Cantik Terlihat Jelek - Bab 612 Menampilkan Wajah Asli Yang Cantik

"Kalian harus bersama dulu baru bisa tahu, hanya dengan kondisi seperti sekarang, waktu berjalan sepanjang masa pun tidak akan berguna"

Kakek tua memarahi Aderland lagi

Sudut bibir Rozi pun terangkat lagi.

Sejujurnya, kakek Mo ini benar-benar lumayan baik.

Meskipun Rozi tidak mengenal dia untuk waktu yang lama, Mimi bisa merasakan kebaikan kakek ini terhadap dia itu tulus dari hati.

Hal ini membuat Rozi semakin penasaran.

"Kakek, apakah anda benar-benar tidak mengerti maksud saya? Kami bukan orang satu dunia, bagaimana bisa bersama? Tingkah kamu ini bernama pemaksaan"

Aderland mengangkat alisnya dan membantah kakeknya.

Kakek berdiri dari sofa dengan bantuan tongkat dan bermaksud melemparkan tongkatnya ke Aderland dan Jina langsung menghalanginya.

"Pak, Aderland masih kecil, masalah ini bisa dibahas nanti. Dia masih belum mengerti apa maksud sebenarnya menyukai dan menikahkan gadis, berikan dia sedikit waktu lagi!"

Kakek tertawa dengan dingin, "Dia tidak mengerti? Kalau dia tidak mengerti, apa yang terjadi dengan dia dan anak keluarga Pei ?"

Anak keluarga Pei ? Rozi mengangkat alisnya dan melirik ke Aderland, ekspresi Aderland langsung terlihat sangat tidak senang.

Apakah masih ada kebenaran yangt tersembunyi?

Jangan-jangan Aderland menyukai anak keluarga Pei ?

Berpikir sampai sini, tidak tahu mengapa Rozi malah menghela nafas lega!

Bagus kalau begitu!

Jina menepuk lengan Aderland dan menghiburnya dengan suara kecil: "Mau bagaimanapun, kakek itu demi kebaikan kamu!"

Kakek memegang tongkatnya dengan erat baru lanjut berkata:

"Dalam setengah tahun lebih ini kamu tidak berada di sini, demi melindungi kamu, Mimi tidak pernah mengomentari kamu apa pun di depan aku. Aku merasa dia sangat tulus kepada kamu, tetapi bagaimana dengan kamu? Kamu berusia 1 tahun lebih tua daripada dia, tetapi kamu bersikap begitu tidak pengertian"

Antusiasme Rozi pada detik sebelumnya langsung terasa dituangkan seember air dingin, dia mengepalkan tinjunya dan meraung di dalam hati.

Tulus? Tulus apaan? Rozi hanya menganggap semua ini sebagai kewajiban seorang pekerja.

Karena mau bagaimanapun, Rozi mau mengetahui informasi orang tuanya melewati mereka. Meskipun mau merasa seberapa tidak senang, Rozi juga tidak berani terlalu melakukannya dengan sengaja.

Lagian... usia Rozi baru berapa? Rozi tidak tahu apakah Aderland tahu apa itu cinta, tetapi Rozi sendiri saja tidak mengerti tentang cinta. Dari mana bisa bersikap tulus menyukainya? Tidak mungkin!

"Iyakah? Apakah aku harus berterima kasih kepada dia yang bersikap pengertian?"

Aderland berkata dengan penuh penghinaan. Sebuah adegan seorang wanita yang mengenakan jaket bunga tampaknya baru saja bangun tidur sedang mengunyah kaki ayam dengan bibir yang berminyak, pipi memerah dan rambut yang berantakan.

Kakek bahkan berkata penampilan dia snagat cantik dan personalitas dia sangat lemnbut...

Untuk perlawanan Aderland, kali ini kakek sudah tidak marah. Dia berjalan ke sisi sofa dan duduk kembali di atasnya sebelum berkata dengan nada suara datar:

"Paman Jiang, nanti telpon ke Mimi, suruh dia datang makan malam hari ini"

Pengurus rumah yang berdiri di jarak tidak jauh dari kakek mengangguk, "Baik, pemimpin keluarga Mo "

Kepala Rozi terasa pusing, makan malam?

Rozi menarik nafas, hari ini bukan hari besar apa juga, buat apa makan bersama? Tidak perlu menebak lagi, tujuan kakek pasti mau menyatukan Rozi dan Aderland lagi.

Setelah pengurus rumah meninggalkan tempat, Rozi mengigit giginya dan berjalan ke hadapan Aderland.

"Tuan, kunci mobil anda?"

Aderland melirik kepada Rozi dengan wajah yang tampaknya kaget, dia mengangguk dan berkata, "Baik, tarok di meja saja!"

Rozi membungkukkan tubuhnya dan meletakkan kunci di atas meja, kemudian dia meninggalkan tempat dengan panik dan suara Jina pun berdering, "Anakku, dia siapa?"

"Pengganti pengemudi"

"Pengganti pengemudi? Orang itu berpenampilan seperti tikus yang mencuri, apakah kamu mengenal dia? Kamu berani membiarkan dia mengemudi mobil membawa kamu pulang? Usia kamu masih kecil, masih tidak berpengalaman, lain kali tidak bolah begitu sembarangan lagi. Kalau mau keluar minta supir rumah ikuti kamu saja"

Setelah itu Jina pun memerintah ke orang yang berdiri di sisi: " Aderland baru pulang dari luar negeri, dia masih belum mengenal jalan. Kalau dia mau keluar, kalian ikuti dia saja!"

Orang itu mengangguk.

"Dia adalah karyawan perusahaan pengganti pengemudi, tidak akan ada masalah apa pun" Suasana hati Aderland sangat buruk, dia menyadari asal dia berada di sisi wanita itu, semuanya terasa mengerikan.

Rozi ingin memerahi orang sekarang, siapa yang berpenampilan seperti tikus yang mencuri?

Kamu itu sama seperti anakmu, tidak memiliki penglihatan!

Kakek sering memuji penampilannya lebih cantik dari pada peri!

Tetapi, Rozi tahu saat ini bukan masa membicarakan hal ini.

Rozi segera bergegas kembali ke rumah yang dia sewa, setelah beberapa saat telpon rumah pun berdering. Tetua Jiang benar-benar menelponnya.

Rozi minum sedikit air untuk melembabkan tenggorokannya dan mengeluarkan dua batuk kecil sebelum berkata dengan lembut, "Paman Jiang, salam kenal"

Nada suaranya sangat lembut, sopan dan beretika!

"Nona Mimi, akhirnya anda mengangkat telpon! Pemimpin keluarga Mo meminta anda datang ke rumah untuk makan malam hari ini, anda mau saya datang menjemput anda atau...."

Rozi membersihkan alas bedak coklat di wajahnya dengan kertas tisu, kuliatnya yang putih dan bening transparan pun muncul begitu saja. Kemudian Rozi menghampus riasan bintik-bintik di alis dan pipinya dan akhirnya sebuah wajah yang halus dan indah pun muncul.

Rozi menghening beberapa saat sebelum menjawab dengan hati-hati.

"Tidak perlu, paman Jiang, saya sendiri pergi ke sana saja, saya tahu jalan"

Setelah mengakhiri telpon, Rozi langsung baring di atas tempat tidur.

Dia sedang berpikir malam ini harus bagaimana membuat Aderland langsung membenci dia sampai tulang dan tidak mau bertemu dengannya selamanya.

Aderland membencinya, sementara Rozi juga tidak menyukainya.

Paling bagus kalau begitu!

Malam hari, villa keluarga Mo, cahaya lampu terlihat sangat terang.

Ada beberapa mobil mewah berhenti di depan gerbang.

Sebuah taksi berhenti di sana, taksi tersebut terlihat sangat menonjol.

Pintu mobil terbuka, seorang wanita yang mengenakan gaun panjang berwarna merah dan sepasang sepatu hak tinggi kristal turun dari mobil secara perlahan dengan riasan yang tebal di wajahnya dan gaya rambut tidak terikat.

Sepatu hak tingginya terlalu tinggi, Rozi memegang pintu mobil dan memaksa dirinya untuk berdiri dengan baik.

Setelah menarik nafas dalam, Rozi baru berjalan ke arah dalam Villa.

Ini adalah pertama kali Rozi mengenakan sepatu hak tinggi, dia merasa memakai hak sepatu tinggi sangat menyiksakan, jalan yang berjarak pendek saja dia bisa berjalan sampai belasan menit.

Di aula utama terdapat para pria dan wanita yang tua dan muda, paling tidak berjumplah puluhan orang.

Pada saat mendengar suara sepatu hak tinggi melangkah, semua orang pun melangkah ke gerbang pintu.

Pada saat melihat orang yang berdiri di depan gerbang, tiba-tiba suasana di dalam rumah menjadi hening.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu