Cantik Terlihat Jelek - Bab 545 Wanita Yang Muncul Dirumah Paman Muda

Sampai sekitar jam sembilan, mereka baru pulang.

Sampai di depan pintu rumah, mobil berhenti dengan stabil dan mesinnya dimatikan, tangan Raven sedang membuka sabuk pengamannya, kemudian dia berbalik untuk melihat rumahnya, seluruh tubuhnya terpaku.

Raut wajahnya tiba-tiba berubah total.

Hutu melihat tangan Raven membeku di udara, dia pun ikut melihat ke arah pandangan Raven, ada cahaya di ruang itu, kamar Raven.

Ada bayangan ramping di samping jendela kamar.

Hutu juga menekuk tangannya dan secara tidak sadar dia terpikir Kane Vulton, tetapi kamar paman mudanya yang memancarkan cahaya.

Setelah ragu-ragu, dia menoleh dan berkata, "Paman muda, rumahmu ada orang?"

Dia melihat sudut mulut Raven berkedut, tangan Raven gemetar, dan ada ketegangan didalam pandangannya.

Ini adalah Raven yang belum pernah dia lihat.

Panik, kewalahan, gelisah.

“Pa……” sebelum dia selesai berkata, Raven langsung membuka pintu dan turun.

Kemudian bergegas masuk ke dalam villa.

Sebuah firasat yang sangat buruk mulai muncul di dalam benaknya.

Ketika Hutu masuk dengan kopernya, dia melihat Raven memeluk seorang wanita di depan pintu masuk villa.

Dia tidak bisa melihat wajah wanita itu, hanya rambut pendek dan kaki putih panjangnya.

Jelas, itu bukan Kane Vulton.

Itu siapa? Hatinya merasa sangat berat.

Hutu menatapnya untuk waktu yang lama, membuka mulutnya, mencoba beberapa kali, tetapi masih gagal bersuara, lampu masuk tidak terang, tapi dia masih bisa melihat dengan jelas Raven menggenggam lengan wanita itu dengan erat, sedikit gemetar.

Hatinya terasa cemburu dan sakit yang tak terkendali.

“Raven, kamu lepaskan dulu, aku dipelukmu hingga tidak bisa napas.” Wanita itu yang mendorong Raven terlebih dahulu.

Suara itu menarik kembali pikiran Raven dan Hutu .

"Di mana saja kamu selama dua tahun ini?"

Yang mengejutkan Hutu adalah Raven menggeram dengan amarah.

Raven yang sangat marah ini juga masih asing bagi Hutu

Bahkan jika Hutu membuatnya marah, dia hanya merengut wajahnya, tidak pernah seperti ini.

Wanita itu merapikan rambut pendek abu-abunya, dan mundur beberapa langkah, Hutu baru bisa melihat wajahnya, cantik, halus, angkuh, dan juga kepercayaan dirinya yang tidak bisa disembunyikan.

Beberapa kata yang jelas-jelas tidak relevan terkonsentrasi pada satu wajah, tetapi sama sekali tidak ada rasa segan.

"Siapa ini?" Wanita itu tidak menjawab pertanyaan Raven, tetapi tatapannya malah terfokus ke arah Hutu, melihat ke atas dan ke bawah, lalu bertanya.

Hutu membuka mulutnya, tapi sebelum dia bisa menjelaskan, wanita itu langsung mengarah ke dada Raven dan memukulinya lagi dan lagi. "Kamu masih berani bilang aku adalah wanita satu-satunya dalam hidupmu, baru berapa lama aku pergi? Kamu sudah memiliki kekasih baru, dan masih sangat kecil, dasar berengsek kamu!”

Wanita itu meraung, menuju Raven, paman muda yang anggun di dalam hati Hutu .

Hutu dimelotoli oleh wanita itu hingga mundur dua langkah, tidak tahu kenapa dia tiba-tiba merasa takut, “Kalau tidak, aku pergi sekolah saja!”

Suaranya gemetar dengan dashyat.

Wanita itu mengira Hutu takut, dia maju dan menarik kopernya. "Aiyo, masih seorang mahasiswa, Raven, seleramu sangat kuat, kenapa tidak memperkenalkannya kepadaku, dia siapa?"

Jika sampai saat ini, Hutu masih belum mengerti hubungan antara keduanya, maka dia benar-benar akan menangis.

Hutu menelan ludah dan menarik napas, "dia pa ……"

“Masuk dan pergi mandi lalu tidur.”

Kata paman muda yang belum selesai dia katakan, langsung dipotong oleh Raven.

Kemudian dia menarik wanita itu, berbalik, dan pergi ke kamarnya.

"Raven, dasar bajingan, kamu pembohong." Wanita itu berjuang dan menendang Raven.

Terdengar suara bantingan pintu, dan Hutu gemetar dengan hebat.

Air matanya bergelindingan di matanya, dan tidak tahu berapa lama dia berdiri hingga kakinya pegal, dan mundur selangkah sambil memegang dinding, kedinginan dinding marmer datang dari belakang, dan menarik kembali kesadarannya.

Hutu mengepalkan tangannya dengan kuat, hatinya sangat sakit sehingga dia merasa sesak napas.

Dia bahkan tidak tahu bagaimana dia jalan keluar, bagaimana menekan lift, bagaimana turun dari gedung, bagaimana menemukan hotel dan bagaimana memasuki kamar.

Tidak sampai air dingin mengalir dari atas kepala, kesadarannya baru kembali.

Yang terjadi selanjutnya adalah air mata yang ikut mengalir keluar, bercampur dengan air yang mengalir dari atas ke bawah, mengalir ke mulutnya.

Tenyata paman muda sudah memiliki seseorang yang dia sukai!

Wanita yang bisa memukulnya dan memarhinya dengan sembarangan?

Hutu mengira bahwa wanita yang bisa baik dengan Raven adalah wanita yang seperti Kane Vulton, yang lembut dan murah hati, anggun, dan berpendidikan.

Karena itu, dia selalu memiliki rasa rendah diri dan merasa bahwa dia tidak cocok dengannya.

Tetapi mengapa bisa menjadi wanita seperti itu? Paman mudanya, pria anggun, menyukai wanita seperti itu.

Rasa sakit dan kesedihan yang tidak bisa diungkapkan dalam hatinya.

Demi hobi paman muda yang spesial itu …… demi diri sendiri yang baru saja tumbuh, terpikat dipercintaan yang tak terbalas.

Keluar dari kamar mandi, deringan ponsel yang eksklusif terus berdering, Hutu sebelumnya merasa deringan ponsel itu memberinya kebahagiaan, tapi sekarang hanya ada kejengkelan.

Dia berdiri di samping tempat tidur, memandangi dua kata itu, melompat-lompat di tengah layar.

Dia meremas telapak tangannya, menekan hidungnya yang terasa masam, menoleh, berbalik, membungkuk, dan ingin mencoba mematikan panggilan tersebut.

Tetapi setelah dipikir, masih tidak bisa menahan dan mengangkat teleponnya.

"Tidur lebih awal dan datang besok pagi, aku akan mengantarmu ke sekolah."

Nada suaranya tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Dia bahkan tidak bertanya di mana dirinya?

Hutu menggigit bibirnya, menghela napas, batuk ringan, dan kemudian berkata, "tidak perlu, paman muda, besok pagi aku pergi ke sekolah sendiri saja, sampai jumpa."

Selesai berbicara, dia menutup telepon dengan panik, takut kalau dirinya akan berhati lembut.

Kemudian berteriak dan mulai menangis dengan keras.

Hutu tidak mau diatur Raven lagi, di masa depan juga tidak mau.

Di luar pintu kamar hotel, Raven memegang kunci mobil di tangannya dengan erat dan berdiri lama sebelum pergi.

Malam ini, Hutu meringkuk di tempat tidur, duduk dari gelap hingga fajar.

Dia memikirkan banyak hal dan juga menyadari banyak hal.

Gini juga bagus, dari awal memang tidak akan ada hasil, lagi pula bukan hal yang buruk untuk membuang pikiran ini secepat mungkin.

Embun pagi, matahari pagi yang segar, mengembun uap air ringan.

Hutu mengemasi barang-barangnya dan berjalan keluar dengan kopernya.

Di jalan, memanggil taksi dan pergi ke Universitas.

Baru pukul delapan lebih ketika dia sampai di sekolah.

Karena ada pandu kemarin, dia tidak begitu tidak berdaya, menarik kopernya dan langsung pergi ke asrama.

Selama perjalanan ke asrama, dia tidak menoleh ke belakang, jadi dia tidak tahu bahwa sejak dia turun dari taksi, dia telah diikuti oleh suv hitam.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu