Cantik Terlihat Jelek - Bab 294 Bagaimana Bisa Ada Ibu Seperti Itu Di Dunia Ini ?

"Aku tidak punya uang, aku tidak bisa membantumu. Silakan pergi dan aku tidak antar lagi." Dengan tangan terentang, Mikasa menunjuk ke arah pintu.

"Karena kamu tidak mau membantu, aku harus menunggu menantuku keluar. Aku akan melihat bagaimana seorang Presiden Direktur Perusahaan Panama akan memperlakukan ibu mertuanya!" Dengan itu, ibunya Mikasa kembali duduk di sofa dan menyeruput teh lagi. "Teh orang kaya memang berbeda. Ini sangat harum."

Dengan begitu, wanita di depannya yang tidak tahu malu ini sudah sama dengan ingatan Mikasa.

Dalam hatinya, dia menertawakan dirinya sendiri. Dia baru saja berpikir sejenak. Dia sempat berfantasi dalam benaknya. Mungkin ibunya sudah tua, mungkin sudah mengalami banyak hal dan sekarang dia sudah berubah lebih baik,ternyata tidak.

Mikasa berjalan ke depan,mengeluarkan ponselnya dari tas, dan mencoba menelepon adiknya Levi, setelah tersambung,terdengar jawaban : Halo,kakak.

Kakak ? Ini adalah pertama kalinya Levi memanggilnya dengan tulus.

"Halo, kakak, ada apa mencari aku?"

Sempat terkejut, Mikasa akhirnya menjawab "Aku dengar kamu akan menikah."

Di sisi lain ponsel itu, hening sesaat. Setelah waktu yang agak lama, suara Levi terdengar: “Mungkin tidak bisa menikah.”

"Maksudnya?"

"Orang tua Selvi ingin kita membeli rumah di kota Ciput ."

Selvi ? Seharusnya gadis pada hari itu.

Mikasa menyipitkan mata, "Bagaimana situasimu, apa pacarmu tidak jelas? Jika dia benar-benar mencintaimu, dia tidak akan memaksamu melakukan apa yang tidak bisa kamu lakukan."

"Kakak, Selvi benar-benar mencintaiku, tetapi orang tuanya menolak.Mereka menyembunyikan kartu keluarga, walau kita ingin menikah, tidak ada kartu keluarga juga tidak bisa..."

Ketika ingin mengatakan sesuatu kepada Levi, Ponsel di tangan Mikasa tiba-tiba direbut ibunya.

Melihat ibunya menekan speaker di ponsel Mikasa, "Nak, kamu cepat-cepat memohon padanya, dia dan presiden direktur Perusahaan Panama tidak bercerai sama sekali, mereka menipu kamu, kamu mohon sekarang, agar dia membantu kamu keluar uang muka rumah nanti, selanjutnya kamu yang akan bayar cicilannya sendiri. "

Mikasa mengerutkan kening dan tidak bisa membuka mulutnya. Sejenak, Mikasa tidak mampu berbicara. Bagaimana mungkin ada ibu seperti itu di dunia ini?

Mikasa baru saja bersiap untuk berdebat dengan ibunya, tetapi terdengar jawaban Levi yang membuat Mikasa kaget dan tertegun.

"Bu, aku sudah bilang jangan pergi menemui kakak ipar. Kenapa masih kesana?"

Tubuh Mikasa bergetar. Dia pikir dia salah dengar. Tapi Levi membuka mulutnya lagi. "Bu, kamu cepat pulang. Kakak ipar telah membantuku mendapatkan pekerjaan ini. Apakah aku mampu atau tidak membeli rumah, itu urusan aku sendiri. Jangan pergi cari kakak dan kakak ipar dan merepotkan mereka lagi. "

Sekarang, Mikasa yakin dia tidak salah dengar. Ini adalah adiknya, tapi Mikasa sama sekali tidak terbiasa dengan Levi untuk saat ini.

Nada bicaranya terdengar tulus, tidak menipu.

"Urusanmu sendiri? Dari mana kamu bisa mendapatkan begitu banyak uang?" Suara ibunya Mikasa terdengar tajam, dan kemudian dia menutup telepon dengan marah.

Levi tiba di Perusahaan Panama setengah jam kemudian, karena dia pernah datang ke perusahaan ini beberapa kali, dan mengatakan Gary adalah kakak iparnya, jadi bagian reseptionis juga tidak mempersulit dia.

Ketika ibunya melihat Levi datang, dia bangkit dan menariknya ke depan.

"Levi, ayo, tolong kamu mohon sama kakakmu, minta kakakmu agar membantu kamu ngomong dengan kakak iparmu agar membantu kamu."

Pada saat ini, Mikasa duduk di kursi besarnya Gary dan melihat ponselnya.

Melalui ekor mata, Mikasa bisa melihat pergerakan dua orang itu.

Mikasa melihat Levi mengerutkan kening. "Bu, kalau begini akan membuat kakak dipandang rendah sama kakak ipar."

Singkatnya, Mikasa meletakkan ponselnya, dan matanya jatuh ke wajah levi, mencoba mencari tahu apakah dia sedang akting apa tidak.

Mata Levi beradu pandang dengan Mikasa, tetapi Levi terlihat tidak marah dan kesal. Dia mendekati Mikasa dan membungkuk dalam-dalam. "Kakak, aku dulu waktu muda sering menyakitimu. Aku minta maaf."

Setelah itu, dia mengulurkan tangan dan meraih tangan ibunya. "Bu, ayo kita pergi. Ini adalah perusahaan kakak ipar. Sangat memalukan dilihat oleh orang lain."

Ibunya menarik napas dan memandang Mikasa. " Mikasa, bisakah kamu membantu adikmu?" Lihatlah dia. Sekarang dia sudah lebih baik dan dewasa. Apakah kamu tega melihatnya tidak jadi menikah?

"Bu, jika Ibu ngomong lagi, aku benar-benar akan marah."

Pada saat ini, mereka telah mencapai pintu.

Mikasa menyipit dan berdiri, "Tunggu."

"Berapa banyak yang kamu butuhkan? Aku ... aku akan mencoba mencari pinjaman dan ketika kamu sudah punya uang, kamu baru mengembalikannya."

Levi mengerutkan kening, "Kakak, aku ..."

"Ayo, berapa?"

Levi menunduk dan ibunya menarik ujung bajunya Levi. "Kakakmu menanyakan berapa banyak yang kamu butuhkan, kamu cepat bilang."

"2 miliar."

.........

Ketika Mikasa mendengar kata "2 miliar", tangannya langsung terpeleset dan dia hampir jatuh.

"Rumah apa yang kamu beli? Uang muka perlu 2 miliar?"

Levi menunduk. "Itu adalah permintaan orang tua Selvi. Mereka menginginkan rumah yang ada lift, tiga kamar, dua pintu masuk dan keamanan yang maksimal. Mereka ingin punya tempat untuk tidur dirumah itu juga nanti." Suara Levi semakin lama semakin kecil.

Mikasa makin merasa tidak percaya apa yang dia dengar barusan, minta seorang pria yang tidak memiliki apa pun seperti Levi untuk membeli rumah seharga beberapa miliar. Kedua orang tua itu dipastikan sudah gila.

Mikasa berbalik, "Kalian pergi saja, empat atau enam ratus juta rupiah, aku mungkin dapat membantu memikirkannya. Kalau dua miliar, maaf, aku tidak bisa melakukan apa-apa."

"Kamu tidak bisa melakukan apa-apa. Bisakah kamu minta dari suamimu?" Bukankah dia memiliki perusahaan sebesar ini, dua miliar seharusnya tidak masalah bagi dia? Suara ibunya tiba-tiba jadi keras.

"Mengapa kamu tidak bertanya kepadanya berapa banyak hutang yang dia tanggung ketika dia menjalankan perusahaan yang begitu besar ini? Bantu kamu karena niat baik, bukan karena tanggung jawab, dua miliar, kita tidak punya, walau punya, kita tidak bisa meminjamkannya, kalau kamu membayar uang muka dua miliar, sisanya masih beberapa miliar, belum termasuk menghidupi keluarga dan anak-anak, tetapi juga harus membayar cicilan hipotek, Levi, apakah kamu pernah berpikir itu, apa kamu mampu menanggungnya?

Levi hanya menatap Mikasa dan tenggorokannya terasa kering. "Kakak, aku akan membawa ibu pulang dulu, kamu ... Kamu anggap saja tidak tahu apa-apa tentang ini.

" Mikasa, kamu jangan terlalu jahat. Kamu tidak membantu saudaramu sendiri. Apakah kamu tidak takut karma?"

Kata-kata ibunya terdengar datang dari belakangnya, langkah kakinya terhenti, hati nurani? Bagaimana mungkin wanita ini bisa berbicara tentang hati nuraninya? Pada tahun-tahun itu, untuk membayar utangnya, berapa banyak penderitaan yang harus ditanggungnya, Mikasa berbalik badan dan melotot pada ibunya.”Mama,anda baik hati, semoga panjang umur.”

Ketika Gary kembali dari pertemuan, Mikasa rebahan di atas meja dan membenamkan kepala di tangannya.

" Mikasa."

Mendongak, Mikasa melihat Gary, dan kemudian dia berkata, "Kamu sudah selesai rapat? Baiklah, mari kita pulang. Sesudah itu, Mikasa cepat-cepat bangun.

Gary mengulurkan tangannya dan mengangkat dagunya. "Mata kamu merah, barusan menangis?"

"Tidak, tadi mengucek mata." Mikasa memalingkan wajahnya.

"Tadi mama......"

"Jangan panggil dia mama, dia tidak pantas." Mikasa menyela Gary, “dia tidak pernah menganggapku sebagai anak perempuan.”

Gary mengangguk dan menariknya ke dalam pelukannya. Tangan besar menepuk punggungnya. "Aku sudah menyiapkan hadiah pernikahan, kamu tidak perlu khawatir tentang itu."

Tiba-tiba, kepalanya terangkat, "hadiah pernikahan? Hadiah pernikahan apa?"

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu