover, suasana di dalam rumah pun menjadi sangat heboh.

Tifa memeluk Clover dan berkata, "Kakak ipar, kamu benar-benar adalah malaikat kakakku, pantas saja kakakku sudah tidak insomnia setelah bertemu denganmu, dia pasti merasakan rasa nyaman dari kamu"

Clover menundukkan kepalanya dan merasa sedikit malu.

Besok harinya adalah tanggal 29, dua hari sebelum tahun baru, awalnya Clover mau membawa mereka keliling kota, tetapi Tifa tidak tahu salah makan apa sampai sakit perut, jadi hanya bisa diganti ke besok.

Clover memakai baju tidur dan berbaring di pelukan Devan sambil menonton drama, Devan sedang membaca buku.

Clover menyadari Devan akan membawa beberapa buku kemana pun dia pergi, selain waktu kerja, Devan menghabiskan semua waktunya menemani Clover dan anak-anak, serta olahraga dan membaca buku.

Clover juga merasa kagum bahwa di belakang setiap kesuksesan, pasti ada usaha yang orang lain tidak bisa melihatnya.

Clover merasa pengetahuan Devan bisa begitu luas dan dia bisa membangun karir yang begitu besar pada usia yang begitu muda pasti bukan sebuah kebetulan.

Terhadap pria ini, Clover merasa semakin kagum.

"Ma, ponselmu berdering" Simon mengambil ponsel Clover yang berada di atas meja makan dan memberinya kepada Clover.

Alis Clover mengerut ketika dia melihat nama kontak yang menelepon dia adalah Mimi.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu