Cantik Terlihat Jelek - Bab 149 Dua Sifat Berlawanan Devan

Besok harinya, Clover bangun pada saat Devan masih belum bangun. Clover mencari ponselnya dan melihat sudah jam 9. Dia ingat biasanya Devan mulai kerja pada jam 8 pagi.

"Apakah kamu tidak perlu kerja?" Clover mendorong dia dengan lembut.

Devan yang memejamkan matanya sebenarnya sudah bangun dari tadi. Hanya saja dia tidak tega meninggalkan pelukan Clover.

Dia mengulurkan lengan panjanganya dan memeluk Clover, "Sejak hari kamu meninggalkan aku, aku tidak pernah tidur dengan nyenyak. Kamu punya racun"

Clover menggeserkan lengannya dan tersenyum, "Sembarangan bicara. Bukannya kamu memang tidak pernah tidur nyenyak juga sebelumnya? Itu bukan salahku....." Nada suaranya berisi sakit hati.

Clover awalnya sudah mau bangun. Akhirnya dia memeluk Devan lagi dan berkata dengan suara kecil, "Lain kali aku pasti berusaha menemani kamu tidur"

Mereka berbaring bersama lagi.

Sampai ponsel Devan berdering.

Dia bangun dari tempat tidur dan mengangkat telepon, "Masalah apa?"

Sepertinya orang yang meneleponnya adalah Dylan.

Clover melihat ekspresi Devan menjadi sedikit berat.

Detik selanjutnya, Devan berdiri dan memakai baju.

"Apa yang terjadi?" Clover bertanya.

"Masalah kantor" Setelah beberapa saat, Devan melihat ke Clover, "Kamu juga bangun dan keramas. Aku akan menyuruh orang untuk mengantar sarapan untuk kamu. Sekitar jam 11 kamu tunggu aku di bawah kantor. Aku akan membawa kamu pergi melihat gaun kemudian kita makan siang bersama"

"Tidak perlu. Gaun aku pergi sendiri saja. Kamu sangat sibuk" Sebenarnya tidak perlu Devan menjelaskan Clover juga mengerti. Clover mengurus perusahaan CX yang tidak seberapa besar saja sering sibuk sampai tidak sempat makan. Devan mengurus Ningga Group yang jauh lebih besar daripada CX tentu saja jauh lebih sibuk. Gara-gara dia, Devan semalam juga pasti tidak sempat mengurus masalah kerja"

Devan mencubit pipi Clover, "Masalahmu selalu adalah yang terpenting bagiku"

Semua sarapan yang berada di depan Clover adalah makanan yang Clover suka makan. Clover memberi tahu Devan tentang makanan kesukaannya beberapa tahun lalu, sampai sekarang pria ini masih ingat.

Clover merasa dirinya pasti melakukan terlalu banyak hal baik di kehidupan lalunya, sehingga di kehidupan ini dia bisa memiliki pria seperti Devan.

………………………….

Awal musim semi daerah Ciput tidak hangat, kedinginan masih bisa di rasakan.

Tetapi hati Clover merasa hangat. Ini adalah pertama kali Clover merasa angin di kota begitu lembut.

Dia menundukkan kepalanya dan melihat daun yang ditiup oleh angin. Pada saat itu, kecantikan Clover membuat semua orang tidak bisa menahan dan melihat kepadanya.

Melewati kaca mobil, Devan melihat ke wanita itu sambil memikirkan sesuatu.

4 tahun ini, ada berbagai jenis wanita yang mengelilingi di sisinya. Tetapi tidak ada satu wanita pun yang bisa membuat dia tertarik.

Tetapi wanita yang berada di depannya sekarang membuat Devan tidak bisa tidak melihat kepadanya. Tidak peduli itu sebelum atau sesudah menata riasan.

Detik itu, Devan tiba-tiba tidak ingin akting bersamanya lagi. Devan ingin berkata kepada seluruh dunia dengan bangga bahwa Clover adalah wanita milik Devan.

"Clover?"

Mendengar suara pria memanggilnya, Clover menghentikan langkahnya.

Setelah itu, Clover mencium wangi badan yang familier setelah orang itu memeluknya.

Clover mengangkat kepalanya dan tersenyum, "Kamu sudah datang?"

Senyuman wanita ini sangat menarik mata. Devan tidak bisa menahan dan mencium dahinya.

Clover merasa kehangatan di wajahnya dan mendorong Devan, "Kita sedang di jalan"

Pria ini benar benar tidak peduli dengan suasana dan kondisi.

Devan melingkari pinggang Clover dengan senyuman yang penuh dengan kasih sayang, "Ayo naik mobil" Clover baru sadar ternyata mobil Devan berada di jarak yang dekat dengannya.

"Kamu suka makan apa? Nanti siang aku temani kamu makan" Setelah berada di dalam mobil, Clover bertanya.

Devan menyalakan mobil tetapi tidak menggerakkanya. Dia hanya terus melihat Clover sambil mengigit bibirnya.

"Aku tanya kamu suka makan apa?" Clover bertanya sekali lagi dengan wajahnya yang memerah.

Devan mengangkat alisnya, "Suka... makan kamu"

"Aku.. aku tanya kamu suka makan lauk apa? kamu......" Clover benar benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi Devan yang seperti ini.

"Aku membawa kamu pergi ukur gaun dulu. Setelah itu kita baru makan siang"

Alis Clover mengerut, "Devan.... apakah kamu tidak terlalu capek?" Clover merasa terharu dengan perhatian Devan. Tetapi Devan sangat sibuk, Clover merasa sedikit tidak tega.

"Kalau merasa terharu, malam ini biarkan aku makan makanan kesukaanku sudah cukup!"

"Traktir kamu makan?"

Devan tersenyum dan tidak berkata apa apa.

Devan membawa Clover ke sebuah toko pakaian pribadi

Orang orang di sana jelas mengenal Devan.

Melihat Devan berpegangan tangan dengan Clover, mereka merasa sangat kaget.

Orang-orang populer di daerah Ciput hanya itu itu saja. Mereka semua tahu bahwa Devan sudah menikah dengan Gabriel.

Tentu saja, beberapa pendapat mereka hanya terpikir di dalam hati. Tidak berani mengatakannya.

"Tuan Devan, apakah anda perlu sesuatu?" Seseorang yang terlihat seperti pemilik toko menyapa Devan

"Ukur ukuran tubuhnya dan pilih satu gaun untuknya"

"Boleh. Tuan Devan, apakah ada permintaan?"

"Jangan terlalu vulgar, sebisa mungkin...... biasa saja" Devan berkata

Clover menggeserkan rambutnya ke belakang telinganya dan berbatuk dengan ringan. Pria ini memang.

Pemilik toko jelas tidak begitu mengerti maksud Devan.

"Salam kenal, tolong berikan saya gaun yang agak biasa untuk dipakai di publik" Clover menjelaskan

Pemilik itu melihat Clover dengan tatapan berterima kasih, "Baik"

Devan mengerutkan alisnya dan pemilik toko itu bergegas pergi.

"Apakah kamu tidak bisa bersikap lebih ramah?" Setelah pemilik toko itu pergi, Clover berbisik kepada Devan.

"Ada keperluan itu?"

"Tentu saja. Apakah kamu tidak melihat semua orang takut kepada kamu?" Clover berkata dengan jujur. Selain teman dekatnya, semua orang yang melihat Devan tidak berani bersikap santai.

Devan berdiri dan melingkari pinggang Clover. Kemudian berjalan ke area istirahat, "Iyakah? Berarti kamu bukan orang?"

".............." Mengerti maksudnya, Clover mencubit pinggang Devan. Tetapi pria itu malah memegang tangan Clover dengan wajah tidak berekspresi.

Setelah mengukur ukuran tubuhnya, Clover sembarang memilih sebuah gaun.

"Setelah selesai mengganti ukuran gaun ini, antar ke alamat yang aku kirim ke kamu nanti"

Setelah itu, mereka berdua keluar dari toko. Devan membawa Clover pergi makan makanan pedas. Ternyata Devan sudah bisa makan pedas.

Setelah waktu yang lama, Clover baru tahu dalam 4 tahun ini, Devan sering pergi makan makanan pedas sendiri. Hanya demi merasakan makanan yang Clover suka.

Melewati jendela, Clover melihat jalan yang mereka tuju agak asing.

"Sepertinya ini bukan jalan pergi ke hotel?"

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu