Cantik Terlihat Jelek - Bab 238 Tidak Menahan Diri

Mikasa mendongak dan menatap wanita berambut panjang di depannya, dia teringat kalau sebelumnya Dono pernah mengenalkan dirinya, dia bangkit berdiri dan tersenyum, "Halo, Idjah."

Wanita yang bernama Idjah mendongak dan mendengus dengan dingin, "Aku tanya padamu, kamu jelas-jelas tahu kalau aku yang sedang mengerjakan proyek ini, bagaimana kamu bisa diam-diam mendesainnya? Apakah dari awal kamu sudah berencana untuk menggantikanku?"

Mikasa mengedipkan matanya lalu mengerutkan alisnya, dia teringat saat dalam perjalanan kemari, Dono memberitahu dia soal proyek ini, dia tertawa dan berkata : "Kamu sudah salah paham, saat itu aku hanya merasa bosan karena tidak ada yang bisa kukerjakan, aku ingin menantang diriku sendiri, aku tidak menyangka kalau akan dilihat oleh Direktur Gary."

"Huh, tidak ada yang bisa dikerjakan, mahir sekali kamu, seorang karyawan baru sepertimu, hanya dengan desain yang sembarangan dibuat saat tidak ada kerjaan, ternyata bisa memenangkan perhatian Direktur Gary, sedangkan kami yang sudah bekerja bertahun-tahun malah ditolak oleh Direktur Gary." perkataannya langsung mendorong Mikasa ke dalam pertarungan yang sengit.

"Sudahlah, Idjah, jangan berkata apapun lagi, orang baru selalu menggantikan yang lama, ini adalah hal yang wajar, jangan tidak mau menerima kekalahan." Ada orang yang berkata.

Suasana yang awalnya harmonis tiba-tiba berubah, Pada saat ini, terdengar suara manager dari depan pintu ruangannya : "Mikasa, Direktur Gary memintamu untuk datang ke ruangannya."

Mikasa menghela nafas lega, dia bagaikan sudah melepaskan beban yang berat, setelah dia merapikan barangnya sebentar, dia langsung bergegas keluar dari sana, saat baru berjalan 2 langkah, dia menyadari kalau ponselnya tertinggal, saat dia kembali, baru saja dia mau mendorong pintunya, dia langsung mendengar ada orang yang mengatakan : "Menurut kalian, mungkinkah dia melakukan sesuatu terhadap Direktur Gary kita?"

"Sudahlah, dia bisa melakukan apa, apakah memperdaya Direktur dengan kecantikannya? Memangnya kamu tidak lihat tubuh dan wajahnya, bahkan jika dia bertugas membawakan sepatu Direktur kita saja, sepertinya dia tetap tidak pantas, pasti itu karena dia memang berbakat."

Mikasa menurunkan tangannya yang ingin mendorong pintu, setelah beberapa saat, barulah dia mendorong pintu dan masuk ke dalam, dia menunduk dan mengambil ponselnya, setelah itu langsung keluar dari sana.

Dia pernah berpikir kalau dirinya akan dibicarakan oleh orang-orang, tetapi dia tidak menyangka kalau akan begitu tidak enak didengar.

Untung saja dia masih memandang jauh ke depan, jika tidak, dia benar-benar akan mengumumkan hubungannya dengan Gary, setelah itu sepertinya para karyawan wanita di perusahaan ini akan membicarakan hal-hal yang tidak benar tentangnya.

Dia pergi ke kamar mandi lalu mengeluarkan ponselnya, dia tanpa sadar membuka chatnya dengan Suya, saat dia melihat catatan obrolannya, kira-kira sudah lebih dari sebulan dia belum menghapusnya, mereka setiap hari mengobrol lewat chat, catatannya sangat panjang, bisa dilihat kalau hubungannya dengan Suya dulu sangat baik, mereka bisa membicarakan apapun.

Saat dia melihat chat waktu dia berhasil diterima kerja hari itu, dia melihat waktunya, itu sudah satu bulan lebih yang lalu, ternyata dia masuk ke perusahaan Panama baru satu bulan lebih.

Saat ini, ponselnya berdering, dia melihatnya, Gary yang meneleponnya, dia tidak menerimanya, dia membuka pintu kamar mandi dan keluar dari sana.

Saat dia naik keatas, kebetulan dia melihat Gary yang sedang mendorong pintunya keluar dari ruangannya, saat melihat dirinya, Gary langsung menarik tangannya, tetapi langsung dikibaskan oleh Mikasa, "Jangan pegang-pegang, nanti dilihat oleh orang lain." Setelah itu, dia menghindar dan segera masuk ke dalam.

Saat Gary melihat tangannya yang dikibaskan oleh Mikasa, dia mengangkat alisnya dan ikut masuk ke dalam, "Kamu kenapa, kelihatannya suasana hatimu sedang tidak begitu baik?"

Mikasa menoleh dan menatap Gary, dia melihatnya dari atas ke bawah, wajahnya tampan, tubuhnya sempurna, punya kemampuan, pintar menghasilkan uang, pantas saja semua orang bisa membicarakan dirinya seperti itu, memang tidak ada kekurangannya, tetapi terus kenapa, dia adalah suaminya, begitu berpikir tentang hal ini, sudut bibirnya terangkat, dia merasa kalau Mikasa di 7 tahun kemudian sangat hebat, bisa memiliki kemampuan bekerja yang begitu baik, juga mampu mendapatkan pria impiannya.

Begitu berpikir tentang hal ini, mengenai soal membawa sepatu atau apapun itulah, setelah dia pikir-pikir lagi, dia memutuskan untuk tidak mempermasalahkannya lagi.

"Untuk apa kamu memanggilku kemari?" Gary menuju ke jendela dan menutup gordennya, Mikasa baru menyadari kalau ternyata di luar ruangan Gary adalah sebuah rumah kaca, rumah kaca didesain menjadi satu kamar tidur dan satu ruang tamu.

Di atas meja kayu ruang tamu saat ini sudah ada beberapa macam masakan, saat dia membuka pintunya, dia merasa sangat terkejut.

"Kamu memanggilku kemari untuk makan?"

Gary mengangguk, "Memangnya tidak boleh?"

"Suamiku, bisa menikah denganmu benar-benar merupakan keberuntungan bagiku." Mikasa lebih mampu mengekspresikan dirinya terhadap orang yang dikenalnya dengan baik, dia tidak akan menahan dirinya, jika dia sedang bahagia, maka dia akan tertawa, jika dia sedang bersedih, maka dia akan menangis.

Panggilan "suamiku" ini membuat Gary tersenyum lebar, meskipun dia bukan tipe pria dingin dan tidak bisa didekati seperti Devan, tetapi, dia termasuk tipe pria yang tidak banyak bicara, bahkan adalah tipe pria yang jika di depan wanita yang disukainya, bisa menjadi sedikit malu, saat menghadapi karakter Mikasa yang agresif, dia sekali lagi terlihat tidak tahu harus berbuat apa, dia memegang belakang kepalanya dan tersenyum tipis, "Cepat duduk dan makan, besok-besok jika sudah waktunya makan, kamu naik sendiri, tahu tidak? Aku sudah memanggil bibi kemari, kamu ingin makan apa, sehari sebelumnya beritahu bibi dulu saja."

Mikasa memasukkan sesendok sup ke dalam mulutnya, pertama-tama dia mengangguk, lalu menggeleng, "Tidak boleh, tidak boleh, jika aku kemari setiap hari, bukankah lama kelamaan akan ketahuan?"

Saat Gary mendengarnya, wajahnya menjadi muram, "Kalau begitu sekalian umumkan saja."

Saat Mikasa melihat wajahnya menjadi dingin, dia mau tidak mau berkompromi dengannya, "Baiklah." lalu dia melihat masakan yang ada di atas meja, "Setiap hari kamu memberikanku begitu banyak makanan enak, apa kamu tidak takut aku berubah menjadi babi."

Perkataannya membuat raut wajah Gary jauh lebih santai, dia mengambilkan sepotong daging dan menaruhnya di dalam piring Mikasa, "Makanlah, jika kamu menjadi babi, maka orang lain tidak bisa merebutmu."

Mikasa hampir saja menyemburkan makanannya keluar, dia mengerucutkan bibirnya, "Kamu tidak takut direbut orang lain, tetapi aku yang takut!"

Jika dia menjadi semakin gemuk, bahkan dirinya saja tidak tahan melihatnya, dia tidak percaya jika Gary lama kelamaan tidak akan merasa jijik kepadanya, jadi dia mengambil daging di piringnya dan memberikannya kepada Gary, "Kamu saja yang makan, kamu lebih hebat, aku takut kamu akan direbut orang lain."

Setelah berkata seperti itu, mereka berdua saling bertatapan dan tertawa.

Sedangkan di tempat lain

Clover bersandar di pelukan Devan, "Devan, menurutmu jika mantan suami Mbok Lili mempunyai penawarnya, tetapi dia sudah berjanji kepada ayah untuk tidak mengatakan tentang hal ini, jadi jika dia tidak bersedia memberikan penawarnya kepada kita, bagaimana?"

Devan semakin mengeratkan genggaman tangannya di tangan Clover, "Aku sudah memeriksanya, dia bisa dibilang hampir terobsesi dengan yang berhubungan dengan farmakologi ini, tetapi karena beberapa tahun belakangan ini Pihak kepolisian memeriksa setiap tindakannya dengan sangat ketat, jadi bahkan untuk kehidupan sehari-harinya saja dia hampir tidak mampu bertahan, menurutku, karena dia begitu menyukai farmakologi, maka kebutuhannya akan uang saat ini akan jauh melebihi janjinya kepada ayah, jadi kita bisa mencobanya."

"Emm, semoga saja." selesai bicara, Clover mengulurkan kedua tangannya dan memeluk pinggang Devan lalu masuk ke dalam pelukannya dan memejamkan matanya, kemarin malam dia tidak dapat tidur dengan nyenyak, jadi saat ini kebetulan dia ingin tidur.

Saat Clover bangun kembali, dia sudah berbaring diatas ranjang, dia menoleh dan melihat dekorasi kamarnya, sangat jelas dia sedang berada di hotel.

Bukankah mereka mau mencari mantan suami Mbok Lili?

Dia seketika duduk di atas ranjang, menyibakkan selimut dan turun dari ranjang, saat ini tiba-tiba terdengar suara orang yang sedang membuka pintu.

Devan dan Dylan masuk ke dalam, saat melihat Clover sudah bangun, Devan segera menghampirinya, "Kamu sudah bangun?"

"Bagaimana? Apakah kalian pergi mencarinya? Obat penawarnya sudah dapat belum?" Clover bertanya dengan tidak sabar.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu