Cantik Terlihat Jelek - Bab 529 Raven Terluka Untuknya

Dia tiba-tiba teringat, hari itu orang tuanya ingin bercerai, ketika dia bergegas keluar, dia ketemu Agus, dan dia pernah memberitahu dirinya bahwa dia tinggal di atas sana.

Pada saat itu, pikirannya sangat kacau, suasana hatinya juga sangat rumit, jadi dia sama sekali tidak memasukkan ke hati.

Lagipula, karena tahu di mana tempat tinggal Nini, jadi dia tidak pernah berpikir, bahwa kakeknya Agus adalah tetangga kakeknya sendiri, dan juga tidak pernah berpikir Agus adalah si gemuk yang berkelahi dengannya di masa kecil.

Tumbuh begitu besar, dia hanya pernah sekali bertengkar dan berkelahi dengan orang.

Saat itu, dia baru 9 tahun, ikan kecil yang sudah lama dia tangkap, begitu datang Agus langsung mengangkat ember itu, dan bilang itu adalah milik rumahnya.

Dia pasti tidak kasih, dia berdebat dengannya, tetapi Agus malah berkata dengan wajah sombong, air di dalam aliran air ini mengalir dari rumah kakeknya, jadi ikan tentu menjadi miliknya.

Tidak dapat berdebat dengannya, dia langsung merebut ikan di tangannya, menarik tangan Agus dan menggigitnya, tetapi malah di dorong oleh Agus ke dalam aliran air itu.

Akhirnya, karena masalah ini ibunya menegurnya, kakek juga bilang dia tidak mirip anak keluarga Ningga.

Dia menangis untuk waktu yang lama, menangis ingin kembali ke rumah sendiri.

Itu merupakan salah satu dari jumlah kecil dia tidak menaati perkataan orang tuanya.

Jadi memiliki kesan yang mendalam.

Agus memegang kepalanya, jari tangannya yang ramping mengepal, dan berdeham berkata, “Itu, maaf ya, masa kecil tidak terlalu pengertian.”

Hutu memandang ke bawah, karena di lokasi agak panas, jadi dia tidak mengenakan pakaian formal, kaus bertopi dengan lengan tujuh perempat, bekas luka dangkal di lengannya membuat wajah Hutu memerah.

“Itu, bekas gigitanku?”

Agus melihat dan mengangguk, “Aku juga sangat kaget, ternyata gadis yang begitu kejam dan kasar adalah kamu.”

Sambil berkata, dia sambil mengamatinya, “Perubahanmu luar biasa!”

Hutu menjadi segan dibawah pandangannya, dia tentu mengerti maksud Agus, dulu dia begitu kasar, sekarang malah begitu “Lembut”.

Sebenarnya, dia ingin berkata, dalam hidup ini dia hanya pernah bersikap kasar sekali itu saja.

Dia mengangkat tasnya, dan mengangkat dagunya, “Sampai saat ini, aku hanya pernah berkelahi sekali saja.”

Selesai berkata, dia tersenyum, “Benar-benar tak terduga, perubahanmu lumayan banyak, dulu..... kamu gemuk bagaikan babi.”

Agus menunjuknya, mengangkat kepalan tangannya dan menggoyang di depannya, “Apakah kamu ingin berkelahi lagi?”

Hutu tersenyum senang, dan merasa jodoh dalam dunia ini benar-benar sangat aneh.

“Mengapa aku tidak pernah mendengar Nini mengatakan, kakekmu juga tinggal di sini?”

Dia tersenyum bertanya.

Agus mengambil segelas jus di sampingnya dan menyerahkan padanya, lalu berkata.

“Orang tuaku bercerai di saat Nini masih sangat kecil, Nini ikut ibuku, dia tidak pernah datang ke rumah kakek.”

Hutu tertegun dan kaget, orang tua Nini sudah bercerai?

Dia juga tidak pernah mendengar Nini mengatakannya.

Dia selalu menyangka Nini sangat bahagia, karena dia sangat ceria.

“Di saat bercerai, Nini baru saja dilahirkan, ayahku sangat sibuk, jadi sering mengantarku ke tempat kakek.”

Mengetahui keraguannya, jadi Agus menjelaskannya.

“Tetapi aku sepertinya hanya pernah melihatmu sekali saja?” Hutu terus bertanya.

Agus menarik nafas, menatap Hutu di depannya, membuka mulut, ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak akan memberitahunya, setiap kali dia datang, dia selalu menunggunya di tepi aliran air. Penampilannya di saat marah sangat menarik.

Tetapi, dia tidak pernah melihatnya lagi.

“Mungkin belum berjodoh?” Dia berkata.

Hutu mengangguk, hatinya juga merasa hal-hal di dunia ini sangat menarik, ternyata sebelumnya dia pernah bertemu dengan Agus.

Mereka berdua mengobrol lumayan lama, mulai dari kecil hingga akhirnya membicarakan tentang novel Agus, karena Hutu adalah penggemar setia, jadi tanpa terduga mereka mengobrol hampir satu jam lebih.

“Benar-benar tidak terduga, si gendut bisa menulis novel.” Dia mengejeknya, mungkin karena pengalaman di masa kecil, membuatnya merasa Agus menjadi jauh lebih ramah dari sebelumnya.

Agus menepuk kepalanya.

“Agus, ke sini. Ayah membawamu pergi bertemu dengan beberapa paman.” Saat ini, ayahnya Agus datang.

Melihat Hutu, dia mengangguk padanya, “Hey gadis, ternyata kamu adalah anaknya adik Ningga, Nini tidak pernah mengatakannya.”

Dia pernah bertemu ayah Chen beberapa kali, satu kali di sekolah, datang mengantarkan sesuatu untuk Nini, dan satu kali lagi, ketika mereka sedang berjalan-jalan di mall, pas ketemu dan membawa mereka pergi makan.

Terakhir kali yaitu pada saat ujian nasional, dia menemani Nini datang.

Pada saat itu, dia merasa Nini sangat bahagia.

Sekarang dia merasa dirinya benar-benar sangat bersalah terhadap sahabat dekat.

Tetapi dia juga langsung mengerti, tidak peduli betapa baik hubungan mereka, juga ada sesuatu masalah pribadi yang tidak dapat dikatakan.

Teringat sebelumnya, Agus bilang orang tuanya bercerai, dia pikir, Nini seharusnya tidak begitu baik dengan ayahnya, jadi dia mengerti mengapa ayahnya tidak tahu identitasnya.

“Aku yang meminta Nini untuk jangan mengatakannya, maaf paman, aku tidak tahu kemu kenal dengan ayahku.”

Dia meminta maaf dengan rendah hati, dan mendorong semua kesalahan pada dirinya sendiri.

Ayah Chen tertawa terbahak-bahak, pandangannya menyapu diantara Agus dan Hutu.

“Tidak apa-apa, sekarang mengetahuinya juga tidak terlalu telat.”

Agus ikut di belakang Ayahnya, dia meletakkan gelasnya dan pergi ke toilet.

Namun dia dihentikan oleh kakak sepupunya Gwen di lorong.

Gwen adalah putri Bibinya Hutu.

“ Hutu, aku tidak mengizinkanmu berdekatan dengan Agus.” Kedua tangan Gwen memeluk di depan dadanya, mencibir dan mengangkat dagunya dengan sombong, dan berkata dengan nada perintah yang tidak bisa diabaikan.

Hutu meliriknya, sepupunya ini lebih muda satu tahun darinya, mereka tidak akrab sejak kecil, dia tidak suka bermain dengannya, dan dia juga sering membantahnya.

"Apakah kamu terlalu banyak berpikir?"

Dia berjalan melewatinya, ingin pergi.

“Kata ibuku, dia adalah seseorang yang akan menikah denganku di masa depan, bagaimana bisa kamu$ merebut suami dengan sepupumu?”

Suami? Hutu menegakkan punggungnya, mengangkat kepala menatapnya, Hutu tertawa tak tertahankan.

" Gwen, baru berapa usiamu?"

Dia tidak berniat jahat dalam perkataan ini.

Tanpa terduga, Gwen menyangka dia mengejeknya, dia melangkah maju dan memegang pisau, menusuk ke arahnya.

Hutu terkejut dan bingung, jadi ketika dia melihat pisau tajam menusuk ke arahnya, dia juga lupa meresponnya.

Dia memejamkan matanya dan menunggu kesakitan tiba.

Saat ini, ada sosok bayangan hitam seseorang melintasi depannya, dan memeluknya.

Kemudian terdengar suara “Shhhhhhh......”

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu