Cantik Terlihat Jelek - Bab 91 Sherin Mengalami Masalah Yang Besar

Bab 91 Sherin Mengalami Masalah Yang Besar

Ayah Gabriel memberi dia tatapan yang jelas, "Aku tidak perlu mengajarimu bagaimana caranya kan?"

"Tetapi kalau sepupu...."

"Kalau hal kecil ini saja kamu tidak bisa selesaikan, bagaimana kamu bisa menjadi istri Devan nanti? Pria berprestasi seperti Devan pasti dikelilingi banyak wanita. Apakah harus aku yang selalu mendorong di belakangmu?" Anak putranya baru saja koma dan istrinya baru saja meninggal. Suasana hati Ayah Gabriel sangat tidak baik sehingga dia tidak memiliki kesabaran yang banyak terhadap Gabriel.

Gabriel mengangguk kepalanya dan tidak berani meneruskan topik ini. Dia menundukkan kepalanya dan mulai menyeka air matanya, "Pa, aku adalah orang yang membuat ibu dan kakak seperti ini. Papa tenang saja, aku pasti akan membalas dendam buat mereka"

Ayah Gabriel melemparkan kotak kosong yang berada di meja ke lantai dan melihat Gabriel dengan tatapan yang aneh, "Jangan mendorong tanggung jawab kamu ke orang lain. Kalau kamu memang pintar, ikat Devan baik baik. Kalau kamu tidak memiliki kepintaran tersebut, maka aku tidak bisa menjamin masa depanmu"

Melihat tatapan Ayahnya yang kejam itu, Gabriel menjadi takut. Detik itu, Gabriel merasa dia tidak mengenal pria yang berada di depannya. Ayahnya yang baik hati tiba tiba berubah. Setelah menyelesaikan masalah ibu Gabriel, Devan mendapat informasi bahwa di luar negeri ada cara pengobatan penyakit seperti Gary. Ada pengalaman yang pasiennya sukses di obati dan menjadi sembuh. Setelah berdiskusi dengan Ayah Gabriel dan Gabriel, Gary di antar ke luar negeri untuk berobat. Gabriel sebenarnya takut Gary akan benar benar sembuh, tetapi dia tidak memiliki alasan untuk menolak usulan. Agar tidak membuat Ayahnya dan Devan meragukan dia, dia berpura pura merasa sangat bahagia dan menyetujui Gary di antar ke luar negeri.

"Devan, terima kasih" Melihat Gary sudah di jemput orang, Gabriel menyandar di pelukan Devan dan berkata dengan lembut. Devan hanya berkata iya dengan suara kecil dan dia menahan Gabriel agar dia bisa berdiri dengan tegak, "Gabriel, sekarang masalah rumahmu sudah hampir selesai, aku juga berharap masalah kita bisa diselesaikan dengan cepat"

Devan baru siap bicara, Gabriel seperti teringat sesuatu dan wajahnya langsung berubah. Dia berusaha tetap bertahan senyumannya dan berkata, "Iya. Aku akan menepati janjiku. Bolehkah kamu tunggu beberapa hari lagi? Aku takut Papaku tidak sanggup menerima ini"

Mendengar kata kata ini, ekspresi Devan menjadi lebih berat. Dia melirik Gabriel dan berkata, "Baik"

Melihat Devan menjawabnya, badan kaku Gabriel akhirnya menjadi lega. Dia berputar balik badannya dan berjalan ke arah pintu dengan cepat.

Sherin baru siap menata rias dan merasa ponselnya bergetar. Devan menelponnya

"Lagi apa?"

"Sedang kerja bos"

"Malam ini temani bos makan malam"

"...."

"Kenapa? Tidak mau menurut kata bos?"

"Wanita yang jelek, tua dan membosankan menemani bos makan malam? Apakah itu tidak memalukan?" Berpikir tentang kata kata Simon ketika dia mau mencarikan pacar untuk Sherin. Sherin menjadi emosi.

"...." Devan duduk di dalam mobil sambil memegang dahinya. Wanita ini memang kekanakan!

"Sherin, aku kangen kamu"

Sherin, aku kangen kamu..... kata ini terus berputar di otak Sherin

"kangen aku? Tetapi wanita yang kamu cium itu bukan aku. Aku tidak percaya"

"Itu hanya kasih sayang seorang kakak terhadap adik. Aku berjanji, itu adalah terakhir kali"

kekacauan yang berada di dalam hati akhirnya menghilang, dia menghela sebuah nafas dan pada saat itu, Manajer Lupus mengirim dia sebuah pesan teks. Katanya ada beberapa model yang akan melakukan photoshoot dan meminta Sherin untuk naik ke lantai atas menata riasan mereka.

"Bos, aku harus bekerja dulu. Sampai jumpa nanti malam" Setelah itu, Sherin menyimpan ponselnya ke dalam saku. Biasanya photoshoot dilakukan di lantai 16. Sherin tidak berpikir banyak dan langsung naik ke atas. Sherin membuka pintu dan dia tidak melihat satu model pun. Hanya manajer Lupus yang berada di dalam. Ekspresi Sherin menjadi berubah, dia melihat ke Manajer Lupus dan bertanya, "Manajer Lupus, bukankah ada model yang akan melakukan photoshoot?"

Manajer Lupus duduk di kursi dan tersenyum setelah mendengar kata kata Sherin, "Sherin, duduk di sini" Dia menepuk kursi yang berada di sampingnya. Sherin merasakan sesuatu yang tidak benar, ekspresinya berubah, "Kalau tidak ada masalah lain, saya akan turun dulu" Setelah itu Sherin berputar balik badannya dan berjalan ke arah pintu dengan cepat. Tetapi sebelum sampai ke pintu, Sherin mendengar suara kunci pintu.

"Sherin, kamu jangan takut. Aku hanya datang berdiskusi dengan kamu, apakah kamu bisa tidak mengundurkan diri?"

"Tidak perlu. keputusan saya sudah jelas" Sherin menolaknya. Manajer Lupus berdiri dan berjalan ke depan Sherin."Sekarang sangat susah untuk cari kerja. Gaji Simba juga tidak rendah, mengapa kamu tidak berpikir lagi?" Sambil berkata, manajer Lupus memegang tangan Sherin, "Jika kamu setuju tidak mengundurkan diri, aku akan menaikkan gajimu sebesar 30% lagi. Bagaimana?"

Sherin ingin menarik tangannya kembali. Tetapi dia tidak bisa..

Sherin mengerutkan alisnya, "Manajer Lupus, saya menghargai kebaikan kamu. Jika tidak ada masalah lagi, saya mau turun dulu" Setelah berkata, Sherin mulai mundur ke belekang sambil menarik kembali lengannya. Tetapi, Sherin malah kehilangan keseimbangan dan jatuh ke lantai. Manajer Lupus melepaskan tangannya dan lansung mendekatkan tubuhnya dengan Sherin.

Mata Sherin membesar, dia merasa darah di seluruh tubuhnya naik ke atas kepalanya. Dia berusaha untuk mendorong manajer Lupus, tetapi pria ini terlalu gendut. Sherin sama sekali tidak bisa menggerakkannya.

"Sherin, kamu jangan mengundurkan diri. Aku berjanji, jika kamu terus berada di sini, teknik riasmu ditambah kekuasaanku, kamu pasti bisa menjadi penata rias yang sangat terkenal"

Manajer Lupus sedang menggodanya, tetapi Sherin sama sekali tidak mengerti apa yang sedang dia katakan. Sherin menendang kursi di depannya dengan kuat dan kursi itu jatuh ke punggung manajer Lupus. Pada waktu Manajer Lupus sedang sibuk memindahkan kursi dari punggungnya, Sherin mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan ingin menelpon ke polisi. Tetapi ponselnya berhenti di tampilan pesan teks...

Pada saat itu, manajer Lupus sudah menyadari kelakuan Sherin dan ingin mengambil ponsel Sherin.

"Manajer Lupus, kamu ... kamu mau buat apa?" Sherin bahkan tidak bisa bicara dengan jelas. Alis manajer Lupus mengerut, dia melepaskan jaket yang dikenakannya, "Sherin, kamu mau mengundurkan diri juga boleh. Maukah kamu menjadi pacarku? Aku berjanji aku akan memberi kamu uang yang lebih banyak daripada gajimu"

Sherin menggelengkan kepalanya, "Manajer Lupus, kamu lepaskan aku. Aku tidak mau uang........"

Tetapi, pria yang sudah memiliki keinginan itu sudah tidak bisa diajak diskusi. Manajer Lupus terus berbicara kata menghina sambil melepaskan bajunya.

"Kamu dengarin kata kata aku, aku akan membuat kamu lebih senang..." Sambil berkata, Manajer Lupus mendekati Sherin. Sherin terkejut dan tangannya bergerak, ponselnya jatuh ke bawah kursi........

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu