Cantik Terlihat Jelek - Bab 137 Manis dan Manja

“Devan, bisakah kamu membawa Simon datang untuk mengunjungi aku dan ayahmu?”

“Ma, bukankah kamu baru bertemu dengannya beberapa hari yang lalu?” Devan mengerutkan alisnya, dalam beberapa tahun ini, dia tidak bisa makan dengan baik, tidak bisa tidur dengan nyenyak juga, kerja lembur sampai larut malam, lainnya, pergi ke bar dan mabuk-mabukan, kondisinya sangat buruk.

Melihat wajahnya yang kurus dan pucat, hati Helena bagaikan berdarah, terus menetes tanpa henti.

“Devan, apakah perutmu merasa tidak nyaman lagi? Aku melihat wajahmu sangat pucat.” Berpikir, Helena tidak bisa menahan lagi dan bertanya kepadanya.

Pikiran Devan hampa, ibunya yang telah dimanjakan oleh ayahnya setelah menikah bertahun-tahun bukanlah orang yang akan perhatian terhadap orang lain, terutama dalam beberapa tahun terakhir ini, setelah Devan tumbuh dewasa, Helena sangat jarang memperhatikan dia.

Mengangkat bibirnya dan berkata, “Ma, bisa hidup bersama dengan orang yang kamu cintai, apakah sangat membahagiakan?” dari melihat ekspresi ibunya saja, Devan sudah tahu jawabannya.

Helena ditanya olehnya seperti itu, tidak tahu apa yang dia pikirkan, dalam sekejap waktu dia langsung menangis dengan keras.

Felice baru saja masuk dari luar, melihatnya seperti ini, dia dengan cepat menyingkirkan tablet di tangan Helena.

“Kak, apa yang sedang kamu lakukan?” sambil berkata, sambil menyerahkannya secangkir susu, “Kakak ipar memintaku untuk membawakan untukmu.”

“Aku tidak ingin minum susu yang dibuat olehnya, ini semua salah dia, jika bukan karena dia menyetujui iming-iming kebaikan waktu itu, Devanku pasti tidak akan dibohongi sampai begini buruk.” Setelah berkata, dia mengambil susu itu dan menuangnya disamping tong sampah.

Tiba-tiba teringat sesuatu, “Oh iya, Felice, dimana Clover? Kamu harus mengawasinya dengan baik, jangan sampai dia bisa lari dari sini, jika Devan kembali dan tidak berttemu dengannya, Devan pasti akan sangat sedih.”

Felice sudah terbiasa dengan “kepolosan” Helena.

Berdiri, berjalan menuju keluar, berpikir, dan membawa tabletnya pergi

“Kamu tidak usah menghubungi Devan, tentang hal spesifik lain, aku akan mengaturnya.”

Helena mengerutkan bibirnya, mengangguk, kelakuan seperti itu, benar-benar membuat Felice curiga, apakah usianya malah berjalan mundur.

“Devan.”

“Tante, apakah terjadi sesuatu dengan ayahku?” Devan dengan cepat bertanya ketika dia mengangkat teleponnya.

Felice berhenti sebentar, “Kamu kuberi waktu dua hari, bawa Simon datang kesini.”

“Tante, sebenarnya apa yang terjadi? Aku baru saja kembali kemarin, tunggu sebentar, perusahaan ada……”

“Kemandulan Gabriel itu adalah bawaan sejak lahir, dan bukan disebabkan oleh kecelakaan mobil.”

Muka Devan menyusut didalam video-call itu, “Apa yang kamu bicarakan?”

“Sherin sekarang ada disisi ibumu, terserah kamu mau datang atau tidak!” setelah berkata, Felice langsung mematikan teleponnya.

Dan, pada siang hari berikutnya, Devan membawa Simon dan bergegas pergi ke luar negeri.

Ketika mereka muncul di vila, Felice mengangkat dagu Helena, “Apakah kamu bisa melihat, putramu adalah tipe anak yang melupakan ibunya ketika sudah memiliki istri!”

Helena memukul lengan Felice, bergegas maju dan memeluk Devan.

Sudah begitu dewasa, dipeluk oleh ibunya, ekspresi Devan agak berubah.

Tifa merampas Simon dari tangan Helena, “Simon, sudah lama tidak bertemu……” kemudian kedua tangannya, mencubit wajah Simon sampai hampir tidak berbentuk.

Dibandingkan dengan ayahnya, Bibi Simon ini berbanding terbalik perlakuannya terhadap Simon, memberikan Simon perhatian yang sangat besar.

Devan dengan cemas bertanya: “Dia dimana?”

“Oh iya, nenek, mama aku dimana?” Simon turun dari tubuh Helena, menariknya dan bertanya.

Melihat kedua orang ini, Helena menjitak kepala mereka, “Kalian berdua benar-benar tidak memiliki hati nurani, terutama Devan, melihat ibu kandungnya tepat didepan tetapi tidak memanggil malah langsung mencari istri terlebih dahulu.”

Devan sedikt mengomel dan merasa sedikit malu, lalu berbisik memanggil “Mama.”

“Dimana dia?” Devan bertanya lagi.

Clover menatap dirinya didepan cermin, kulit putih, cantik, Devan, akankah kamu masih merasa jijik dan ingin menghindariku?

Mendengar suara mobil dibawah, tubuhnya menjadi agak sedikit gemetar, tidak berani sampai lengah lagi, dia baru saja turun langsung meihat Devan berlari masuk kedalam, dan keempat mata itu saling menatap.

Clover menunduk, tiba-tiba merasa sedikit tidak nyaman, tetapi juga sedikit malu, lebih banyak merasa bersyukur dan puas, perlakuan Devan sebelumnya, sekali lagi menjelaskan bahwa, dia mencintainya bukan karena kecantikkannya.

“Kamu adalah wanita yang ada didalam video itu beberapa tahun yang lalu?” Simon yang digandeng oleh Felice menyadari keberadaan Clover. Dia melangkah maju dan menatapnya, alisnya berkerut.

“Simon, ini adalah ibumu.” Helena maju, menarik tangan Sherin, “lihat anak ini, apakah semalam dia tidak bisa tidur karena gugup? Mengapa hari ini melihatnya, bisa begitu tenang?”

“Ma…Mama?” Simon berbalik badan, berjalan mundur dan berdiri disamping Devan.

Clover ingin memegang Simon, tapi dia tidak punya pilihan selain meraih tangan kosong.

Merapatkan bibir, menarik napas, maju, dan melangkah memeluk Devan, "Devan, aku minta maaf."

Devan secara reflek mendorongnya pergi, pandangannya dalam, menatapnya dengan ragu.

“sebenarnya, yang manakah dirimu yang asli?” Suara itu dingin dan wajahnya gelap.

Clover menyipitkan matanya, garis-garis diwajah sangat lembut, dia tahu Devan masih marah, marah karena kata-kata yang dikatakannya ketika itu, marah karena sikap dinginnya beberapa hari ini, marah karena dia sendiri pergi berkencan dengan orang lain, marah karena kekejamannya, tetapi…… Clover tidak bersungguh-sungguh.

Clover tahu bahwa sekarang bukan waktunya untuk menjelaskan ini.

Clover melepaskan Devan, berjalan kedepan Simon, menarik napas dan berkata: “Pada malam hari di tempat tinggal keluargamu, Simon, kamu memberiku segelas susu, benar?”

Ketika Clover selesai bicara, mata Simon terbuka lebar menatapnya, tampaknya tidak bisa berkata-kata, masalah itu, ayahnya tidak mengijinkan Simon untuk mengatakan kepada siapapun, dia bisa tahu, apakah dia benar-benar mamaku?

"Simon, mama minta maaf, dulu karena ada suatu hal, mama tidak ada jalan lain dan harus menyembunyikan penampilan mama, jadi, aku memberikan riasan jelek pada diriku, aku sudah berbohong kepadamu ... aku minta maaf ..."

Setelah dia selesai berkata, suasananya menjadi hening tidak seperti biasanya, kemudian ekspresi Devan tiba-tiba berubah menjadi buruk, “Kamu ikut aku.” Devan berkata dengan marah dan menarik Clover naik ke atas.

Ketika sampai di kamar, Devan menatapnya dengan tajam, sampai dia merasa sedikit takut, secara reflek dia berjalan mundur dua langkah ke belakang”

“Aku, aku bukan sengaja.” Suara Clover sangat kecil dan sangat ringan.

Devan menggigit bibir yang tipis, tenggorokannya bergulir, dan lengan panjangnya terentang, dan mendorongnya ke tempat tidur.

Clover hanya merasa bahwa tubuhnya sangat berat, detik berikutnya, dibawah bayangan hitam itu, bibirnya terhalang.

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu