Cantik Terlihat Jelek - Bab 695 Dia Adalah Ayah Dari Anakku

“Presdir Shen, saya ingin minta cuti hari ini.” ia membuka mulut dan Mimi baru menyadari bahwa suaranya sendiri sedikit gemetar.

Frater meletakkan penanya dan menatap Mimi. "Baru hari kedua bekerja, sudah minta cuti. Bukankah itu tidak pantas? Apakah ada hal yang sangat penting?"

Mimi menudukkan kepalanya, "Iya."

"Apakah harus cuti? Aku tidak suka orang yang sedikit-sedikit meminta cuti."

Sambil berkata Frater meletakkan pena yang ada di tangannya dengan keras ke atas meja.

Mimi menelan ludah dan ragu-ragu sejenak. Dia mengangkat tangannya dengan tegas, mengambil kartu kerjanya dari lehernya dan meletakkannya di atas meja, "Maaf, jika Tuan Shen tidak mengizinkan saya, anggap saja saya mengundurkan diri!"

Setelah berkata, dia berbalik dan berjalan keluar dengan cepat.

Menatap punggungnya, Frater menyipitkan mata. Mungkin, dia memiliki selera yang bagus.

Seberapa mempesona Perusahaan Mo di masa lalu, pada saat ini, seberapa malu Perusahaan Mo, di depan perusahaan, terdapat tempelan segel menyilang yang bersar, sangat menyilaukan.

Ada banyak orang yang berdiri di depan perusahaan.

Dia berjalan kesana dan mendengar banyak orang yang memberikan komentar di tengah orang banyak.

Dia tidak tahan mendengarnya dan dia juga tidak ingin mendengar semua rumor itu.

Dalam perjalanan menuju kesana, dia sudah menelepon Aderlan, namun ponselnya tidak aktif.

Velve, Paman Jiang dan kakek juga.

Saat ini, melihat situasi di depannya, dia langsung bingung.

Dia meraih lengan orang dan bertanya kepada mereka satu per satu di mana Aderlan?

Tidak ada yang menanggapinya, pikirannya kosong dan dia kebingungan.

Mengetahui bahwa sesuatu telah terjadi padanya, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan di mana dia saat ini, dia juga tidak tahu.

Berdiri di tempat yang sama, dia tertegun untuk waktu yang lama. Tiba-tiba, sebuah ide muncul dan dia langsung berbalik. Dia menerobos kerumunan orang dan menarik seorang pekerja berseragam di depannya,

"Halo, Tuan. Apakah Anda tahu di mana Aderlan? Bos perusahaan ini."

Staf itu memandangnya sekilas dan berkata, "Untuk apa anda mencarinya?"

Mimi ragu-ragu dan mengendus: "Dia adalah ayah dari anakku, aku, aku tidak bisa menghubunginya."

"Hua", orang-orang di dalam kerumunan tiba-tiba menjadi heboh.

Media yang tadinya masih bersantai dilantai, tiba-tiba berdiri dan mengelilinginya.

"Maaf, kamu siapanya Aderlan?"

"Sebelumnya, tidak pernah mendengar bahwa dia sudah menikah. Bagaimana dia bisa punya anak?"

Banyak sekali pertanyaan yang membanjiri Mimi.

Dia diam dan mendengarkan. Setelah beberapa saat, dia menoleh ke staf yang bertanya, "Halo, bisakah kamu memberitahuku di mana dia?"

Anggota staf memandangnya dari atas ke bawah. "Maaf, kami hanya bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban, aku tidak terlalu jelas tentang itu."

Mimi tahu bahwa dia tidak berbohong dan jika dia tahu, para wartawan ini pasti tidak akan terjebak di sini.

Angin di akhir musim gugur, bertiup, menyengat di permukaan.

Karena perusahaan memiliki AC, dia justru tidak mengenakan mantel dan pada saat ini, tangan dan kakinya terasa dingin.

Namun, ketegangan di hatinya, justru membuatnya mengabaikan hal ini.

Dia berdiri di tengah kerumunan dan berjalan mondar-mandir, seiring berjalannya waktu, dia semakin bingung.

Hal yang paling tidak terduga oleh Mimi adalah kebohongan yang baru saja ia katakan, sudah menjadi trending topic hanya dalam satu jam.

Semakin banyak orang datang mengunjunginya.

Namun justru tidak ada satu orang pun yang memberitahu dia kemana Aderlan pergi?

Malam, mulai datang, dia begitu berdiri di sana, dikelilingi oleh sekelompok orang-orang yang menunjuk padanya dan wajahnya tanpa ekspresi.

Tepat ketika dia sudah sedikit putus asa, seseorang dari kerumunan menarik lengan bajunya.

Mimi menoleh dan menyipitkan mata kepada tatapan pria tersebut, dia merasa bahwa dia pernah melihatnya di suatu tempat.

"Kamu siapa?"

"Mau tahu di mana dia? Ikuti saja aku."

Suara pria itu rendah dan tubuhnya tinggi, Mimi mendongak dan menatapnya sejenak.

Mimi mengangguk, berbalik dan berjalan mengikutinya.

Kemudian mereka masuk ke sebuah mobil mewah.

"Keliahatannya, kamu tidak ingat siapa aku?"

Pria itu menutup pintu, menatapnya dan berkata.

Mimi menoleh dan menatapnya. Tiba-tiba, dia ingat, "Apakah kamu Gukimi?"

Tidak bisa menyalahkan dia juga, jika tadi tidak mengenalnya.

Gukimi telah memotong rambutnya dan mengenakan pakaian olahraga. Sudah tidak melihatnya selama beberapa tahun, dia sudah tampak lebih dewasa.

Setelah insiden Keluarga Mo, dia memutuskan kontak dengan pria ini.

Pada saat ini, Aderlan mengalami masalah, dia sama sekali tidak menduga bahwa masih ada orang seperti ini, sambil menekan kegembiraan di hatinya, Mimi menatap pria itu dan berkata:

"Kamu tahu di mana dia, bukan?"

Ekspresi Gukimi membeku sejenak, lalu mengangguk, "ya."

Mimi menarik nafas, "kalau begitu, apakah kamu bersedia membawaku kepadanya?"

"Apakah kamu melahirkan anaknya?" Pria itu menjawabnya dengan pertanyaan.

Melahirkan anak? Mimi mengerutkan bibirnya, "Aku menipu mereka, tadi sudah terlalu cemas."

Gukimi menatapnya dan mendengus dingin.

Kemudian, ia menutup mata dan tidak berbicara lagi.

Mobil, dijalankan untuk waktu yang lama, dari malam hingga subuh.

Jelas-jelas tahu bahwa pria ini dan Aderlan tidak berhubungan baik dan ia belum tentu tahu di mana dia berada, tetapi saat ini,bagi Mimi, Gukimi seperti sebuah jerami penyelamat hidup, dia tidak berani untuk tidak percaya, dia selalu ingin mencoba.

Yang mengejutkannya adalah Gukimi ternyata membawanya ke sebuah kuil.

"Untuk apa kamu membawaku ke sini?"

Gukimi tidak berbicara atau menanggapinya, tetapi justru membuka pintu untuknya.

Master di kuil mengangguk kepada mereka ketika mereka masuk.

"Ayo makan dulu."

Mimi tertegun "Halo, kami ..."

Pria itu terbatuk pelan dan mengedip pada Mimi.

Makanan vegetarian jauh lebih ringan daripada yang dibayangkan. Ia tidak memiliki nafsu makan, tetapi untuk menghormati, ia memaksakan diri untuk memakan habis semangkuk nasi.

Melihat Master yang sudah pergi, dia menatap pria di depannya lagi, "Bagaimana kamu bisa tahu dia ada di sini? Bukankah kamu dengan dia memiliki hubungan yang tidak bagus?

Gukimi meminum sup dalam mangkuk, memandang Mimi dan berkata, "Apakah kamu penasaran? Aku juga penasaran. Kamu adalah wanita yang sudah menikah, untuk apa masih mencarinya? Ingin berselingkuh? Bagaiamana jika kamu mempertimbangkan aku, Lagi pula, dia orang yang penuh dengan utang sekarang.

Setelah mengatakannya, dia tersenyum sinis kepada Mimi.

Mimi tidak memiliki niat untuk bertengkar dengannya, ia langsung berdiri dan keluar.

Dia tidak bertanya, mengapa dunia luar semua memberitakan bahwa Aderlan sudah ditangkap, tetapi Gukimi justru mengatakan bahwa dia di sini.

Saat ini, dia hanya berpikir, selama dia dapat menumuinya, tidak ada hal yang penting lagi.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu