Cantik Terlihat Jelek - Bab 97 Keputusan Simon Yang Mengejutkan

Bab 97 Keputusan Simon Yang Mengejutkan

Setelah berkata, Simon meletakkan garpunya dan menggeserkan ponselnya ke tengah meja yang kosong, "Papa, mama, kalian cepat lihat. Benar benar sangat mirip"

Sherin mengerutkan alisnya dan melihat ke ponsel Simon, Sherin melihat dirinya dan Yuta. Tatapan Devan menjadi tenggelam. Dia melihat ke ponsel Simon, orang itu baru menambah Simon sebagai teman beberapa menit lalu. Setelah itu, orang itu memasang video itu. Jelas, orang itu sengaja agar Simon bisa melihat video ini. Devan meletakan ponsel Simon kembali ke meja dan melihat ke Sherin.

Dylan meletakkan mangkuk dan sumpitnya, "Aku pergi mengurus beberapa masalah. Kalian makan dulu" Setelah itu, Dylan segera meninggalkan rumah Sherin.

Mendengar kata kata Simon, mbok Lili keluar dari dapur dan melihat ponsel Simon. Jelas, Mbok Lili merasa kaget. "Oh, benar benar sangat mirip" Mbok Lili sambil menyeka tangannya dan sambil memeluk Simon yang jelas merasa kaget juga.

"Mbok, apakah orang itu adalah ibuku?" Simon berusaha menahan air matanya

"Benar benar sangat mirip"

Sherin tahu wanita yang di dalam video adalah dia sendiri. Tetapi detik ini, Sherin malah merasa kecewa. Ternyata di dalam hati Simon, dirinya hanya seorang mama pengganti. Dia menuangkan sup ke dalam mangkuk dan diam diam minum sup.

Devan meletakkan sepotong daging ikan di mangkuk Sherin, "Dia masih kecil, jangan terlalu dipikirkan"

Sherin mengerutkan alisnya sambil mengigit bibir bawahnya. Meskipun dia merasa terhibur oleh Devan, tetapi dia tidak tahu apakah dia harus bahagia atau sedih. Kalau suatu hari, Devan tahu identitas dan penampilannya yang asli, apakah Devan akan sangat marah?

"Papa, bolehkah kamu bantu aku tanya apakah orang itu adalah ibuku?" Simon berlari ke sisi Devan dan mengayunkan lengannya. Wajah kecilnya tidak tahu sejak kapan sudah dibasahi air mata. Ekspresi Devan sangat tidak bagus. Dia meletakkan sumpit di atas meja dengan berat.

"Tuan, Simon tidak memiliki ibu sejak dia kecil. Dia masih anak kecil, wajar jika dia ingin mencari ibu kandungnya" Melihat Devan sudah mau emosi, Mbok Lili menarik Simon ke pelukannya dan berkata.

"Buat apa kamu mencari wanita yang melahirkanmu dan kemudian tidak mau kamu?" Devan berkata dengan dingin. Mendengar kata kata Devan, sumpit Sherin jatuh ke lantai. Sherin mengigit bibirnya sendiri, detik ini, dia tiba tiba memiliki keinginan untuk berdiri dan mengakui identitasnya. Tetapi setelah beberapa saat, keinginan itu menghilang. Sherin mengambil sumpit yang berada di lantai dan menghela sebuah nafas yang panjang

"Duduk dan makan" Devan memerintah. Simon hanya meliriknya dengan emosi

"Aku benci kamu" Simon berteriak. Dia mengambil ponsel yang berada di meja dan berlari ke kamar tidur yang berada di samping ruang tamu.

Mbok Lili ingin pergi melihatnya, Sherin berdiri dan menariknya, "Mbok Lili, biar aku yang pergi"

Sherin membuka pintu dan mendengar suara menangis yang kecil, "Simon" Sherin berdiri di depan tempat tidur dan melihat Simon yang berbaring di atas tempat tidur sambil menangis. Sherin ikut merasa sedih. "Mama..." Mendengar suara Sherin, Simon bangun dan memeluk paha Sherin, "mama, aku kangen ibu. Semua orang punya ibu kecuali aku" Simon makin menangis makin sedih

Celana jeans Sherin yang tebal dibasahi oleh air mata Simon. Sherin duduk di sisi tempat tidur dan memeluk Simon. Sherin tidak bersuara dan membiarkan Simon menangis di pelukannya. Sampai suara menangis Simon mengecil, Sherin baru memegang kepala Simon sambil menggelengkan kepalanya, "Simon, beberapa tahun ini ibumu tidak mencari kamu karena dia memiliki alasan yang terpaksa"

"Kalau begitu, bolehkah mama bantu bilang ke papaku? Aku hanya ingin bertemu dengan dia. Aku hanya ingin tahu apakah orang itu adalah ibuku ... mama..." Simon mengangkat kepalanya dan melihat ke mata Sherin. Di dalam tatapan Simon, Sherin melihat harapan. Tetapi, Sherin pergi meminta Devan untuk mencari dirinya? Apakah hal ini mungkin?

Simon yang cerdas saat ini hanyalah seorang anak kecil yang kangen kepada ibunya...

"Simon, apakah kamu tidak menyukai mama menjadi ibumu?"

Simon melihat ke Sherin dan menundukkan kepalanya, tangan kecilnya memegang tangan Sherin, "mama, aku bukan tidak menyukai kamu. Aku.. aku hanya ingin tahu siapakah ibuku? Aku hanya ingin melihat dia"

Anak ini tentu saja cerdas. Satu kata Sherin sudah bisa membuat dia sadar maksudnya.

Terdengar suara pintu terbuka. Sherin menoleh ke arah pintu dan melihat Devan berjalan masuk ke dalam. Setelah melihat ke Sherin, tatapan Devan menuju ke Simon, "Ayo, pulang"

"Anak masih kecil. wajar kalau dia kangen ibunya. Kalau kamu bisa membantu mencarinya akan lebih bagus" Sherin menghabiskan tenaga yang banyak baru sanggup berkata beberapa kata ini. Tatapan Devan menjadi gelap, dia hanya menjawab satu kata iya. Setelah itu, Devan mengendong Simon dari tempat tidur dan menarik dia berjalan ke arah luar.

"Simon tidak makan malam tadi. Nanti kamu pulang, minta pembantu untuk memasakan dia mie atau pangsit. Setelah dia makan, biarkan dia main bentar baru suruh dia tidur" Sherin berkata

Simon menoleh ke Sherin dan melihat perhatian di mata Sherin. Dia merasa ragu dan akhirnya dia berputar badannya, berlari ke Sherin dan memeluknya, "mama, apakah kamu merasa sedih karena aku mau mencari ibuku?"

Sherin memeluk Simon dan berkata, "Tidak. Mama tetap akan sayang kamu, tidak peduli kamu adalah anak siapa"

Sherin tidak pernah berpikir anak sekecil ini bisa seperhatian ini. Sherin merasa terharu dan bersalah pada waktu yang sama. Dia seharusnya memberi tahu Simon identitas dirinya yang asli.

Tetapi, kata kata ibu Sherin sebelum dia meninggal membuat Sherin merasakan sesuatu. Sebelum mencari ttau tentang alasan mengapa ibunya berkata seperti itu, Sherin tidak ingin mengabaikan kata kata tersebut.

"Mama, aku sudah membuat keputusan. Aku tidak mau mencari ibuku lagi. Bolehkah aku menjadikan mama sebagai ibuku saja?" Simon berpikiran kata kata ayahnya ada benarnya, buat apa dia mencari seorang wanita yang tidak mau dia setelah melahirkannya?

Sherin mendorong Simon dan melihatnya dengan kaget. Masalah sebesar ini, Simon bisa membuat keputusan dalam waktu sependek ini. Sherin mencium dahi Simon, "Simon, kamu membuat mama merasa sangat terharu"

"Kalau begitu, apakah malam ini aku boleh tidur di sini bersamamu?" Simon memasangkan wajah yang berharap. Sherin sama sekali tidak bisa menolaknya. Dia menoleh ke Devan dan melihatnya dengan wajah minta bantuan, "Bagaimana?"

Devan tersenyum, "Aku juga ikut tidur di sini"

Setelah itu, Devan lansung menarik Simon dan berjalan ke dalam arah rumah lagi

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu