Cantik Terlihat Jelek - Bab 503 Masa Lalu Yang Memalukan

Hutu juga tidak tahu mengapa reaksinya bisa begitu besar, sebenarnya keraguan dan suara tertawa dari dia dilahirkan di keluarga Ningga sampai sekarang tidak pernah putus.

Satu kalimat otaknya rusak sebenarnya juga tidak termasuk kata-kata yang sangat besar, Shang tidap hari berkata seperti itu.

Tetapi, sekarang yang mengatakan kata-kata ini adalah Raven Ningga, orang yang dia tidak begitu dekat, bagaimana pun Hutu merasa terhina.

Hutu menyandar di dinding dan merasa semakin sakit hati, orang pintar seperti mereka mana bisa mengerti keluhan orang-orang normal seperti dia.

Melihat Hutu pulang, ibu Ningga menghampiri Hutu dengan ekspresi kaget setelah meletakkan piring di tangannya.

"Kenapa pulang? Bukannya kamu pergi ke paman kamu sana untuk meminta dia belajar denagn kamu?"

Hutu menjilat bibirnya, "Mama, aku tidak mengerti apa yang diajar oleh paman, aku tidak ingin belajar lagi"

Ketika Hutu baru selesai berbicara, suara tertawa yang kuat dan jelas langsung terdengar dari ruang tamu.

Hutu menoleh ke arah ruang tamu dan melihat Shang melempar remotnya ke sofa, kemudian berjalan menghampiri Hutu sambil berkata:

"Kemarin aku sudah berkata, tingkat pencerdasan Hutu tidak akan bisa mencerna cara belajar Raven yang terlalu dalam"

Sambil berkata, Shang meletakkan tangannya di atas bahu Hutu, "Tidak apa-apa, nanti abang ajar kamu saja, abang pastikan kamu bisa melewati ujian universitas yang terkenal di daerah Ciput"

Hutu tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap ke Shang, walaupun kata-kata dia sangat tidak sopan, Hutu tetap merasa tidak apa-apa.

Hutu menarik nafas dengan ekspresi yang agak pasrah, "Tidak perlu, kalau benaran tidak bisa, sembarang mencari satu sekolah swasta saja!"

Lagipun barang yang keluarga Hutu paling tidak butuh adalah uang.

Hutu menjadi manusi tingkat terbawah keluarga Ningga yang memalukan, hal ini juga bukan pertama kali lagi.

Kejadian kali ini pun membuat Hutu merasa semakin tidak percaya diri di bidang belajar.

Setiap hari Hutu tetap pergi ke sekolah, setelah pulang sekolah dia mengerjakan setumpuk PR yang salah, meskipun sikapnya sangat serius. rangkingnya tetap terhitung beberapa tingkat dari belakang.

Setelah kejadian kemarin, Hutu pun tidak kontak dengan Raven lagi, dia mulai menjauhi pamannya yang memiliki mulut kejam itu.

Ibu Hutu sering berkata sangat sayang kalau mereka tidak kontak lagi, tetapi akhirnya ibu Hutu juga menyerah setelah melihat Hutu tidak bergerak. Kalau misalnya tidak ada kejadian itu, Hutu merasa kehidupannya seharusnya kuliah di universitas San Liu, kemudian kencan buta, menikah, melahirkan anak dan menjalani hari-harinya dengan tenang.

Hutu dan Raven, tidak akan memiliki interaksi apa pun lagi.

Tetapi kehidupan sudah mentakdirkan Hutu tidak bisa menjalani hidup dengan tenang.

Liburan kelas 11, suatu malam, hujan turun dan pertir bersambar kemana-mana, waktu itu Hutu baru saja selesai mandi dan baring di atas tempat tidurnya, kemudian dia pun mendengar suara berantem dari bawah.

Hubungan orang tua Hutu tidak termasuk bagus, mereka sering berantem, sehingga Hutu pun tidak berpikir terlalu banyak.

Sampai mendengar suara melempar barang, Hutu baru memutuskan mau turun ke bawah.

Hutu turun ke lantai bawah dengan keadaan gelap, berdiri di depan kamar orang tuanya, Hutu mendengar kata-kata yang dia tidak ingin mendengar selamanya.

"Aku tidak mau pulang? Aku memiliki wanita lain di luar? Kamu bertanya kepada dirimu, mengapa aku tidak ingin pulang?"

Ayah Hutu berusaha menekan emosinya, walaupun jelas sangat marah, dia tetap berkata dengan suara kecil.

"Aku tidak mengerti apa maksud kamu" Ibu berkata.

Suasana kamar menjadi sunyi, ketika Hutu mau meninggalkan tempat, dia mendengar suara ayah lagi.

"Anak yang kamu lahirkan tahun itu mati, kamu mau menggunakan Hutu untuk menggantikan dia, kamu mengira aku tidak tahu? Aku hanya merasa lebih mending kamu membayar dan mengasuh binatang, bukannya begini juga termasuk mengasuh?"

Kata-kata Ayah yang kejam berhasil memotong hubungan dia dan Hutu yang telah berjalan begitu banyak tahun.

Pada saat mendengar suara barang terlempar lagi, Hutu berjongkok dan menutupi mulutnya sendiri, dia merasa sangat kaget, dirinya bukan anak kandung orang tuanya?

"Awalnya aku ingin menyembunyikan hal ini selamanya, baik, kalau kamu sudah membahas tentang ini, hari ini aku juga sudah tidak bisa peduli begitu banyak" Suara ibu sedang bergetar.

"Benar, dia bukan anak kandung kita, tetapi apakah kamu tahu dia anak siapa? Dia adalah anak kakakku, kakakku mengira Hutu adalah anak kamu makanya dia melahirkannya secara diam-diam, setelah melakukan pemeriksaan DNA, dia baru tahu Hutu bukan anak kamu, sehingga dia pun bunuh diri"

Setelah beberapa saat ibu baru berkata lagi, "Kamu mengira dalam begitu banyak tahun ini yang bodoh itu kamu? Kamu merasa sakit hati? Yang bodoh itu aku, setelah dia mati aku bahkan membantu dia menjaga anaknya, setiap kali aku melihat anak itu, aku akan teringat dengan masalah menjijikkan yang kalian lakukan di belakang aku, kalau bukan karena aku tidak tega, aku sudah membunuh anak itu dari dulu!"

Ibu berteriak dengan suara besar.

Setelah hening beberapa saat, Ayah berkata, "Kamu.... suara kamu agak kecilin, kamu mau Hutu mendengar percakapan kita?"

"Kecilin suara aku? Bukannya kamu yang berantem bersama aku? Bukannya kamu merasa sakit hati?"

Kebenaran yang jelek mengupas hati Hutu sampai tidak bisa membedakan darah dan daging hatinya.

Hutu tidak tahu bagaimana dirinya berjalan ke lantai atas dan kembali ke kamarnya.

Malam itu, Hutu tidak tidur satu malam.

Hutu bukan anak keluarga Ning, makanya dia tidak jelas dan tidak cocok dengan orang keluarga Ning, ibu kandungnya sudah meninggal, sementara ayah kandungnya masih tidak diketahui?

Semua hal yang tidak masuk akal pun mendapat jawaban.

Tetapi, Hutu benar-benar merasa sangat sakit hati!

Pada pagi hari, Hutu mendengar suara ketukan pintu, "Hutu, ini Mama, turun sarapan dulu, sudah mau jam 9"

Tidak ada hujan dan petir semalam, juga tidak ada rasa sakit hati dan pasrah semalam.

Suara ibu masih sama seperti dulu, kasih sayangnya terhadap Hutu juga tidak mengurang.

Tetapi Hutu tidak bisa berhenti menangis.

Air, air dingin yang menusuk tulang membasahi wajah Hutu, setelah itu perasaan kebal pun datang.

Hutu pingsan di dalam kamar mandi.

Pada saat sadar kembali, Hutu mendengar ibu sedang mengomel, "Cuaca begitu dingin, kenapa lupa membuka penghangat ruangan? Tidur pun tidak bisa diam, sekarang sudah flu kan?"

Hutu merapikan emosinya sebelum membuka matanya, saraf darah merah terlihat sangat jelas di matanya, Hutu merasa terima kasih bahwa dirinya pingsan tadi, kalau tidak dia benar-benar harus bagaimana menghadapi ibu.

Menatap ke mata ibu, Hutu mengangkat sudut mulutnya, "Mama, aku sangat haus"

Nada suaranya membawa rasa bersalah yang susah disadari.

Percakapan yang pendek semalam membuat Hutu menyadari beberapa kebenaran, seperti fakta bahwa Hutu bukan anak kandung orang tuanya, ibu kandung Hutu adalah kakak ibu, katanya kakak ibu bukan merupakan anak kandung nenek juga, nenek hanya mengasuh dia.

Ibu kandung Hutu memiliki masa lalu yang memalukan dengan ayah.

Tetapi ibu ini malah memperlakukan Hutu seperti anak kandung.

Ibu Hutu berdiri dan menuangkan segelas air unutk Hutu, "Cuaca begitu dingin, kenapa tidak membuka penghangat ruangan pada malam hari?"

Hutu menarik nafas dan menundukkan kepalanya, berusaha untuk menyembunyikan rasa paniknya.

"Sebelum tidur tubuhku terasa panas, aku mengira terlalu panas jadi matikan penghangat ruangan, aku tidak tahu aku demam" Hutu berbohong secara perlahan.

Ibu memegang dahi Hutu, sikapnya tidak mengalami perubahan apa pun.

Selanjutnya, Hutu sembuh dari sakitnya, tetapi dia menjadi semakin diam, setiap hari dia akan berada di dalam kamarnya dan tidak keluar.

Shang menertawakan Hutu sudah mengalami masa pubertas, Hutu berantem dengannya dan merasa agak lega di dalam hati.

Hari pertama kelas 12.

"Mama, aku ingin tinggal di asrama sekolah, setiap kali bolak balik terlalu membuang waktu"

Hutu harus meninggalkan rumah ini, dia merasa sangat tidak berdaya.

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu