Cantik Terlihat Jelek - Bab 460 Ibu Mertua

Melihat Simon menoleh ke samping, Clover yang penasaran juga ikut melihat ke samping.

Clover menutupi mulutnya dan tertawa ketika dia melihat seorang gadis berjalan keluar dari sebuah toko sambil memegang banyak kantong belanja, Clover merasa agak kaget, jangan-jangan Simon sudah memiliki gadis yang dia suka?

Adegan ini membuat Clover merasa datang ke sini benar-benar merupakan keputusan yang tepat.

"Siapa itu?" Clover menekan rasa emosional di dalam hatinya, Clover selalu risau Simon yang begitu tinggi hati tidak bisa mencari gadis yang dia berminat di masa depan.

Simon menjawab, "Teman kuliah"

Teman kuliah? Clover tentu saja mengerti anak kandungnya sendiri, seiring waktu berjalan, personalitas Simon semakin mirip dengan Devan, kalau berkata dengan baik, bisa dibilang keren, berkata dengan buruk, bisa dibilang ada maksud diam-diam.

Clover mengeluarkan sebuah bantuk dengan suara yang agak besar, di dalam tempat belanja yang kosong ini, suara batuk Clover pun terdengar sangat jelas.

Gadis yang mendengar suara batuk Clover menoleh ke mereka dan kebetulan melihat Clover mencium pipi Simon, kemudian Clover berbisik, "Mama akan membantu kamu menjelaskan kepadanya kalau kamu menemani Mama makan malam ini"

Simon menoleh ke Mamanya yang tertawa dengan senang, dia benar-benar merasa ragu apakah orang ini benar-benar adalah Mama kandungnya? Apakah ada Mama yang mempermainkan anaknya seperti ini?

Kantong di tangan gadis itu jatuh ke lantai, matanya dipenuhi dengan air mata, ternyata, Simon menyukai wanita dewasa seperti ini.

Gadis itu berlari ke Simon dan berdiri di depannya, kemudian dia mengangkat kepalanya dan menatap ke Simon dengan air mata mengalir tanpa berbicara.

Simon menyentuh hidungnya, "Kamu, mengapa kamu di sini?"

Gadis itu tidak berbicara, dia berputar balik badannya dan berlari ke tempat semula untuk mengambil kantong-kantong yang jatuh ke lantai tadi, kemudian meletakkan kantong-kantong itu di depan Simon, selanjutnya gadis itu meninggalkan tempat sambil menutupi mulutnya.

Clover mengerutkan alisnya, dia membungkukkan badannya kemudian mengambil kantong-kantong di lantai.

"Dua buku, satu cd, satu kemeja, satu celana, tiga celana dalam, sepasang sepatu, celana dalam dan sepatu merupakan ukuran anakku........."

Clover masih sedang berkata.

Simon mengambil kantong-kantong itu dari tangan Clover.

"Kamu bertanggung jawab untuk menjelaskan"

Clover mengangguk, "Boleh, kamu menyuruh dia datang makan malam bersama"

Berpikir tentang mau menjadi Mama mertua pada usia 38 tahun, jantung Clover merasa sedikit tidak bisa menerima.

"Simon, kalian agak telat baru melahirkan anak ya, aku tidak bisa menerima dipanggil nenek begitu awal"

Langkah kaki Simon berhenti, dia mengangkat sudut mulutnya dan melirik ke Mamanya, akhirnya dia senyum dengan penuh kasih sayang dan berkata : "Suruh lelaki tua itu datang jemput kamu pulang sekarang"

Lelaki tua? Devan?

Clover tertawa sampai badannya membungkuk.

Melihat bayangan belakang anaknya, Clover merasa Tuhan benar-benar sangat menyayanginya.

Malam hari.

"Nona, aku memperkenalkan diriku, aku adalah Mama kandung Simon" Clover sengaja berkata kata 'Mama kandung' dengan suara agak keras, kemudian dia berkata : "Kamu boleh memanggil aku..."

"Salam kenal, Mama mertua" Gadis itu melamun sejenak sebelum memasang ekspresi senang dan berdiri dengan emosional, dia bahkan tidak peduli ketika air tumpah ke tubuhnya, gadis itu membungkukkan tubuhnya dan memberi salam kepada Clover dengan serius.

Sementara Simon memasang ekspresi gelap, dia berpikir tentang dirinya yang memiliki tingkat IQ 190, mengapa bisa jatuh cinta ke gadis yang memiliki kecerdesan rendah seperti ini?

Simon yang duduk di samping mengambil kertas tisu, "Menantu apa? Siapa bilang mau menikahi kamu?" Sambil marah, Simon mencoba untuk menyeka air yang tumpah ke tubuh gadis dengan gerakan yang sangat lembut.

Clover menjilat bibirnya, melihat sikap gadis ini dan kelembutannya terhadap Simon, Clover merasa sangat senang, "Bagus, bagus, kamu duduk dulu, makan"

"Mama mer... Tante, ini adalah lauk lokal di daerah ini, silahkan coba"

"Tante, lauk ini harus dimakan bersama lauk ini baru enak"

"Simon, kamu tidak boleh makan yang begitu pedas, kemarin kamu sakit kepala setelah makan pedas, apakah kamu lupa?"

Gadis ini berpenampilan polos dan enak dilihat, personalitasnya agak terus terang dan termasuk blak-blakan, Clover menjilat bibirnya, sebenarnya latar gadis ini tidak bisa berbanding dengan Simon, Clover tetap merasa kedua orang ini lumayan cocok.

Sejak kecil, Simon jarang berinteraksi bersama orang yang seumuran dengannya, apalagi seorang gadis, kemarin Clover dan Devan bahkan meragukan apakah Simon menyukai sesama jenis, sekarang Simon bersikap begitu lembut terhadap gadis ini, meskipun mulutnya cerewet, Clover melihat perasaan lembut dan cinta di matanya yang dia pernah lihat juga di tatapan Devan.

Hal ini membuat Clover menghela nafas lega.

"Namamu........."

"Clara Shimon" Gadis itu menjawab dengan lembut.

Clover membuka mulutnya, Simon, Shimon? Benar-benar takdir.....

"Tante, kamu memanggil saya Clara saja"

Clover mengangguk.

"Clara, kamu....adalah penduduk lokal?"

Clara mengangguk, "Iya, Papaku adalah penduduk lokal, Mamaku adalah orang daerah Ciput"

"Oh, benar-benar kebetulan, kalau begitu, apa pekerjaan orang tuamu?"

"Mama, buat apa kamu bertanya tentang ini?" Simon mengerutkan alisnya, merasa sedikit tidak senang.

Clover tentu saja bukan Mama mertua yang hanya peduli terhadap kekuasaan, tetapi Clover tetap merasa paling tidak latar belakang keluarga gadis ini harusnya bersih dan murni.

Clara berdiri lagi, "Tante, kedua orang tuaku bekerja kantoran"

Bekerja kantoran? Clover mengangguk, tetapi ketika Simon menambah kalimat terakhir, kesan Clover terhadap Clara pun menjadi semakin baik.

"Papanya adalah wakil walikota, Mamanya adalah ketua investigator kantor polisi"

Ah? Hal ini sedikit di luar dugaan.

Kedua orang yang memiliki pekerjaan posisi tinggi mengapa bisa mendidik seorang putri yang begitu 'polos'.

Selain itu, anak ini hanya menggunakan 'kerja kantoran' sebagai deskripsi, dia tidak sengaja mempertunjukkan dan tidak munafik.

Hal ini membuat Clover merasa sangat kagum dengannya.

"Kamu benar-benar menyukai Simon?"

"Mama!" Simon mengerutkan alisnya.

Sementar Clara langsung menjawab : "Iya, sangat suka, aku sudah mengejar dia dua tahun, tetapi dia..... tidak mau menerima" Setelah berkata, tatapan gadis berisi sedikit kesedihan.

Sebelum Clover berkata, Clara menambah lagi : "Tetapi, aku tidak akan menyerah, paling tidak sekarang dia sudah mau berbicara dengan aku"

Clover merasa 'kepolosan' gadis ini benar-benar sangat imut, kalau Simon tidak menyukainya, Simon tidak akan membantu dia menyeka air dan membawa dia bertemu dengan Clover.

Tetapi, Clover tidak bisa berkata jelas tentang itu, masalah hubungan, orang luar tidak bisa ikut campur banyak.

Setelah mengantar Clara pulang.

Clover berkata, "Bagaimana kamu bisa mengenal dia?"

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu