Cantik Terlihat Jelek - Bab 791 Akhir Kisah Ini

Wajah tampan Kenbo pun, terlihat sedikit tertegun "Ada apa?"

"Aku....Itu aku....Aku ada... Ada sedikit tidak enak badan." Fisi terbata-bata sejenak barulah memberikan sebuah alasan.

Kenbo mengira bahwa Fisi merasa tidak enak badan sungguhan, kemudian ia menjulurkan tangannya dan menarik Fisi ke arahnya, dengan wajah yang khawatir ia bolak-balik melihat ke atas dan ke bawah.

"Bagian mana yang terasa tidak nyaman?"

Fisi menggelengkan kepalanya, akan tetapi ia tersenyum tanpa berkata-kata.

Raut wajah Kenbo segera terlihat murung, kemudian ia duduk tegak dan menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh Fisi "Bagian manakah yang terluka? Sebelum berangkat bukankah masih baik-baik saja?"

"Aku tidak apa-apa, yaitu kamu .... mungkin selama beberapa waktu akan merasa tidak nyaman."

Setelah berbicara mengenai hal ini, dia pun mengalihkan pandangannya dan mengarahkannya kepada Kenbo juga kepada benda miliknya yang ada dibawah tubuhnya, lalu ia menarik kembali selimutnya, untuk menutupi wajahnya, tanpa dapat ditahan ia pun tertawa.

Kenbo mengerutkan alisnya, kemudian melihat ke arah tubuh bagian bawahnya, kemudian beralih kembali melihat tangan Fisi yang ditempatkan di atas perutnya yang kecil itu.

Alisnya pun semakin berkerut erat, kemudian, perlahan-lahan meregang, ia kelihatannya tenang, namun telapak tangannya ternyata telah dibasahi oleh keringat.

"Kamu...kamu hamil?"

Sangat jarang dapat mendengar nada bicara seorang selebriti bergetar seperti ini, Fisi pun menyingkirkan selimutnya dan memandang dia, hanya terlihat dirinya yang sedikit mendongkakkan kepalanya, wajahnya, tampak tidak dapat menyembunyikan senyum gembiranya.

Dirinya mengetahui, dia dan dirinya sama, sedang mengharapkan, sedang menanti-nanti.

"Setelah kamu berangkat, aku mengajak Mimi untuk makan, pada saat itu aku muntah, dia menarikku untuk pergi ke rumah sakit ...."

Fisi pun mengeluarkan suara untuk menjelaskan "Awalnya ingin menelepon dan memberitahukannya kepadamu, akan tetapi setelah dipikir-pikir, takutnya malah mengganggu urusanmu, maka dari itu, aku pun berpikir lagi, menunggu kamu pulang saja."

Kenbo pun berbaring disisi Fisi, kemudian dengan ringan menariknya masuk ke dalam pelukkannya "Masih ada urusan apa yang lebih penting dibandingkan hal ini?"

Ujung bibir Fisi pun mengembang, sebenarnya sejak pertama kali bersama dengan Kenbo, keduanya tidak melakukan tindakan pencegah kehamilan, bukannya tidak memahaminya, hanya saja, usia kami pun sudah sampai, dirinya dan Kenbo diam-diam sepakat merasa sudah boleh memiliki seorang anak.

Namun selalu tidak hamil, dirinya sebelumnya pun sempat sedikit khawatir, bahkan merasa takut, takut!

Karena, bagi orang yang lahir seperti mereka, anak memiliki arti yang begitu besar bagi mereka.

Akan tetapi akhirnya, tetap tidak hamil.

Dirinya karena hal ini pun diam-diam pergi memeriksakannya kepada dokter.

Tanpa diduga, ternyata memilih setelah semua debu permasalahan ini reda, pada saat itulah, memberikan dia sebuah kejutan yang begitu besar.

"Terima kasih, Kak Carles, terima kasih kamu telah memberikanku sebuah keluarga."

Tidak lagi terlantarkan, tidak lagi tinggal dirumah orang lain dan menyusahkan orang lain, tidak lagi merantau kesana kemari.

Dapat melewati setiap harinya, tidak lagi diam-diam merasa sedih.

Juga dapat dengan suara yang keras mengatakan, aku ingin pulang ke rumah.

Dapat .... juga ada orang yang menunggu dirinya.

Dia pun menurunkan bola matanya, matanya sedikit memerah, kemudian ia menjulurkan tangannya, pada saat ia menyentuh tangan Kenbo yang sedikit berkeringat, dia pun menarik nafas.

Dia pernah berpikir, kehidupannya yang lalu, dia pasti telah melakukan hal yang jahat, pada kehidupannya yang sekarang, barulah dapat berjalan dengan begitu tidak lancar.

Akan tetapi, saat ini, dia malah merasa, mungkin saja, ada kehilangan baru ada yang didapatkan, kalau tidak, bagaimana dapat menikah dengan Kenbo?

Memejamkan matanya yang sedikit lembab itu, di dalam hatinya ia bersyukur!

Tiga belas bulan kemudian.

Malam hari, anaknya telah dibawa pergi oleh pembantunya.

Fisi membalikkan tubuhnya, melihat Kenbo yang sedang tertidur lelap, tanpa disadari ia pun bersandar disisi tubuhnya, kemudian menjulurkan tangannya dan menjulurkan tangannya dari bawah pakaian tidurnya masuk ke dalam.

"Jangan bergerak ...." Kenbo berkata, suaranya yang serak, dengan dibatasi dengan pakaiannya, ia menahan jari jemari Fisi.

Ujung jarinya yang memanas seperti membawa arus listrik yang lemah, membuat Fisi merasakan semacam perasaan aneh.

Dengan diterangi dengan cahaya yang redup, ia melihat jakun Kenbo yang muncul, bergulir beberapa kali, mereka berdua menempel dengan sangat dekat, Fisi dengan jelas dapat merasakan keanehan Kenbo.

Di dalam hatinya ia agak merasa senang, kemudian ia menarik tangannya yang ditahan oleh Kenbo, lalu ia pun dengan agresif memeluk pinggangnya, ia pun menggosok-gosokkan dirinya ke dalam pelukannya.

Akan tetapi tidak lama kemudian ia pun merasakan kesepian lagi.

Karena Kenbo mendorong dirinya, hanya kepalanya, yang dibenamkan di dalam leher dirinya.

Nafasnya yang berat pun terdengar di sisi telinganya, nafasnya yang panas pun menunjukkan, Kenbo bereaksi terhadap hal tersebut.

Namun yang ia katakan malah "Kamu biarkan aku perlahan-lahan, tunggu aku sebentar saja pasti akan membaik."

Selesai mengatakan hal tersebut, dalam sekejap, dia pun mengecup kening dirinya dan langsung, bangkit berdiri, pergi ke kamar mandi.

Melihat bayangan punggungnya, Fisi pun berpikir mendalam.

Dirinya sudah dengan susah payah agresif, namun malah didorong oleh dia.

Tanpa dapat ditahan, dia pun mengirimkan pesan kepada Mimi "Menurutmu, Kenbo, apakah terhadap tubuhku.... merasa jijik ya?"

"Kamu melihat hal tersebut dari mana?"

"Aku telah selesai melahirkan selama empat hingga lima bulan, dia jelas-jelas sangat ingin melakukannya, namun malah lebih rela untuk pergi mandi air dingin dan juga tidak mau menyentuhku."

Mimi membaca pesan yang dikirim oleh Fisi, ia pun berpikir sebentar, kemudian menolehkan kepalanya dan merebut buku yang ada di tangan Aderlan "Lihat hal baik yang telah kamu lakukan!"

Sambil berbicara, ia pun melemparkan ponsel yang ada di tangannya kepada Fisi.

Aderlan pun dengan perasaan merasa aneh memungut ponsel tersebut, setelah melihatnya sekilas, dengan segera bibir tipisnya menjadi sebuah garis lurus "Ternyata, yang bodoh tidak hanya aku seorang!"

Setelah selesai mengatakannya, dia pun memeluk Mimi "Ini bukankah juga merupakan hal yang baik, menunjukkan bahwa Kenbo benar-benar cinta dengannya ...."

"Benarkah? Kalau begitu pada saat anak kedua, aku ingin melihat, seberapa besar cintamu kepadaku."

Direktur Aderlan, dalam sekejap wajahnya menjadi murung.

Ia pun mengangkat tangannya tanda menyerah "Aku telah bersalah, aku akan segera membereskannya."

Pada hari dimana Fisi melahirkan.

"Kenbo, ada suatu hal, aku rasa perlu untuk diingatkan kepada dirimu, perempuan setelah selesai melahirkan, bagian bawahnya mengendur, pastikan harus dipulihkan dengan baik, hal tersebut, setidaknya harus melalui setengah tahun baru bisa!"

Ekspresi Aderlan pun serius, alisnya pun juga ikut dikerutkan.

Pada saat itu, Fisi telah tertidur pulas, Mimi sedang membantunya untuk memijat kakinya, dia mengetahui bahwa Aderlan sengaja mengusili Kenbo.

Hanya karena, si bodoh ini, dirinya juga pernah diusili oleh orang lain.

Akan tetapi, pada waktu itu saat mendengar hal itu, dia sama sekali tidak menganggapnya serius, hanya mengira, bahwa Kenbo akan sedikit lebih pintar.

Juga mengira, permasalahan seperti ini, tidak mungkin akan muncul pada dirinya.

Akan tetapi hari ini, melihat lelaki dihadapannya yang sedang membujuk dirinya, dia tiba-tiba memahaminya.

Sama sekali bukan karena mereka bodoh, kebodohan mereka, semata-mata, karena cinta.

Seorang pria yang benar-benar mencintai seorang wanita, pasti karena cinta yang mendalam, maka memperhatikan segala sesuatunya, selain itu juga akan mencintai seseorang dengan sepenuh hati, rela menghadapi bahaya dan agak gegabah.

Tidak peduli Aderlan yang cuek itu, atau pun Kenbo yang tidak pandai berkata-kata.

---TAMAT---

---Penulis Merekomendasikan Buku "Pertemuan Satu Musim Arwahku"---

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu