Cantik Terlihat Jelek - Bab 73 Kamu Percaya Siapa?

Bab 73 Kamu Percaya Siapa?

“Ayo pergi.” Wanita itu berkata ke Yuta, bersamaan dengan itu, ke jendela menutup ke atas.

Mobil sedang berjalan, air mata berlinang, memang dalam suasana genting lah orang baru bisa melihat dan tahu siapa yang baik dan siapa yang jahat? Bukannya begitu?

Pria itu membuka mulut mengatakan mencintainya, tapi, di suasana seperti itu, dia tidak banyak bertanya sepatah kata pun kepadanya, malah-malah melihat sebentar dirinya pun tidak, langsung memilih pergi bersama Gabriel.

Apa pernah dia memikirkan, ketidakberdayaannya, bahwa ia tidak bersalah.

“Devan, aku tidak sengaja mengatakan bahwa dia adalah pengasuh, hati wanita itu begitu beracun, berani-beraninya mau membunuhku? Untung saja aku menghalanginya dengan lenganku, kalau tidak, aku mungkin saja tidak bernyawa lagi.” Usai berkata Gabriel menundukkan kepala, perlahan menarik air mata.

Kedua tangan Devan masuk ke kantong, tidak melihat perasaan wanita itu.

Tapi, kedua tangannya tanpa bisa dikontrol mengenggam erat, dalam matanya ada kedalaman yang sangat dalam tak terlihat batasnya.

Laki-laki itu melihat wanita di hadapannya, 14 tahun yang lalu, bayangan tubuh kecil itu menggunakan badannya sendiri untuk melindungi pria itu dan terluka, kembali muncul di matanya, jelas-jelas, watak aslinya begitu baik, mengapa….. menjadi seperti sekarang ini?

Sebenarnya, saat kejadian itu, di bawah alam sadarnya pria itu memilih untuk percaya bahwa Sherin tidak akan melakukan hal seperti ini, saat itu hatinya juga sangat marah dirinya terlalu menggunakan emosi untuk menyelesaikan masalah, bagaimana pun, pria itu bertahun-tahun kenal Gabriel, baru berapa lama kenal Sherin?

Tapi….. saat ini saat ini, pria itu lebih mempercayai insting.

Namun di dalam hatinya lebih banyak lagi kekecewaan.

“Hal ini, selesai sampai di sini.” Akhirnya, Devan melemparkan satu patah kata, membelokkan badan siap-siap pergi.

Sikap pria itu, sangat jelas membuat Gabriel sadar ada yang tidak beres, dengan terkejut melebarkan mata, serta merta berdiri, tanpa ada waktu berpikir sedikit pun, jarum yang ada di tangannya ditarik keluar, darah segar menyembur keluar, seketika kain kas di tangannya dibasahi menjadi berwarna merah segar.

“Hst’ wanita itu tidak bisa menahan suara merintih kecilnya.

Ketika ujung sorotan mata Devan melihat situasi ini, dengan cepat membalikkan badan, menekan bel di bawah kepala ranjang.

“Apa yang sedang kamu lakukan?” Devan mengambil tisue dari atas meja, mengusap tangan langsingnya yang kenyal, menekan-nekan.

Mata Gabriel memerah, dilanjutkan dengan jatuh ke dalam pelukan pria itu, “Devan, kamu percaya wanita itu? tidak percaya aku?”

Devan terkejut terdiam sebentar, mengecil-ngecilkan mata, menjawab wanita itu: “Baik-baik jaga lukamu.”

Saat ini, dokter dari luar berjalan ke sana, yang bersamaan masuk juga adalah Dylan.

Menyerahkan Gabriel ke dokter, Devan berjalan keluar dari kamar.

“Sudah dijemput oleh adik sepupumu, sepertinya, suasana hatinya sangat jelek.”

“Tidak ada yang lain?”

“Ada!”

“……”

“Aku bilang kamu percaya dia, Terus, apa kamu percaya, Gabriel sendiri yang mengambil pisau menusuk dirinya.” Usai berkata Dylan secara reflek memandang-mandangi Devan.

Alis mata Devan mengerut, pandangan matanya perlahan jadi gelap, benar, dia percaya Sherin, kalau begitu juga berarti, secara tidak disadari pria itu juga percaya bahwa Gabriel sendiri yang menusuk dirinya sendiri.

“Saat ini kamu mau gimana bersikap dengan dia, demi kebaikan wanita itu, aku rasa kamu seharusnya memberitahu wanita itu.” Dylan diam dan diam, masih saja membuka mulut berkata.

Devan balik melihat pria itu sebentar, menganggukkan kepala.

“Masalah ini, kamu bilang pada polisi, masalahnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan”

Di waktu yang bersamaan, di rumah Sherirn.

“Aku malam di sini menemanimu?”

“Tidak perlu, Yuta, kamu pergi saja, biarkan aku tenang sebentar.”

Yuta memandang wanita itu lama sekali, sorotan matanya berubah-ubah, “Kalau begitu baik lah, telepon aku kalau kamu ada apa-apa, masalah di sana, aku bisa bantu kamu bereskan, kamu tidak perlu masukkan ke hati, besok….. aku datang melihatmu lagi.”

Hingga terdengar suara pintu tertutup menyebar, hati Sherin yang tegang itu baru lah seutuhnya menjadi lega

Perutnya mengeluarkan suara kruk…kruk.., baru lah dia kaget menyadari bahwa belum makan malam.

Berdiri, pergi ke dapur, mengeluarkan mie instan yang belum sempat dimakan tadi siang, menyalakan api, meletakkan panci di atasnya, namun lupa menambahkan air.

Saat Devan masuk ke dalam, langsung mencium bau gosong yang sangat tebal, mengangkat kepala, dan melihat Sherin yang bersandar di pintu kaca dapur sedang melamun, pantat panci itu sudah terbakar menjadi berwarna merah, mengedip-kedipkan mata.

Kaki panjangnya melangkah beberapa langkah berjalan ke depan, mematikan api, menadah sedikit air, menuangkan ke dalam panci.

Sherin hanya merasa ada sebuah bayangan yang berjalan di depannya, kemudian terdengar suara menuangkan air “Zhtzht”.

Wanita itu belum sempat merespon, bayangan yang tinggi besar itu sudah menekannya.

Selanjutnya, wanita itu pun masuk ke dalam pelukan yang dikenalnya dengan baik.

Setelah sadar diri, wanita itu mulai dengan sekuat tenaga memberontak, tapi Devan sedikit pun tidak memberinya peluang untuk lepas dari pelukannya.

“Kamu……”

Wanita itu belum sempat membuka mulut, mulutnya sudah disegel, selanjutnya, dicium sampai tidak berdaya.

Akhirnya, pria itu melepaskan wanita itu, Sherin membalikkan badan, mau pergi, namun digendong melintang oleh Devan, berjalan ke ruang tamu.

Devan duduk di atas sofa, wanita itu duduk di atas paha pria itu.

Sherin memberontak sekuat tenaga, tetap saja tidak berhasil, jadi terserah pria itu, membuang mata, alis wanita itu mengerut, dengan nada yang tidak baik berkata: “Mau apa kamu datang? meminta keadilan untuk calon istrimu?”

Devan setengah mengecilkan mata, melototi memandangi wanita itu, tidak menjawab wanita itu, tangan besarnya malah mencubit ringan pinggang wanita itu, Sherin takut dengan perasaan geli, tubuhnya agak bergetar, menggunakan tangannya menahan tangan besar pria itu, “Kamu sebenarnya mau gimana? Kalau kamu merasa aku lah yang sudah melukai wanita itu, kamu pergi ambil pisau tusuk balik saja.”

Wanita itu balas memelototi, teriak dengan keras.

Devan diam lama sekali, tangan yang melingkar di pinggang wanita itu, menjadi semakin erat, “Shein, aku tidak pernah curiga padamu.” Usai mengatakan, pria itu menanamkan kepalanya di dahi wanita itu.

Sekujur tubuh Sherin mengeras kaku beberapa saat, baru lah dengan nada kecil berkata: “Tapi kamu juga percaya wanita itu, bukannya begitu?”

Mendengar perkataan ini Devan mengangkat kepala, mengecilkan mata melihat wanita itu sejenak, melengkung-lengkungkan ujung mulut, menarik wanita itu masuk ke dalam pelukannya, selanjutnya menundukkan kepala, bibirnya yang tipis menempel di samping telinga wanita itu, dengan nada rendah yang serak berkata: “Bukan, aku percaya kamu.”

Bukan, aku percaya kamu!

Empat kata simple ini, membuat sekujur tubuh Sherin bergetar, kepenatan di dadanya, seketika menjadi lancar.

“Mengapa?” Di mata Devan, wanita itu bukan seharusnya lembut dan baik, polos kan? Dan mereka juga sudah kenal bertahun-tahun…….

Devan mengerutkan alias, benar, mengapa? Mengapa respon pertamanya langsung percaya dengan Sherin, apa timbangan di hatinya sudah lama sudah berat sebelah?

“Insting, apa kamu percaya?”

“Kamu gombal, saat itu kamu melihat aku sebentar pun tidak, kamu langsung bawa wanita itu ke rumah sakit, percaya aku? kalau kamu mempercayaiku, apa kamu bisa memperlakukan aku seperti itu?” Setelah dia selesai mengatakan, matanya memerah, air mata menetes ke bawah.

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu