Cantik Terlihat Jelek - Bab 80 Perubahan Devan Pada Gabriel

Bab 80 Perubahan Devan Pada Gabriel

“ Siapa bilang aku tidak suka !” Devan melempar sayur yang dijepit dengan sumpit ke dalam mangkoknya, memotong pembicaraannya.

Simon memelototinya, menundukkan kepala, makan dengan lahap, tiba-tiba ia mendongak, melihat Sherin dan melihat Devan, tiba-tiba ia berdiri, menelan nasi yang ada di mulutnya, dengan ekpresi terkejut ia berkata : “ Papa, maksud kamu..... Kamu menyukai Mama Sherin ? Dan ..... Mama Sherin akan menjadi mamaku ? “ Habis berkata, ia lari ke dapur dan memeluk Mbok Lili.

“ Mbok, kamu mendengarnya, ayahku berkata bahwa ia menyukai Mama Sherin, mama Sherin akan menjadi mamaku beneran Mbok… “

Mbok Lili dengan ekpresi wajah penuh dengan senyuman melihat Devan, kemudian ia melihat Sherin yang sedang malu dan menundukkan kepalanya, menganggukan kepala, menghelus kepala Simon, “ baiklah, cepat makan, senang sekali kamu ya. “

Sebenarnya interaksi dua orang tersebut selama ini, yang melihatnya sudah pasti mengetahui hubungan mereka, hanya karena Simon masih kecil, dan baru saja mengetahuinya sekarang.

Acara makan ini, di dalam suasana yang segan dan malu, akhirnya selesai.

Sehabis makan, Sherin memapah Mbok Lili duduk diatas sofa, “kamu jangan berdiri lagi, biar aku saja yang cuci piring.”

Habis berkata, ia melepaskan apron yang dipakai oleh Mbok Lili, dan mengikat di badannya.

Mana bisa Mbok Lili duduk santai, ia baru saja duduk, teringat sesuatu, kemudian berdiri, jalan ke balkon, dan mengambil jemuran.

Devan baru saja keluar dari kamar mandi, melihat adegan ini, tatapannya penuh dengan senyuman, keyakinan di dalam hatinya, menjadi semakin kuat.

“ Papa, malam ini, kita boleh nginap di tempat Mama Sherin, boleh ?”

Simon jalan ke hadapan Devan, kedua tangan bersikap manja sambil bermohon.

Devan menyeringai, didalam hatinya sangat senang, dengan ekpresi wajah yang dingin ia menjawab “ iya.”

Kemudian, ia jalan ke arah dapur, berdiri dipintu dan melihat Sherin yang sedang sibuk, sampai terbengong.

Ia merasa terganggu ditatap Devan, Sherin berkata : “ Apakah kamu ingin membantu ? “

“ Iya, biar aku saja !” Ia menjawab dengan serius, Sherin terkejut, Devan membantu ?

Mengira ia hanya merasa segan, dengan sengaja ia mengangguk dan berkata, “ Boleh, kamu saja yang cuci piring.”

Sambil berkata, ia mulai membersihkan piring diatas mejas, tetapi dihentikan oleh Devan.

“ Kamu pergi sana istirahat, biar aku saja. “

“ Apa ?” Sherin merasa kaget sampai mulutnya ternganga.

Devan cuci piring ?

“ Itu... Biar aku saja yang cuci ? “

Devan hanya tersenyum, buka jasnya, kemudian melipat lengan kemeja putihnya ke atas, seperti sudah terbiasa ia mengabungkan sisa-sisa lauk menjadi satu, kemudian buang ke tempat sampah, kemudian, dengan gerakkan yang sudah terlatih ia membersihkan piring yang diatas meja.

“ sebelumnya kamu pernah melakukannya? “

“ Saat SMA, aku bertengkar dengan ayah, aku dihukum untuk mencuci piring selama setengah bulan dihotel.”

“ Apa ?”

Devan sangat suka melihat wanita ini membuat ekpresi seperti ini, ia membungkuk, dan mencium keningnya, “duduk disana saja, habis aku mencuci, aku ingin menanyakan sesuatu.”

Sherin tidak menanyakan apa-apa, ia tau, saat ini, sel-sel diseluruh tubuhnya dipenuhin oleh rasa kebahagiaan.

Sherin tidak pernah kepikiran, Devan adalah orang seperti ini, mengerjakan kerjaan rumah tangga, sangat lincah dan bersih.

Ia baru saja duduk, melihat ia mengelap tangan, berjalan menuju sini.

Duduk disebelahnya, mengangkat tangannya, Sherin jatuh ke dalam pelukkannya.

“Devan, menurutmu, apakah kamu mempunyai utang budi kepadaku ? apabila tidak, kamu yang sangat luar biasa kenapa bisa menyukai gadis biasa sepertiku ?” Sherin berpikir sambil bergumam sendiri.

Tangan yang berada dipinggang, memegang dengan erat, “benarkah? Dari dulu siapa yang bersikeras menolak aku ?” Sherin tidak dapat melihat ekpresi wajahnya, tetapi dari intonasinya berkata, ia bisa mengira, sudut mulutnya pasti terangkat.

Ia tertegun, apakah ini adalah ia ? ia menggeleng kepala, pura-pura tidak tau.

“tadi kamu bilang ada hal-hal yang kamu ingin tanyakan? Tanya lah …..”

Disaat Devan ingin bertanya, handphone yang diatas meja nya berdering.

Tidak jauh dari Sherin, ia mengambil handphone dan berikan kepada Devan, matanya menatap tajam, ia melihat nama Gabriel.

Ia menundukkan kepala,, ingin berdiri, karena apabila ia disana, mereka menjadi tidak leluasa untuk berbicara, tetapi ia ditarik oleh Devan.

Ia mengangkat telepon, dan kemudian ia menekan Handfree.

“ Devan ….…. “

“ada apa ?” Sherin menyadari, saat ini Devan tidak lagi lemah lembut seperti dulu terhadap Gabriel.

“Devan, kamu tidak boleh melakukan hal ini kepada ku, aku yang menyelamatkan nyawamu, bagaimana kamu bisa meninggalkan aku ? “ intonasi Gabriel berbeda dengan intonasi sebelumnya, intonasinya sangat kasar, bisa terdengar, emosinya sedang tidak stabil.

“Gabriel, kita tidak memiliki rasa cinta, memilih untuk berpisah, ini demi kebaikkan kamu.” Ekpresi Devan tidak ada perubahan, sangat tenang.

“kamu bohong, bilang saja kamu mencintai orang lain, kamu mencintai pengasuh yang dirumahmu…. hmm, Devan, dari sisi mana aku lebih buruk dibandingkan dengan dia, kenapa kamu mencintai dia, tidak mencintai aku ?“ intonasi Gabriel, berubah menjadi bertanya.

Sherin langsung menoleh ke samping, dan melihatnya, ia terkejut, ia masih bertahan dengan ekpresinya yang tadi.

“ Cinta bukan barang yang bisa di jual belikan, tidak bisa digunakan sebagai suatu perbandingan !”

“ Devan….… kamu bajingan …… aku tidak akan membiarkan kalian bersama, tidak akan … … “

Setelah ia berteriak dengan sedih, panggilannya dimatikan.

Sherin menundukkan kepala, dibandingkan suasana tadi, seketika suasana menjadi tegang.

Kebahagiaan mereka, ditakdirkan berdiri di atas ketidak bahagiaan wanita lain.

Setelah Gabriel mematikkan panggilan, ia mengurung dirinya sendiri didalam kamar.

Pakaian yang ada didalam lemari, semua di keluarkan, dan merobek-robeknya, yang tidak bisa dirobek, ia gigit dengan mulut.

Pembantunya mendengar suara, ia segera memanggil Ibu Gabriel.

“Gabriel, apa yang kamu lakukan ?” Ibu Gabriel mendorong pintu dan masuk kedalam, melihat semua barang berantakkan, ia langsung memeluk Gabriel ke dalam pelukkannya.

“ ibu, Devan meninggalkan aku.” Ia menyandar di pelukkan Ibu Gabriel, menangis sangat sedih.

Karena beberapa tahun ini Ibu Gabriel menderita penyakit Depresi, jarang berkomunikasi dengan Gabriel, saat ini ia melihat anaknya yang sedang sedih, ia tidak tau harus berkata apa, ia hanya megusap air mata.

“ apakah kamu masih belum mengerti ? Devan mencintai orang lain.” Suara Gary terdengar dari pintu.

Gabriel mendongak, melihat ia bersadar di kusen pintu, dengan ekpresi wajah yang aku sudah mengetahui.

Ia melepaskan ibu, maju kedepan, menarik kerah baju Gary, “ kamu sangat senang ? semua karna kamu, apabila bukan kamu yang memaksa Devan, ia tidak akan membatalkan tunangan bersamaku, semua karena kamu….. kamu dan ibu sama, tidak bisa senang melihat orang lain bahagia, sekarang kalian puas, benarkan? “

Gary dengan ekpresi wajah terbengong, “Gabriel, aku pernah bilang, aku tidak pernah bertemu dengannya.”

“ Tetapi darah yang mengalir didalam tubuhmu adalah darah orang yang menjijikkan itu.” Didalam pikirannya penuh dengan amarah, jadi, ketika ia bicara, tidak ada batasannya.

“Gabriel, kamu tidak boleh berkata seperti itu.” Ibu Gabriel tiba-tiba berdiri, ia berdiri didepan Gabriel, dengan nada yang tinggi ia menegur Gabriel.

“ibu, kenapa kamu mengetahui ia adalah anak manusia yang menjijikan itu, dan kamu masih membelanya, kamu lihat, beberapa tahun ini karena wanita yang menjijikan itu, berapa banyak penderitaan yang kamu rasakan? kamu tidak mengizinkan ayah berbagi hati dengan wanita jalang itu, dan ia tidak memberi cinta padamu, kamu …..”

“ Phakkk” Gabriel belum selesai berbicara, ibu Gabriel langsung menamparnya.

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu