Cantik Terlihat Jelek - Bab 319 Reaksi Unik

Suya langsung terkejut, setelah beberapa saat, barulah nalarnya kembali, ia memandang Eren sambil berkata: "Kamu, apa yang kamu lakukan?"

Sangat jelas bahwa Eren terkejut, yang berarti, ini adalah keinginan tubuhnya, tapi otaknya tidak menangkap.

Melihatnya hanya duduk di atas tubuh Suya, matanya memerah, terlihat jelas, saat ini dia, memiliki pemikiran lain, hanya saja, jelas ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan?

Ia menelan rasa malunya, Suya menutupi bibirnya, diam-diam tertawa.

Ia benar-benar ingin memotret adegan ini, jika selamanya, masih ada kesempatan bagi Eren untuk sadar kembali, biarlah ia melihat sendiri yang terjadi hari ini.

"Turunlah terlebih dahulu." Ia terbatuk ringan, dengan terpaksa menahan tawanya, berbicara dengan dingin.

Eren cemberut, menggeleng, "Cium ....... cium, cium."

Suya mengedipkan matanya, menggigit bibir, mengulurkan kedua tangannya, menarik kepala Eren, mencium pria itu dengan lembut.

Kira-kira karena takut menimpa Suya, kedua tangan pria itu menahan tubuh atasnya.

Terharu karena gerak tubuhnya, Suya menjadi lebih ramah, tiba-tiba, ia merasakan pergerakan di dalam tubuhnya, menutup mata, ia menggunakan sekuat tenaga untuk mendorong tubuh pria ini.

Ia membalikkan tubuh dan merapihkan baju, lalu menghela napas.

Eren mengerutkan alisnya, ia duduk di pinggir ranjang, memandang Suya, jakunnya naik turun, Suya tahu, Eren menginginkannya, hanya saja, dalam keadaan seperti ini ...... Ia tidak bisa berpura-pura bodoh.

Membalikan badan lalu pergi ke luar, mengambil sebotol minuman dari dalam kulkas, membungkusnya dengan handuk, lalu memberikan pada Eren: "Aku tahu kamu tidak nyaman, gunakan ini dan gelindingkan di atas tubuhmu, tidak lama kemudian pasti akan membaik."

Selesai berbicara, ia mencontohkannya pada Eren.

Lalu selama beberapa hari, setiap malam, Suya menyadari Eren akan melakukan hal yang sama.

Beberapa saat, ia sering bimbang, saat itu, di dalam tim, keduanya tidur bersama setiap hari, ia tidak pernah merasa Eren memiliki perasaan padanya.

Jadi, pengendalian diri, membutuhkan pendewasaan hingga usia tertentu barulah bisa menahan diri.

Eren yang sekarang masih "terlalu kecil".

"Malam hari, kamu tidur sendiri di ruangan ini."

Eren menggeleng.

"Kalau begitu kamu pilih sendiri, tidur di lantai, atau tidur di sana." Begini terlalu lama, tidak baik untuk tubuh, Suya sedikit khawatir.

Akhirnya Eren memilih tidur di lantai.

Jika sehari-hari, setenang ini, tidak ada yang salah, tapi malahan ......

Pagi ini, Suya bangun pagi-pagi, membereskan rumah, karena susu dan popok Moe sudah hampir habis, ia pergi ke kota.

Tidak tenang akan Eren, Suya pun membawanya bersama.

Meski Eren bodoh, tapi, posturnya masih sama seperti dulu, hanya saja jika ia tidak berbicara, orang biasa tidak akan menyadari kebodohannya.

Sedangkan Suya demi menghindari kesulitan, sebelum pergi, ia menyuruh Eren untuk tidak berbicara tanpa persetujuannya.

Akhir-akhir ini Eren sudah bisa mematuhi kata-kata seseorang.

Dibandingkan toko di kota Ciput, toko paling megah disini sudah tidak tahu tertinggal berapa tahun lamanya, Suya mencari di berbagai tempat, baru menemukan susu dan popok.

Sedangkan merek susu itu adalah merek kecil yang tidak pernah ia dengar.

Namun, tidak ada pilihan lain, lebih baik daripada membiarkan anak kelaparan.

"Halo, berikan sekardus untukku." Ia tidak ingin terus-terusan pergi ke kota, Eren takut pada orang asing, ia tidak tenang.

"Beri aku sekardus juga, jadi 2.8 juta bukan, ini uangnya." Seorang wanita berkata sambil memberi setumpuk uang kepada kasir.

"Maaf, Nyonya, susu ini tinggal sekardus, Nona ini datang terlebih dahulu." Kasir mengembalikan uang yang diterimanya.

Tidak disangka, berdandan elegan, ternyata adalah seorang wanita brengsek, setelah menimbang-nimbang Suya dengan tatapan matanya, dari dalam tas ia mengeluarkan enam lembar 100 ribu, "Susu ini, aku menginginkannya, uang ini, pakai saja untuk naik taksi, pergi carilah di toko lain."

Selesai berbicara, ia membalikan tubuh, berbicara pada pria di belakangnya: "Untuk apa melamun? Masih tidak akan memindahkannya?"

Suya panik ketika melihat pria itu menunduk, ia mengembalikan 600 ribu itu pada sang wanita, maju ke depan, memeluk susu itu: "Maaf, aku yang menginginkan susu ini terlebih dahulu."

Wanita itu terlihat terkejut, memandangi 600 ribu di tangannya, maju dan menatap Suya, "Kamu memang tidak tahu malu." Selesai berbicara, ia menginjak kardus susu itu, membalikkan badan dan pergi.

Suya sangat geram, tapi mengingat keadaannya sekarang, ia pun memilih untuk menahannya, berbalik, dan mengambil uang dari dalam tasnya memberikan kepada kasir.

Selesai membayar, berbalik, tapi tidak terlihat keberadaan Eren, jelas-jelas tadi dia masih melihat Eren, tepat di belakangnya.

Ia pun panik.

"Halo, susu ini, bantu aku menyimpannya, aku akan mengambilnya sebentar lagi."

Selesai berbicara, ia pun langsung lari ke luar.

Orang di dalam toko ini tidak banyak, jadi Suya bisa melihat dalam satu kali pandangan, tapi ia tetap tidak menemukan Eren.

"Halo, apakah anda melihat seorang laki-laki berjalan melewati?"

"Tidak ......"

"Tidak ......"

Setelah bertanya kepada banyak orang, semuanya tidak ada yang melihat Eren, Suya benar-benar panik.

Sambil mendorong kereta belanja, ia sedikit berlari dan tiba di pintu masuk.

Kepada satpam pintu masuk, ia mendeskripsikan paras Eren dan pakaian yang dikenakannya.

"Oh, yang kamu maksud, sepertinya ia berjalan mengikuti seorang wanita dan pria, pria dan wanita itu sudah pergi dengan mobilnya, anak muda itu mengejar di belakang, tadi ada beberapa orang yang masih membicarakan tentang ini!"

Suya memegangi keningnya, sesaat ia mengerti, Eren pasti pergi mencari pria dan wanita yang mengganggu Suya tadi.

Sesaat, ia menjadi semakin panik, kota ini, meski perkembangannya tidak sebaik kota Ciput, tapi, luasnya tidak lebih kecil dari kota Ciput.

Keadaan Eren sekarang, jika ia tersesat, ingin mencarinya jauh lebih susah dari apapun juga.

Suya panik hingga menangis.

"Nona muda, ini plat mobilnya, bawa ini ke kantor polisi, lihat ke mana mereka pergi." Karena pungutan biaya di tempat parkir, satpam pun memiliki plat nomornya.

Suya berterima kasih sambil menerima kertas itu, menuju ke pinggir jalan dan mencari taksi, lalu pergi ke kantor polisi.

Untungnya adalah, tempat ini belum sampai pada tahapan tidak ada cctv di setiap sudut jalannya, meski peralatannya terlihat usang, tapi, meski terpotong-potong, tetap bisa terlihat mobil itu, pergi ke pinggir sungai, dan berhenti di sana.

Ketika keluar dari kantor polisi, Moe menangis, Suya tahu, mungkin ia sudah lapar, ia hanya bisa mengambil air dari dalam tasnya, memberinya minum sementara menghiburnya.

Selanjutnya, ia langsung memanggil taksi dan pergi ke pinggir sungai.

Ketika melihat mobil dengan plat yang sama, ia menghela napas lega.

Ia mulai mencari Eren di sekitaran, terpikirkan kondisinya, Suya benar-benar menyesal membawa mereka keluar.

"Di sana terjadi sesuatu, mari pergi melihat." Saat ini, ucapan orang asing memasuki telinga Eren.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu