Cantik Terlihat Jelek - Bab 336 Memberikan Permen, Rujuk

Suya menahan lengan Eren secara refleks dan menutupi tubuhnya dengan selimut, "Kamu sedang berbuat apa? Kamu masih mau ya? Aku sangat sakit, serius"

Eren melirik dia dengan sudut mulut terangkat, "Aku bukan binatang"

Sambil berkata, Erenh mengulurkan tangannya, sebotol obat dan beberapa batang kapas muncul di tangannya.

Suya merasa agak malu, "Ini apa?"

Eren mengeluarkan batuk ringan, telinganya sedikit merah, "Apoteker berkata.... pakai ini kamu tidak sakit lagi"

"Apo....teker?" Suya menutupi kepalanya dengan selimut, setelah beberapa saat, dia mengangkat kepalanya dan melihat ke Eren, wajah Suya terasa panas dan telapak tangannya mulai keringatan, "Kamu... kamu pergi membeli obat demi ini?"

Suya benar-benar merasa ingin menggila, dia tidak tahu harus menangis atau tertawa ketika dia membayangkan adegan Eren bertanya kepada apoteker tentang obat ini.

Eren mengerutkan alisnya, nada suaranya tetap terdengar dingin, tetapi berisi sedikit rasa malu, "Semalam aku melihat alismu tetap mengerut walaupun kamu sudah tertidur, jadi aku berpikir kamu pasti merasa kesakitan"

Suya menatap ke Eren beberapa saat sebelum mengeluarkan sebuah batuk ringan untuk menutupi rasa kebahagiaan di dalam hatinya, apakah awan dunia Suya akhirnya sudah ma terang? Kebahagiaan datang terlalu tiba-tiba membuat Suya merasa tidak realitas, "Sekarang kamu sudah tahu merasa sakit hati untuk aku? Kesakitan yang aku rasakan untuk kamu beberapa tahun ini bisa lebih ringan dari ini?" Setelah itu, Suya tertawa dengan dingin.

Eren bukanlah orang yang pandai berbicara, mendengar kata-kata Suya, Eren hanya menundukkan kepalanya, "Maaf"

"Satu kata maaf bisa menyelesaikan semuanya? Kamu coba berkata, dari mengenal kamu sampai sekarang apakah aku pernah menjalani satu hari yang bahagia?"

Eren menggelengkan kepalanya.

"Kamu kapan pernah merasa sakit hati untukku?"

Eren menggelengkan kepalanya.

"Lalu, kamu dan Musi itu kenapa?" Eren merasa kaget dengan penggantian topik yang mendadak,

Selanjutnya Eren mengangkat kepalanya dan melihat ke Suya dengan tatapan yang berisi cemburu, "Bagaimana dengan kamu dan Bima?"

Suya langsung duduk dari tempat tidurnya, gerakannya terlalu besar sehingga bagian bawah tubuhnya terasa sedikit sakit.

Eren sibuk membuka selimutnya, "Dimana yang sakit?"

Suya sibuk menahan selimut yang ditarik dan berkata, "Hei, kamu melihat mana?"

Eren menjilat bibirnya dan berkata dengan kasihan, "Istriku sendiri, mana ada bagian yang tidak boleh aku melihat?"

"Istrimu? Haha, siapa itu istrimu? Kita sudah bercerai dari kemarin" Suya menjawab.

"Setelah pulang kita langsung menikah lagi" Eren berkata dengan nada suara pasti.

Suya menggelengkan kepalanya, dia menundukkan kepalanya dan mengigit jarinya, "Nanti baru bahas saja"

Eren mengerutkan alisnya, "Apa maksud kamu? Kamu tidak mau menikah dengan aku?"

"Ketika kamu mau bercerai kita harus bercerai, ketika kamu mau menikah lagi kita harus menikah lagi, tantemu aku pergi memohon kamu kemarin, kamu berkata tidak menikah lagi itu demi kebaikanku, sekarang kamu berubah pikiran mau menikah lagi, Eren, kamu mengira nenekmu aku ini tidak ada orang yang mau ya?" Kemarahan yang sudah bertumpukan beberapa tahun meledak pada detik ini, melihat ekspresi Eren setelah mendengar kata-katanya, hati Suya akhirnya menjadi agak lega.

Hanya saja......

Eren menatap ke Suya dan tiba-tiba berkata, "Jadi, kamu itu tanteku atau nenekku?"

Suya mengambil bantal di samping dan melempar ke Eren, "Kamu awas"

Eren tidak menghindar dan membiar Suya melempar bantal ke dia begitu saja, tetapi dia sambil berkata : "Kamu boleh memukul aku, tetapi hati-hati, jangan malah membuat kamu sendiri sakit nanti"

Setelah Eren berkata, Suya pun merasa kesakitan.

Suya melempar bantal ke samping dan mengerutkan alisnya, kali ini sudah merupakan kedua kali, mengapa bisa lebih sakit dari pertama kali?

"Aku membantu kamu mengoles obat, setelah mengoles, terserah tante mau membunuh atau mau memotong aku" Setelah Eren berkata, dia menatap ke Suya dengan sudut mulut terangkat.

Biasanya Eren selalu bersikap dingin, tiba-tiba melihat dia senyum membuat Suya merasa kaget, setelah beberapa saat Suya baru sempat bereaksi, dia mengambil obat dan kapas yang Eren sedang pegang dan berkata dengan tatapan berisi senyuman, "Aku sendiri bisa"

Eren tidak mau melepas tangan, dia menarik selimut Suya dengan satu tangan lagi dan berkata dengan serius, "Posisi itu, kamu tidak bisa melihat"

Selanjutnya, Eren memisahkan kedua kaki Suya dengan lembut, setelah beberapa saat Suya merasakan kedinginan dari obat, rasa kesakitan tadi pun menjadi jauh lebih ringan.

Awalnya Suya merasa sangat malu, tetapi melihat wajah serius Eren, Suya merasa dirinya berpikir terlalu banyak, akhirnya Suya pun berbaring saja.

Sampai Eren menutupi tubuh Suya dengan selimut lagi, dia menyimpan obat ke dalam lemari, "Aku.... pergi ke kamar mandi"

Suya mengangguk, dia mengira Eren mau pergi mencuci tangan, tetapi setelah sangat lama Eren baru keluar, melihat penampilan Eren yang menghela nafas lega, Suya baru mengerti, kemudian Suya menatap ke bagian bawah tubuh Eren dan berkata, "Binatang"

Eren yang mendengar sama sekali tidak marah, malahan dia melihat Suya dengan senyuman, "Apakah kamu baru puas ketika aku bersikap bahkan lebih buruk dari binatang?"

Suya menarik selimut dan menutupi kepalanya.

"Pergi sana!"

Eren mencium dahi Suya sebelum keluar, Suya tidur sampai siang baru bangun, untungnya Bima keluar karena ada urusan, kalau tidak Suya akan merasa sangat canggung dengannya.

Eren yang memasak makan siang, Mia sedang menemani Moe di taman bunga, melihat Suya berjalan keluar dengan posisi yang agak aneh, Mia bertanya : "Kakak Suya, apakah kamu tidak enak badan?"

Suya mengerutkan alisnya, "Kenapa?"

"Aku melihat dia pergi membeli obat tadi pagi, katanya obat untukmu" Mia menunjuk ke Eren yang berada di dalam dapur.

"Usiamu sudah berapa?"

"24"

"Masih perawan?"

Mia menundukkan kepalanya dengan malu, "Kakak Suya, mengapa kamu bertanya pertanyaan seperti ini?"

Jawaban sudah sangat jelas, sekarang Suya pun sudah mengerti.

Suya memberikan sebuah senyuman dalam kepada Mia, "Nanti tunggu kamu sudah besar, kamu akan mengerti"

"Besar?" Mia menundukkan kepalanya dan melihat ke tubuhnya sendiri, 24 tahun, tinggi badan 1,69 meter, yang harus tumbuh sudah tumbuh semua, masih bisa besar lagi? Mia merasa sedikit frustrasi.

Tetapi dia pun tidak bertanya lagi.

Mia melihat ke Eren yang sedang memasak, "Kakak Suya, dia adalah ayah kandung Moe?"

"Apakah mereka tidak mirip?"

"Mirip, hanya saja, kalian........" Mia mendengar Moe memanggil Eren ayah semalam, tetapi hubungan Suya dan Eren terlihat seperti orang asing.

"Sudah bercerai" Pada saat Suya menjawab, Eren kebetulan sedang membawa lauk berjalan keluar dari dapur, dia melihat ke Suya dan mengerutkan alisnya.

"Oh, maaf ya" Mia merasa sedikit canggung.

Suya senyum dan menggelengkan kepalanya, suasana hati Suya sangat bagus hari ini, tiba-tiba Suya teringat sesuatu, dia mengangkat kepalanya dan melihat ke Mia, "Mia, apakah kamu boleh memberi tahu aku, pria itu siapa? mengapa Eren mau membantu dia mencari kamu?"

Sebenarnya yang Suya lebih ingin bertanya adalah, masalah ini ada hubungan apa dengan Musi Muham, tadi pagi Eren tidak memberikan jawaban yang jelas ketika Suya bertanya tentang Musi, sehingga hati Suya tetap terasa sedikit ketakutan.

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu