Cantik Terlihat Jelek - Bab 500 Pria Yang Mirip Dengan Devan

“Perhatikan kesehatanmu.” kakek menghela nafas tanpa daya, berbalik dan pergi, sosok punggungnya terlihat sangat kesepian.

Kemudian, paman yang baru saja berdiri di sana juga pergi.

Dia menghela napas lega, menjilat bibirnya yang berminyak, dan keluar.

Dia masih memegang sepotong ayam di tangannya.

“Apakah tugasmu sudah selesai dikerjakan?”

Tiba-tiba mendengar suara dari belakang, Hutu terkejut dan ayam di tangannya juga jatuh ke lantai.

Dia berbalik dengan kaku.

“Paman...... muda.” Dia memanggil.

Pria meliriknya, merentangkan lengannya yang panjang, mengambil tisu dari meja dan menyerahkan padanya.

“Kakak ipar memintaku untuk membantumu mengerjakan PR-mu, kebetulan aku punya waktu hari ini.”

Hutu mengambil tisu dari tangannya dengan takut, perlahan-lahan menyeka noda minyak di mulutnya, mengerutkan kening, dan berpikir dalam hatinya, haruskah begitu patuh?

“Oke, terima kasih, Paman.” Dia menundukkan kepalanya dan mengucapkan terima kasih.

Raven melewatinya dan berjalan ke lantai dua, “Aku menunggumu di ruang studi, kalau ada yang tidak mengerti, kamu bisa membawanya ke atas.”

Hutu pertama kali memasuki ruang studi Raven, berbeda dengan apa yang dia bayangkan, awalnya dia menyangka ruang studi seorang jenius seharusnya dipenuhi banyak buku, namun sebenarnya tidak memiliki apapun, selain tata letak minimalis, hanya ada sekumpulan dokumen di atas meja.

Raven berdiri di dekat jendela, menjawab telepon, ketika mendengar suara, dia menunjuk ke arah meja, menyuruhnya tunggu sebentar.

Dia berbicara bahasa Inggris yang lancar, namun Hutu sama sekali tidak mengerti sepatah kata pun. Pada saat ini, dia bahkan curiga bahasa Inggris yang telah dia belajar selama bertahun-tahun, adalah bahasa Inggris yang palsu?

Melihat wajah tampak sampingnya, pikiran Hutu muncul sebuah kata: Sejak zaman kuno tidak ada wanita tercantik, hanya ada orang-orang menarik, penampilan yang menarik mengejutkan seluruh orang di dunia!

Meskipun kata-kata ini biasanya digunakan untuk menggambarkan penampilan seorang wanita, namun pada saat ini, dia merasa menggunakan kata-kata ini menggambarkan pamannya ini tidak keterlaluan.

Dalam beberapa tahun ini, dia tidak pernah berani melihat pamannya secara langsung. Oleh karena itu, di dalam hatinya, dia selalu menyangka sepupunya Devan adalah pria yang paling tampan di dunia, ternyata ada juga pria yang dapat dibandingkan dengan sepupunya.

Mereka berdua sama-sama hebat dan tampan.

Namun sama-sama membuat orang gemetar.

Pria mendadak berbalik dan kebetulan melihat tatapan Hutu yang kagum, dia segera menundukkan kepalanya dan sedikit malu, “Paman......”

Pria mengangguk, jari-jarinya yang ramping, berbalik dan meletakkan ponselnya di atas meja persegi panjang di sampingnya.

Tindakan yang begitu sederhana, dilakukan olehnya, terlihat begitu menarik.

Hutu menatap fokus pada tangannya, agak sulit untuk mengalihkan pandangannya.

Raven datang dan melihat setumpukan buku di tangannya, alisnya berkerut, “Apakah ini?”

“Kamu bilang kalau tidak mengerti, bawa saja semuanya.” Hutu selesai berkata, menggigit bibir bawahnya, tidak berani melihat reaksi Raven.

Tetapi apa yang dia katakan benar, dia tidak mengerti semuanya, di dalam kelasnya sekarang, meskipun nilainya bukan urutan terakhir, namun tidak beda jauh dari itu.

Makanya dia terkejut, mengapa ibunya berani mengaitkan dirinya dengan Universitas Ciput?

Dia menyangka Raven akan mengejeknya atau tidak mengajarnya.

Namun tanpa terduga, dia mengambil setumpuk buku dari pelukannya dan meletakkannya di atas meja.

Jari-jari yang ramping dan indah, sedang membolak balik buku-buku itu....... hingga selesai membaca semuanya.

Seiring dia membolak balikin buku itu, wajah Hutu sedikit demi sedikit terasa hangat, sampai memerah.

“Duduk dulu!”

Akhirnya, dia berbicara.

“Oh!” Dia duduk di kursi dengan takut.

“Mulai dari buku yang mana?”

“Apa?” Dia menyangka dia akan seperti ayah dan kakaknya Shang Ningga, kesal dengan kebodohannya dan marah.

Setidaknya, akan mengejeknya beberapa kata.

Karena sebagai anak dari keluarga Ningga, nilainya benar-benar sangat jelek.

“Ingin mulai dari buku yang mana?” Raven memandangnya, dia menyangka Hutu tidak mendengarnya, jadi bertanya lagi.

“Ini...... saja.”

Wajah Hutu agak kaku, dan buru-buru mengeluarkan tugas bahasa, ini adalah sesuatu yang bisa dia lihat dari pelajaran lainnya, namun dia agak pusing terhadap tugasnya.

Selain itu, dia mengakui dirinya juga agak sengaja, dia tidak percaya bahwa Raven, seorang siswa sains yang hebat, juga dapat menangani jurusan seni liberal.

Tetapi kemudian, dia memahami sebuah kebenaran bahwa seorang jenius benar-benar berkemampuan dalam segala bidang.

Tiga jam kemudian……..

“Menghafal semua bagian yang telah digarisbawahi, dan mencatat semua bagian yang dilipat, serta ulang kerjakan bagian yang dilingkar, kalau ada yang tidak mengerti, ditandailah dengan pensil.”

Dia memiliki suara yang bagus, meskipun nadanya tidak terlalu bagus, tetapi Hutu merasa sangat menarik.

Selesai berkata, langsung melihat dia bangkit, mengambil mantel di bagian belakang kursi, mengenakannya dan keluar.

Hutu diam-diam menghela nafas lega, langsung terdengar suara dari belakangnya, “Aku akan kembali untuk memeriksanya pada tahun baru hari ketiga.”

Melihat sosok kepergiannya, sudut mulut Hutu sedikit bergetar, dan merasa jalan di depan sangatlah jauh.

Namun, dia tetap melakukan apapun yang dikatakan Raven, dan dari pagi hingga malam, dia tidak melakukan hal lainnya kecuali makan dan tidur.

Shang Ningga yang baru kembali mengunjungi saudara, melihatnya tiba-tiba begitu serius, dia melemparkan handuk di lehernya ke meja di depannya dan mengejek, “Begitu serius, apakah kamu ingin pergi ke Universitas Ciput?”

Hutu Memutar kepala meliriknya dan melihatnya bertelanjang dada, mengenakan celana longgar bermotif bunga, dia mengerutkan kening, “Kakak, mengapa kamu..... mengenakan seperti ini lagi?”

Shang tertegun, berjalan ke depannya, melompat dan duduk ke atas mejanya, dan membuat gerakan yang sangat mempesona, “Jangan terlalu tertarik pada kakakmu, kakak hanyalah suatu legenda.”

Hutu meliriknya, dia benar-benar tidak tahu bagaimana dia bisa menjadi pria terkenal di Universitas Ciput.

Dia bangkit dan pergi ke kamar sebelah, mengambil piyama dan menyerahkan ke tangannya.

“Segera mengenakannya, nanti kalau ibu melihatmu, dia akan memarahimu lagi.”

Dia masih ingat, terakhir kali Ibunya sangat marah melihat Shang keluar dari kamarnya dengan penampilan seperti begini.

Shang tidak membantah melihat piyama di tangannya, dia mengenakan pakaian dan membungkukkan tubuh melihat PR-nya, tetapi wajahnya menjadi agak suram.

“Ini adalah tulisan Raven!”

Hutu mengangguk, melihat ke arah pandangannya, tulisan Raven sangat bagus.

Namun sangat sayang digunakan untuk menulis PR-nya dan terlihat tidak terlalu puas.

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu