Cantik Terlihat Jelek - Bab 211 Memutuskan Hubungan Ayah Dan Anak Bersamamu

Devan melambaikan tangannya kepada Dylan, setelah pintu tertutup, Yuta berjalan ke depan Devan, "Apakah kamu sudah tidak bisa menyayangi setelah mendapatkannya? Devan, apakah kamu lupa bagaimana kamu baru bisa bersama dengannya waktu itu?"

Setelah berkata, Yuta mengayunkan tangannya dan mau memukul Devan.

Devan menahan tangannya, "Jangan pukul dulu, sebelum pukul aku, kamu dengarkan aku dulu"

Setelah sepuluh menit, Yuta mengerutkan alisnya dan berkata dengan nada suara meragukan : "Apa yang kamu bilang itu benar?"

Devan menghirup sebuah nafas dan melemparkan ponselnya ke Yuta, "Pas kamu datang sekarang, kamu dan Ami pergi sana sekarang, aku takut wartawan disana akan melukainya"

Yuta menunjuk ke Devan, "Bagus kalau apa yang kamu katakan itu benar, kalau tidak, aku tidak akan melepaskanmu meskipun kamu adalah sepupuku"

Setelah berkata, Yuta langsung meninggalkan tempat.

"Nona Clover, apakah ada yang ingin anda katakan mengenai masalah Tuan Devan memiliki pacar baru?"

"Lalu, dikalahkan oleh seorang wanita yang sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan kamu, bagaimana pendapatmu?"

"..............."

Pertanyaan wartawan menjadi semakin terus terang.

Dari awal sampai akhir, Clover memasang sebuah senyuman dan melihat ke kamera sangat lama sebelum berkata dengan tenang : "Seiring waktu berjalan, penampilan sebenarnya manusia akan terlihat!"

Wartawan merasa bingung dengan kata-katanya, pada saat mereka masih ingin bertanya, seorang pria yang memakai masker berjalan melewati keramaian dan menarik Clover, "Ayo, naik ke mobil dulu"

"Yuta, mengapa kamu bisa di sini?" Clover duduk di dalam mobil dan merapikan rambutnya, melihat ke Yuta, Clover menghela sebuah nafas lega.

Melihat ekspresi Clover yang tidak ada sakit hati, Yuta menghela sebuah nafas lega dan melepaskan maskernya, kemudian dia mengetuk dahi Clover, "Aku benar-benar tidak mengerti kalian berdua sedang melakukan apa?"

Clover hanya tersenyum dan tidak berbicara.

Clover merasa sangat pantas jika sakit hati yang sesaat bisa menggantikan masa depan yang tenang.

Pada saat Yuta mengantar Clover pulang, Simon dan Momo berdiri di depan pintu gerbang.

Melihat Clover turun dari mobil, mereka berdua pun berlari kepadanya.

Momo langsung memeluk Clover dan menangis dengan kuat, ekspresi Simon terlihat gelap dan berat, dia berkata sambil mengigit giginya, "Mama, apakah papa benar-benar melakukan hal seperti itu kepadamu?"

Tiba-tiba Clover tidak tahu harus bagaimana menjawab, dia memeluk Momo, "Simon, Momo, kita masuk ke rumah dulu"

Simon sudah besar, dia juga tahu hubungan antara Clover dan Sherin, Simon sudah mengerti ketika Yuta menjelaskan kepadanya dengan sekilas.

Tetapi, susah kalau untuk Momo, apa pun yang dikatakan Clover, dia tidak mengerti.

Pada saat malam hari Devan pulang, Momo bahkan mengambil sapu dan memukulnya, "Kamu adalah orang jahat, kamu orang jahat, aku tidak mau panggil kamu papa lagi!"

Melihat Clover yang sedang nonton TV di atas sofa sambil makan buah sama sekali tidak memiliki maksud mau membantunya, Devan merasa cemas, "Momo, kamu dengar papa jelaskan"

"Aku tidak mau dengar, aku tidak mau, aku beri tahu kamu, Devan, kalau kamu berani menganggu ibuku lagi, aku akan memutuskan hubungan ayah dan anak bersamamu" Setelah berkata, Momo langsung berbaring di sisi Clover, kalau Devan berani dekat satu langkah terhadap mereka, Momo langsung mengambil sapu dan memukul ke arahnya.

Devan takut Momo akan terluka, jadi dia tidak berani membantahnya, penampilan Devan yang tidak berdaya dan frustrasi itu membuat Clover menutupi mulutnya dan tertawa.

Malam hari, setelah Momo sudah tertidur nyenyak, Devan baru masuk ke dalam kamar.

Devan menunjuk ke wajah Momo yang tertidur dengan nyenyak dan berkata dengan serius : "Setelah umur dia sampai 18 tahun, langsung nikahkan dia dengan orang lain, gadis nakal ini kalau marah tidak mengenal orang lagi" Clover menutup mulutnya dan tertawa, kemudian dia mengejek Devan : "Kenapa, malam ini tidak perlu temani selingkuhanmu?"

Devan memegang kedua pipi Clover, "Hari ini temani pacar resmiku dulu"

Clover meliriknya, "Devan, kalau suatu hari hal itu benar-benar terjadi, aku akan--------"

Ekspresi pria itu tenggelam, dia berkata dengan serius : "Kalau ada hari itu, kamu langsung bunuh aku saja, tidak perlu merasa sakit hati"

"Kalau benar ada hari itu, aku masih merasa sakit hati? Aku akan memotong kamu menjadi dua"

Devan berputar balik badannya dan menekan di atas tubuh Clover, "Sini, berikan aku contoh, bagaimana kamu akan memotongnya?"

"Kamu gila, Momo masih berada di samping" Wajah Clover memerah.

Devan menghela sebuah nafas dan memberikan sebuah ciuman ringan di dahi Clover, "Beberapa hari ini, kamu jangan pergi ke kantor saja"

Clover mengeluarkan sebuah batuk, "Pergi saja, harus aku semakin merana, dia baru akan semakin percaya"

Devan berbaring di pelukannya, "Tetapi, aku tidak tega"

"Kalau begitu kamu juga carikan aku satu pria saja?" Tatapan Clover memancarkan cahaya dan harapan.

Devan berdiri dengan wajah dingin dan menggendong Momo kembali ke kamarnya, setelah kembali, Devan sendiri mulai buka baju.

Tetapi dia sama sekali tidak bersuara.

Clover merasa sedikit panik, "Itu, kamu marah------"

Sebelum habis berkata, Devan langsung menekan dia atas tubuh Clover, "Sepertinya aku belum membuat kamu merasa puas, makanya kamu masih mau mencari pria lain?"

Waktu semakin malam, suasana canggung menjadi semakin kuat.

Pada saat Clover akhirnya bisa menghela nafas lega, dia teriak dengan suara rendah, "Devan, kamu sendiri juga melakukan hal canggung bersama orang lain, mengapa aku tidak boleh?"

Devan berbisik di telinga Clover : "Kalau begitu kamu coba saja, aku lihat pria mana yang berani?"

Besok paginya, pada saat Clover bangun, Momo berbaring di sampingya, melihat Clover bangun, Momo berkata dengan senang, "mama, kamu lihat, apakah aku sudah bisa melindungi kamu? Asal ada aku, papa sudah tidak berani datang tidur di sini"

Clover mengerakkan tubuhnya yang sudah mau roboh dan tertawa, anakku, apakah kamu tidak pernah mendengar jahe yang tua rasanya akan semakin pedas?

********(jahe yang tua makin pedas artinya makin tua makin bijak)**********

Tiba-tiba Clover teringat sesuatu, dia mendorong Momo, "Momo, kamu pergi lihat apakah paman sudah pergi? Mama mau berbicara dengannya"

"Clover, kamu sedang berbuat apa ini?" Melihat belasan foto yang berada di depannya, Gary mengerutkan alisnya.

Clover berdiri dan berjalan ke sisi Gary, "Ini adalah para pelanggan aku, aku sudah mencari tahu, mereka semua tidak ada pacar, kak, kamu lihat kamu suka yang mana? Aku akan membantumu"

Tatapan Momo memancarkan cahaya, "Iya, paman, apakah kantor kamu ada paman yang tampan dan kaya? Bolehkah kamu kenalkan mereka ke mama?"

Devan yang sedang turun dari tangga hampir jatuh mendengar kata-kata Momo.

Clover dan Gary saling melihat dan tertawa.

Gary mencium pipi Momo, "Boleh, paman akan perhatikan nanti"

"Kak, kamu jangan ganti topik, cepat lihat, yang mana menarik matamu?"

Sebelum Gary sempat melihat, Devan sudah melihat ke foto-foto itu dan mengerutkan alisnya, "Bedaknya terlalu tebal!"

Clover mengerutkan alisnya, "Iya, penilaian tuan Devan paling tinggi!"

Devan berbisik di telinga Clover, "Tidak bisa dibandingkan denganmu"

Clover memukul dada Devan dan berkata, "Cepat sarapan sana, bukannya kamu masih harus menjemput selingkuhanmu nanti?"

Mbok Lili dan Pak Hasan saling menatap, sama sekali tidak mengerti dengan kondisi ini.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu