Cantik Terlihat Jelek - Bab 728 Memalukan Di Tempat Umum

Fisi membuat muka terkejut, "Aku...Aku tidak berani, dia....aku mana berani pikir. "

Sambil berbicara, sambil membungkuk.

Della memakai kacamata hitam, mendengus dengan dingin, "Aku hanya ngomong-ngomong, orang sepertimu, memberikannya dengan gratis dia juga tidak akan mau. "

Pintu lift terbuka, Della berjalan keluar, Fisi melihat punggungnya, begitukah?

Memberikannya secara gratis, Kenbo juga tidak akan menyukainya.

Dia sadar diri.

Maka, dia memilih untuk menjadi Fisi, menemaninya di sisinya.

Namun, pada saat ini, mendengar orang lain mengatakan hal ini, dia mendengar, tetap merasa tidak nyaman.

Karena jarak kota A dengan daerah Pelangi, ada seribu kilometer, maka mereka memilih untuk naik pesawat.

Namun Fisi, dalam hal apa pun tidak menyangka, bisa ketemu Deco di bandara, pria yang dia pikir tidak akan bertemu lagi.

Hanya melihat, dia dikelilingi oleh empat atau lima orang pria dan wanita, dengan aura yang kuat sehingga orang-orang di sekitarnya juga menatapnya.

Jika bukan wajah itu, yang sering muncul dalam mimpinya, dia tidak akan berani mengenalinya.

"Ini uang dua puluh ribu yuan, lakukan operasi terlebih dahulu. "

"Kakak, tunggu ketika aku menghasilkan uang, aku pasti akan mengembalikan padamu. "

Pria itu mengelus kepalanya, "Hal yang bisa diselesaikan uang, semua hal kecil, dingin tidak? Aku akan memberikanmu pakaianku. "

"Maaf, kami sudah berusaha, turut berduka cita. "

"Kamu tidak mau di bantu oleh negara? Ingin mengganti nama? Baik, aku akan membantumu....."

"Aku mau pergi, mau pulang, ini nomorku, Fisi kami, harus patuh. "

Itu adalah kakak dokter yang meminjamkan mereka uang, ketika kepala panti jatuh sakit, itu adalah satu-satunya orang yang berada disampingnya, ketika dia merasa tidak berdaya dan putus asa.

Dan itu juga orang yang membantunya mengubah identitasnya dari Catlyn ke Fisi.

Dan juga orang selain kakak dan kepala panti,dia adalah orang yang paling dia peduli dan tidak terlupakan dalam hidupnya.

Namun, setelah itu, dia menghilang.

Seperti kakak, tidak pernah kembali lagi.

Dia bangkit dari kursi, bergegas keluar dari ruang tunggu kelas satu, mendekati pria itu, pertama berjalan cepat, kemudian berlari, dia bergegas ke depan beberapa orang itu, berdiri diam dan langkah mereka pun berhenti.

Dia mengambil nafas dalam-dalam, meluruskan punggungnya, tersenyum, matanya dipenuhi senyuman.

Karena gugup, dia tidak dapat mengatakan apa pun untuk sementara waktu.

Pria itu memandang sekeliling, "Kalian kenal? "

Orang di sekitarnya menggelengkan kepala.

Pria itu tidak berbicara, melihat Fisi sekilas.

Melewati dia, tidak berbalik dan terus berjalan.

Persis seperti meninggalkan udara.

Fisi hanya merasa darahnya naik, menghisap hidung, berbalik, berteriak terhadap punggung itu, "kakak. "

Pria itu berhenti, Fisi bergegas dan menyusul.

Dalam ingatannya, rambut di dahinya sudah disisir ke belakang, memakai kacamata berbingkai emas, sangat tampan, juga menambahkan kedewasaan seorang pria.

"Kamu bilang, akan meneleponku, jadi, nomor ponselku, tidak pernah berubah, tapi, sudah berapa tahun, mengapa kamu tidak pernah meneleponku? Aku...aku sudah mempunyai uang, aku ingin mengembalikanmu uang. "

Air matanya jatuh, setelah selesai berbicara, tidak lama dia mengenal Deco, hanya bertemu beberapa kali saja, tapi, dia orang pertama yang memberikan rasa sayang seperti seorang ayah kepada Fisi.

Karena itu, kepergiannya, merupakan pukulan yang sangat besar, bagi Fisi pada saat itu.

"Tidak kenal. "

Selesai berbicara, pria itu pergi melewati Fisi.

Di ruang tunggu

"Wanita sekarang, cara memulai percakapan, semakin baru. " seru pria yang mengenakan setelan berbunga.

Pria itu memandang keluar melalui kaca, melihat wanita yang duduk di lantai, menangis memeluk lututnya, menggerakkan laringnya.

Pria bersetelan bunga mengerutkan bibirnya, menutup mulutnya dan tertawa.

"Deco, kamu lihat dandanannya, tas yang hampir rusak dan dia menyatakan mengenalmu? "

Deco menarik kembali pandangannya, tidak berbicara, tapi mengerutkan dahi.

Fisi mengetahui bahwa Deco sedang melihatnya, juga mengetahui bahwa Kenbo juga bisa melihatnya menangis seperti begini di tempat umum.

Tapi, dia benar tidak bisa menahannya.

"Apakah kamu melihatnya, apakah sedang shooting? "

"Benar, aku juga melihatnya, pria tampan yang masuk tadi, gagal memulai percakapan, ini lihat, masih sedang berlakon. "

"Akhir-akhir ini, benar apa pun ada, menonton drama terlalu banyak! "

Sekelompok orang mengelilingi Fisi di tengah dan berbagai sindiran, mulai masuk ke telinga.

"Anak muda, kamu harus melakukan hal yang masuk akal, jika mau mengejar idola. "

Sambil berbicara, menggulurkan tangannya ke depan Fisi dan sebuah sapu tangan hijau terjepit di jarinya.

Jari yang panjang, persendian yang berbeda, bekas luka yang ringan di ibu jarinya, ini....

Mengangkat kepala, melihat jelas orang yang di depan, Fisi tertegun sebentar dan kemudian bereaksi.

Tidak menyangka, masih bisa bertemu lagi.

Orang ini, dia kenal, teman kakak dokter itu, tahun itu, penggantian nama, semua di bantu olehnya.

Karena alisnya ada sebuah tahi lalat yang besar, maka, dia sangat terkesan kepadanya.

Sudah beberapa tahun, selain kerutan mendalam, tidak ada perubahan besar.

Fisi menggulurkan tangan, mengambil sapu tangan itu, jelas merasakan selembar kertas di tengah sapu tangan.

Dia melihat ke ruang VIP, melihat sosok yang agak kabur di dalam, dia tersenyum, dia tahu, Deco tidak akan melupakannya.

Fisi tidak berani melihat ekspresi orang di sekitarnya.

Tersenyum, berbalik dan pergi.

Semua orang menghembus nafas.

"Dalam beberapa tahun ini, orang sakit jiwa banyak, demi berlakon, datang ke bandara untuk membuat keributan. "

Pria bersetelan bunga itu, menepuk tangan dengan berlebihan, "Akting yang bagus, hampir menipu tuan Hamdan kita. "

Setelah selesai, semua orang membalasnya.

Semua menganggapnya itu lelucon, tapi dalam pikiran Deco, Fisi yang menangis, tidak bisa di usir dari otaknya.

Jika dia tidak salah, gadis ini adalah gadis yang dia ketemu ketika dia magang di rumah sakit luar kota, waktu itu dia masih muda, melihat gadis kecil itu kasihan dan membantunya.

Baginya, itu hanya hal sepele.

Setelah kembali ke kota A, dia tidak memikirkan hal ini.

Tapi tidak menyangka, sudah berapa tahun, gadis kecil itu masih mengingatnya.

"Bagaimana kamu mengenal Deco? "

Kembali ke ruang tunggu di sisi lain, ketika Fisi menginjak masuk, Linsai bergegas maju dan menariknya.

"Dulu dia,pernah membantuku, keluargaku jatuh sakit, dia meminjamkan uang kepadaku. "hidungnya masih merah dan suaranya masih terisak-isak.

Kenbo menarik kembali pandangannya.

Linsai memegang lengan Fisi,berjalan ke samping dan duduk.

"Ternyata begini, aku mengira, kamu tadi pergi mengejar idola? "

"Mengejar idola? "Fisi bingung.

"Iya, Deco,akhir-akhir tahun ini, sangat terkenal, Kenbo merupakan salah satu dari Junior Big Four Crazy Rich, dia adalah salah satu dari Big Four Crazy Rich, sangat terampil. "

Idola? Fisi sedikit bingung, Deco bukannya dokter? Bukankah generasi dokter?

Dulu, kepala panti tinggal dirumah sakit.

Dia mendengarkan para perawat membicarakan Deco, mereka mengatakan bahwa dia mempunyai latar belakang.

Mengapa bisa jadi idola?

Fisi memasukkan tangan ke saku celananya, ragu-ragu, mengeluarkan sapu tangan itu.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu