Cantik Terlihat Jelek - Bab 367 Tangisan Ibu

Mengingat ini, Mohan terdiam, tatapan matanya memancarkan kesepian, “Ayo pergi.”

Misao menunjuk ke lantai atas, “Sudah seperti ini, bagaimana kalau kamu yang mencoba mengantarnya? Menyerahkan mas kawin seperti ini, sebagai menantu kamu tidak muncul, orang lain juga tidak akan menyukainya, bagaimana jika kamu……”

“Ku bilang pergi, tidak dengar ya?”Mia sudah membulatkan tekatnya untuk cerai, untuk apa dia memberinya?

Setelah mengusir Misao pergi, orang tua Mia keluar dari kamar memandang Mia, “Uangnya, sudah dikembalikan?”

Mia tidak ingin ayahnya merasakan sesuatu yang aneh, dia sengaja mengerutkan mulutnya, “Menyuruh Asisten mengantarkan mas kawin, mana mau aku menerimanya?”

Ayah Mia batuk pelan, “Ehn, sekalipun keluarga Mo ada niat baik, tapi Mia jangan merendahkan harga dirimu, uang adalah sesuatu diluar tubuh, kamu berhak mendapatkan lebih.”

“Iya tahu yah.”

Karena masalah mas kawin keluarga Mo, meskipun pada akhirnya Mia tidak menerima mas kawin itu, Mia dapat merasakan perasaan tidak nyaman dari orangtua nya, setidaknya keluarga Mo masih mempedulikan putri mereka.

Di malam hari, Morena tiba-tiba demam tinggi.

Ayah Mia menyetir mobil mengantar Morena kerumah sakit terdekat.

Dokter mengatakan ini disebabkan oleh infeksi virus, minum obat dan suntik anti biotik tidak ada gunanya, hanya bisa minum parasetamol untuk meredakan panas, beberapa hari kemudian panasnya pasti akan reda.

Ini membuat Mia yang baru menjadi ibu panik, dia menarik dokter dan bertanya, bagaimana bisa Mia menyaksikan anak kecil demam tinggi?

Lalu Mia pergi membawa Morena ke rumah sakit lain, dan hasilnya sama.

Melihat bayi kecil berusia beberapa bulan demam tinggi seperti itu membuat hati Mia pilu, tanpa pikir panjang, dia menelepon Mohan, telepon berdering beberapa kali dan tidak ada orang yang mengangkatnya, Mia terus menelepon beberapa kali, hingga ketika dia ingin menyerah, telepon ini tersambung, lalu terdengar suara Seli: “Mia, Mohan lagi meeting, ada perlu apa, apa tidak bisa nanti baru telepon? Harus sekarang telepon terus tidak berhenti.”

Mia ingin memberitahu Seli, bahwa Morena demam tinggi, tapi saat itu telepon sudah dimatikan.

Seli menghapus catatan panggilan, lalu menyerahkan Hp ke sekretaris yang menunggu disamping, “Hanya selingan, tidak perlu laporkan ke Presiden Mo.”

Angguk Sekretaris bingung, jelas-jelas dia mendengar kata Mia, tapi karena dia tahu hubungan Seli dan Presiden Mo tidak sederhana, sekretaris itu tidak banyak bicara.

Karena demam Morena tidak kunjung reda, Mia takut dan tidak berdaya, dokter menyarankannya agar dirawat dirumah sakit.

Meskipun ada suster, Mia yang khawatir tidak tidur selama beberapa hari, dia meminta ijin ke kantor.

Awalnya keesokan malamnya diperbolehkan pulang, karena khawatir kondisi tubuh Morena menurun, Mia memilih untuk tetap tinggal disini.

Malam ini, dimeja makan keluarga Mo.

“Han, Mia ada telepon kamu?”

Mohan mengunyah perlahan, menggelengkan kepalanya. “Tidak.”

“Bu, kamu setiap hari bilang Mia baik, coba lihat katanya akan membawa Rena kembali dihari ketiga, ini sudah hari kelima, satu telepon pun tidak ada, ini benar-benar tidak tahu etika.”

“Kamu telepon tanya keadaannya, apakah terjadi terjadi sesuatu? Ada lagi Han, sewaktu kamu mengantarkan mas kawin, apa yang dikatakan Mia?”

“Tidak menerimanya!”

“Tidak terima? Kenapa kamu tidak bilang?”

Mohan tidak menjawab, dia takut nenek kecewa.

“Heh, mungkin si Mia ini merasa terlalu sedikit, Bu, wanita ini terlalu licik!”

Nenek Mo melirik putrinya, putrinya ini sebenarnya tidak jahat, hanya beberapa tahun terakhir banyak berubah, “Sudah, jangan banyak komentar, kamu telepon Mia dan tanya kabarnya.”

Nyonya Mo mengeluh sambil mengeluarkan Hp menelepon Mia, telepon berdering beberapa saat baru dijawab.

“Halo.”bukan suara Mia, mereka tidak mengerti.

“Bukankah ini telepon Mia?”

“Oh, kamu cari Mia? Putrinya demam tinggi beberapa hari ini, dia sudah beberapa hari menjaga putrinya sampai tidak tidur, ini baru saja tidur, ada apa, kamu beritahu aku saja, nanti setelah Mia bangun, akan ku sampaikan, atau menyuruhnya meneleponmu, bagaimana?”

Mereka yang makan di meja makan terdiam, Nenek Mo menunjuk putrinya, lalu bangkit: “Besan, aku nenek Mohan, Mia sudah beberapa hari tidak pulang, aku menyuruh mertuanya telepon dan menanyakan kabar Mia, kamu bilang Rena demam tinggi? Anak ini, kenapa tidak telepon kemari? Menjaga sendirian sampai tidak tidur berhari-hari, bagaimana……”

“Ternyata Nenek Mo, karena Anda sudah menelepon , ada yang ingin kusampaikan kepadamu.”lalu terhenti sesaat, dan terdengar suara tutup pintu.

Ada angin bertiup kedalam.

“Meskipun keluarga kami tidak kaya, tapi, Mia sangat berbakti kepada kami, kami sama sekali tidak pernah mengecewakannya, bahkan membiarkannya hidup susah, dia menyumbangkan sumsum tulang kepada cucu Anda, karena takut aku dan suamiku khawtir, dia tidak mendiskusikannya dengan kami, awalnya, ini hal yang membahagiakan, tapi aku tidak mengerti, bagaimana dia bisa hamil, ku tanya Mia, dia tidak bersedia mengatakannya, masalah anak muda, kami sebagai orang tua tidak ikut campur, terakhir kami dengar dia mau menikah dengan cucumu, aku juga tidak keberatan, yang penting anak kami bahagia, tapi, setiap kali melihat dia menangis.”

Suara ditelepon terdengar serak, “Nenek Mo, Mia bilang, dikeluarga Mo, Anda paling menyayanginya, jadi, aku ingin mewakili Mia memohon padamu, kalau keluarga Mo tidak menyukai Mia, tolong dipercepat proses perceraian, kami tidak ambisius, kami tidak serakah, kami hanya ingin putri kami menemukan pria yang mencintainya.” Berbicara tentang ini, ibu Mia nangis terisak-isak, lalu lanjut mengatakan:

“Semenjak melahirkan anak sampai sekarang, Mohan sebagai menantu tidak pernah datang kerumah sekalipun, mengantarkan mas kawin juga menyuruh orang lain, kami tidak peduli tentang itu, kami mengerti anak muda sekarang sangat sibuk, tapi anaknya demam tinggi, telepon ke ayahnya berkali-kali tidak diangkat, setelah diangkat bilang lagi sibuk meeting, sudah beberapa hari tidak tanya kabar, melihat Xiaoyou dan Mia menangis tidak tidur beberapa malam, aku dan ayah Mia juga bekerja tidak bisa ijin, setiap hari Mia sendirian menjaga anaknya, aku sebagai ibu Mia sedih melihatnya, keluarga kalian orang kaya, mungkin mengira semua bisa dibeli dengan uang, semua masalah pasti bisa diselesaikan, tapi di dunia ini, cinta tidak bisa dibeli, Nenek Mo, mungkin kami tidak mendidik Mia dengan baik, sehingga kalian tidak menyukainya, tolong lepaskan Mia, aku sudah tidak tahan lagi, melihat Mia melewati hari-hari seperti ini.

Setelah mendengarkan tangisan ibu Mia di telepon, mata Nenek Mo merah dan berkata di telepon: “Besan, Mohan kami yang tidak baik, kami tidak mendidiknya dengan baik, kamu tenang saja, aku pasti akan mengkritiknya, sebentar lagi aku akan menyuruh Mohan kesana, sekalian membawa baby sitter, Anda mendidik putrimu dengan baik, keluarga kami berutang padanya dan kami yang tidak melakukannya dengan baik.”

Ibu Mia menghela nafas dan memberitahukan alamat, “Terserah kalian!”lalu telepon ditutup.

Mohan terdiam, dia mengeluarkan HP dan melihat tidak ada catatan panggilan masuk, lalu dia menyipitkan mata menelepon Sekretaris.

Novel Terkait

Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu