Cantik Terlihat Jelek - Bab 573, Apakah Perbaikan Ini Tidak Terlalu Ringan?

Mata Hutu membesar, bergegas membantu Raven untuk mengancingkan bajunya kembali.

Gerakan yang sederhana ini tidak berhasil karena kegugugan Hutu, malahan dia tidak sengaja menarik kancing bawah terlepas juga. Otot dada Raven telanjang begitu saja dan hal ini membuat tangan Hutu gemetaran.

Raven menarik nafas dan memegang kedua tangan Hutu, dia menyadari wanita ini datang untuk mengambil nyawanya.

Raven melepaskan pinggang Hutu dengan tenggorokan bergerak naik turun, "Pergi mandi dulu"

Hutu bisa merasakan bahwa kemarahan Raven sudah mereda, menuruti kata-kata Raven, dia berdiri di hadapan Raven dan menjinjitkan kakinya, kemudian memberi sebuah ciuman di pipi Raven, "Untuk memperbaiki kesalahanku"

Setelah itu, Hutu pun berputar balik badannya dan ingin melarikan diri.

Tidak menyangka, sebelum Hutu sempat melangkah, Raven sudah menarik dia kembali.

Raven mengulurkan tangannya dan memegang bagian belakang kepala Hutu, kemudian dia membungkukkan badannya dan mendekati bibirnya ke telinga Hutu, "Apakah perbaikan ini tidak terlalu ringan?"

Jantung Hutu merasa gemetaran karena suara Raven yang ekstasi.

Hutu mengangkat kepalanya dan melihat Raven dengan mata membesar, "Paman... paman muda, maksud kamu... adalah.... tetapi... tetapi aku belum bersedia"

Setelah berkata, Hutu pun menelan air liurnya.

Raven melamun sejenak sebelum mundur satu langkah dan memukul dahi Hutu yang memerha, "Tidak menyangka kamu mengerti lumayan banyak ya?"

Setelah itu, Raven pun berjalan melewati Hutu dan membuka pintu kulkas, kemudian mengeluarkan sebotol air dingin dari kulkas dan mulai menghabiskannya.

Sebenarnya Raven mengerti, yang harus mengontrol diri adalah dia sendiri.

Dia sudah melewati usia pemuda emosional, tetapi tetap tidak bisa mengendalikan perasaan emosional di dalam hatinya.

Hutu ingin menggali sebuah lubang dan bersembunyi di dalamnya.

Dia merasa dirinya benar-benar telah dipengaruhi oleh Nini Chen, kalau tidak mengapa dia selalu berpikir yang tidak-tidak ketika bersama dengan Raven?

Hutu menjilat bibirnya dan berkata: "Paman muda, aku melihat tante di restoran kamu. Waktu itu, aku terjatuh di atas tubuh Zhoumi secara tidak hati-hati, sepertinya... ibumu juga melihat adegan itu, sepertinya mereka salah paham dengan aku"

Untuk beberapa hal, Hutu merasa lebih baik kalau bersikap jujur.

Setelah itu, Hutu menambah lagi: "Paman muda, meskipun aku tidak cerdas, tetapi aku tetap mengetahui batas. Lalu, aku menyukai kamu, jadi aku tidak akan menyukai orang lain, paman muda, percayalah kepada aku"

Percayalah bahwa aku tidak ada hubungan dengan Zhoumi, percayalah bahwa aku membohong itu demi kebaikan.

Raven terus menatap ke wajah Hutu, meskipun gadis ini tidak terlihat pintar, tetapi dia selalu bisa mengubah masalah yang sulit menjadi mudah dengan terus terang.

Sikap Hutu ini adalah poin tambahan untuk Raven.

Raven menghampiri Hutu dan berkata, "Pergi mandi dulu saja!"

"Paman muda, kamu belum menjawab aku"

Raven mengangkat alisnya dengan wajah tidak berdaya, "Aku bukan sedang marah, tetapi sedang cemburu"

Setelah berkata, Raven berjalan melewati Hutu dan memasuki ruang baca. Kemudian dari belakang terdengar suara ketawa Hutu, Raven menjilat bibirnya dan mengeluarkan sebuah batuk kecil, gadis ini memang.

Yang pasti adalah, pekerjaan Hutu hangus karena Raven tidak menyetujuinya.

Tetapi kontak Hutu dan Zhoumi tidak putus begitu saja.

Mereka sering mengobrol di chatingan, kadang-kadang Zhoumi juga akan pergi ke kampus Hutu dan mentraktir dia makan.

Di dalam mata Hutu, Zhoumi hanyalah seorang anak kecil yang butuh bantuan.

Dalam sekejap mata, semester kedua juga sudah mau berakhir. Seiring liburan semakin mendekat, hati Hutu pun terasa semakin frustrasi.

Weni dan Mimi pun meninggalkan kampus setelah ujian.

Sementara Vema memilih untuk tinggal di rumah juga.

Pada malam terakhir, di asrama hanya sisa Hutu seorang.

" Hutu, ingat tutup jendela dan pintu ya pada malam hari"

Vema mengingati Hutu di dalam grup obrolan.

" Hutu, mengapa kamu tidak pulang rumah pada saat liburan?"

Vema adalah orang yang terus terang, dia bertanya langsung begitu saja tanpa berpikir banyak.

Duduk di atas tempat tidur, Hutu memeluk kedua sikunya dengan erat dan menarik nafas dalam. Dia tidak ingin menceritakan masalah rumah kepada teman-temannya.

Alasan pertama adalah masalah tidak akan bisa diselesaikan, yang kedua adalah Hutu tidak ingin dikasihani.

Sementara Raven berkata Mei Yi mau tinggal di rumahnya untuk sementara waktu mereka mengobrol di chatingan kemarin.

Karena takut Raven kesulitan, Hutu tidak berani memberi tahu Raven bahwa hari ini telah siap ujian, dia hanya berkata masih ada beberapa hari lagi.

"Aku ada sedikit urusan di sini" Hutu membalas di chatingan dan menambah sebuah stiker senyuman di belakang.

Hutu bermaksud mau pergi mencari kerja pada besok, kerja yang menanggung tempat tinggal dan makan.

Mengenai masalah Hutu bekerja pada masa liburan, Raven sudah setuju juga.

" Hutu, mengapa kamu tidak pergi ke rumah paman muda kamu?" Vema bertanya.

Teman-teman Hutu tahu bahwa Hutu selalu pergi ke rumah Raven pada setiap akhir pekan, hanya saja mereka tidak mengetahui hubungan sebenarnya Raven dan Hutu.

"Untuk sementara tidak bisa pergi ke pamanku sana"

"Paman muda kamu sudah ada pacar ya? Wah, aku sangat penasaran paman muda kamu yang luar biasa itu memacari wanita seperti apa? Apakah kamu ada fotonya?" Vema membalas dan menambah beberapa stiker di belakang.

Wanita seperti apa? Hutu menggaruk dahinya dan membalas kata hahaha, kemudian menambah: "Kamu berpikir terlalu banyak, kalian mengobrol dulu, aku mau cuci baju:

Setelah itu, Hutu pun turun dari tempat tidurnya dan pergi ke teras untuk mencuci baju.

Agar waktu bisa berlalu lebih cepat, setelah cuci baju Hutu pun mulai mengepel lantai, membersihkan lemari semua orang dan seluruh asrama.

Pada saat Raven datang, Hutu sedang membersihkan kaca di teras.

Mendengar suara membuka pintu, Hutu terkejut dan hampir jatuh dari kursi.

Pada saat dia sempat bereaksi kembali, tubuhnya sudah dipeluk oleh Raven dan diletak di atas lantai.

"Buat apa memanjat begitu tinggi pada malam hari?" Suara seorang pria berdering.

Hutu merasa sangat kaget, "Paman muda, mengapa kamu datang? Lalu, bagaimana.. kamu masuk ke dalam asrama?"

Raven mengambil koran yang di tangan Hutu, berdiri di atas kursi dan membantu dia membersihkan kaca yang masih kotor.

Sambil bergerak, Raven berkata, "Kamu tidak mengangkat telponku dan tidak membalas pesan teks aku" Jadi, Raven pun menelpon ke ketua prodi Hutu dan membuktikan identitasnya untuk mendapat izin naik ke sini.

Setelah berkata, Raven menoleh ke Hutu, "Pergi kemas barangmu, aku mau membawa kamu ke satu tempat"

Hutu bertanya, "Mau kemana?"

"Pergi kemas dulu"

Setelah Hutu berputar balik badan, Raven menambah, "Mau pergi 1 minggu, kemas barangmu dengan lengkap"

Kali ini, Hutu tidak bisa bersikap tenang lagi, dia menoleh ke Raven dengan wajah penasaran, "Paman muda, kita mau kemana?"

"Daerah ciput"

"Aku tidak mau pulang!" Hutu menjawab refleks. Dia bukan tidak kangen orang tuanya, tetapi khawatir mereka tidak ingin menjumpainya.

Shang berkata kesadaran ibu masih belum pulih secara total, Hutu takut dia membuat ibu jatuh sakit lagi.

"Tidak pulang, aku mau membawa kamu pergi menjumpai beberapa orang" Raven melirik ke Hutu dengan nada suara yang agak sakit hati.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu