Cantik Terlihat Jelek - Bab 205 Mengapa Bisa Ada Hal Seperti Ini?

Suya melamun sejenak sebelum menjawab : "Bos kami mau panggang makanan, dia sedang sibuk, maaf ya!"

Gary menoleh ke Mikasa dan menatapnya dengan dalam, dia tidak berbicara, tiba-tiba dia merasa tidak berselera dan hanya makan sedikit, kemudian dia meletakkan empat lembar uang 100 ribu rupiah di atas meja dan pergi tanpa menyapa.

Melihat Gary sudah pergi, Suya menarik Mikasa dan berkata : "Mikasa, dia sudah pergi, kamu jangan berpura-pura lagi"

Mikasa menghela sebuah nafas lega, biasanya dia sangat jarang bantu panggang makanan, ayah tidak mengizinkannya karena takut asap panggangan bisa membuat wajah Mikasa menjadi hitam.

Mikasa hanya bertanggung jawab bantu terima pesanan dan membawa makanan, kemudian bantu menerima pembayaran.

Kecuali pada saat benar-benar sangat ramai, Mikasa baru bantu memanggang.

Melihat uang di atas meja, Mikasa kehilangan fokus, "Dia, seharusnya tidak akan datang lagi kan?" Mikasa mengigit bibirnya dan diam di tempat.

Mungkin Gary selamanya tidak akan tahu, pada saat masih kuliah, demi bisa sering bertemu dengannya, Mikasa bekerja di kedai yang Gary sering pergi dulu, makanya Mikasa bisa begitu mengerti selera makan Gary.

Tiap kali Gary datang, Mikasa akan merebut untuk menerima pesanannya.

Tetapi, Gary tidak pernah menatap ke Mikasa meskipun Mikasa telah menerima pesanan Gary selama puluhan kali, makanya Gary sama sekali tidak ingat Mikasa itu siapa.

berpikir sampai sini, Mikasa merasa dirinya semakin kasihan.

"Mikasa, kamu benar-benar tidak beruntung, aku mendengar ayahku bilang daerah sini sudah mau dirombak, jalur rombaknya pas mengenai rumahmu juga, kamu sendiri kapan baru bisa membayar semua hutang ayahmu?" Suya berkata dengan emosional.

Ekspresi Mikasa tenggelam, "Aku sudah bilang berapa kali, yang berhutang wanita itu, wanita itu yang berhutang" Wanita itu bercerai dengan ayah setelah berhutang begitu banyak, yang membuat orang semakin marah adalah, pada saat bercerai dia berkata kepada ayah bahwa adik Mikasa bukan anak kandung ayah.

Setelah dia pergi tidak lama, orang pun mencari ke rumah Mikasa dan meminta uang kepada ayah, pada saat itu ayah menjalani kehidupan tidak teratur yang pasrah setiap hari, tidak lama kemudian ayah pun menderita diabetes.

Kehidupan Mikasa juga hancur pada waktu itu.

Suya mengangguk, "Sudah, sudah, kamu jangan emosi"

Pada saat Gary kembali ke rumah, dia pas melihat Shiren turun dari mobil Devan.

Tatapannya menjadi semakin gelap, Gary pun masuk ke dalam rumah tanpa menyapa mereka.

Clover yang baru selesai keramas sedang mengeringkan rambutnya menggunakan alat pengering rambut, melihat ketiga orang itu masuk ke dalam rumah bersama, Clover tersenyum dan berkata : "Kenapa kalian bertiga bisa pulang bersama tiga hari ini?"

Gary yang terlihat sedang tidak memiliki suasana baik hanya berkata iya dan kemudian masuk ke dalam kamar.

Malah Shiren terlihat sangat bahagia hari ini, Clover bertanya dengan ramah karena teringat Shiren mulai kerja hari ini, "Shiren, bagaimana dengan kerjamu hari ini?"

Devan menoleh ke Shiren dan masuk ke ruang baca tanpa berkata apa-apa.

Shiren menarik Clover, "Hari ini lumayan bagus, Direktur Devan sangat menjaga aku, tadi siang dia traktir aku makan dan antar aku pulang juga tadi"

Clover melamun sejenak, orang yang dia katakan adalah Devan?

Di dalam ingatan Clover, Devan tidak pernah melakukan hal seperti ini kepada siapa pun, kecuali Clover.

"Oh, bagus kalau begitu"

Sambil berpikir, Clover kembali ke kamar dan mengikat rambutnya sebelum pergi ke ruang baca, Devan yang sedang mengadakan rapat lewat video call menunjuk ke sofa yang berada di depannya dan menyuruh Clover tunggu sebentar.

Melihat pria tampan yang berada di depannya, Clover tersenyum dengan lebar.

Karena takut Clover menunggu terlalu lama, Devan berkata dengan singkat dan mematikan video call setelah memberikan beberapa perintah, kemudian Devan berjalan ke Clover, "Nyonya, ada perintah apa?"

Clover berdiri dan mengelilingi Devan sambil menatapnya, kemudian berhenti di depan Devan, "Devan, kamu benar-benar banyak berubah"

"Ceritakan perubahanku"

"Sejak kapan, Devan bersifat begitu ramah? Menjaga orang, traktir dia makan dan bahkan mengantar dengan baik hati, ayo, katakan, perubahan ini terjadi di tahun dan bulan berapa?" Senyuman Clover sangat lembut dan hangat, tetapi Devan yang melihat malah merasa takut.

Devan mengerutkan alisnya dan duduk di samping Clover sebelum melingkari pinggangnya, "Aku mengira kamu akan merasa bahagia jika aku begitu? Bukannya semalam kamu pergi ke kantorku dan menyuruh aku menjaga dia?"

"Iyakah? Kalau begitu kepekaan kamu benar-benar kuat, berarti kalau hari ini aku berkata satu kata lagi, besok kamu akan menjaganya sampai ke atas tempat tidur?"

Devan segera menggelengkan kepalanya, "Itu, aku pasti tidak berani"

"Jangan main-main denganku, katakan, apa yang terjadi? Kalau hari ini kamu tidak menjelaskan kepadaku, kamu pilih sendiri mau tidur di luar atau di ruang baca!"

Setelah itu, ekspresi Clover menjadi sangat dingin dan tidak senang.

Meskipun itu adalah pacar kakaknya, tetapi Clover terpaksa harus menghindar juga.

"Benar? Harus kasih tahu? Tidak bisa nego lagi?"

Clover melihat ke Devan dan kemudian berdiri, "Sudah, kamu tidur luar saja malam ini"

Devan mengangkat alisnya dan merasa sedikit tidak berdaya, kemudian Devan memeluk Clover dari belakang dan berkata, "Sudah, aku terpaksa juga, dia berkata bahwa dia adalah adik kandungmu, apakah kamu merasa aku bisa tidak menjaganya?"

"Adik kandung?" Clover menoleh ke Devan dengan wajah tidak mengerti: "Adik kandung siapa?"

Devan menghela sebuah nafas ringan, "Clover, semalam aku sudah memberi tahu kamu jangan terlalu menilai orang hanya dari penampilan luar, kamu tidak percaya! Apakah kamu tahu dia berkata apa denganku hari ini?"

Clover melihat ekspresi Devan dan merasa sedikit gugup, "Dia bilang apa?"

"Dia bilang dia adalah adik kandung Sherin dan namanya adalah Shiren"

Tubuh Clover bergetar, adiknya Sherin? Bukannya Clover sendiri adalah Sherin? Dari mana dia ada adik?

Setelah itu, Clover menutupi mulutnya dan tertawa dengan dingin, "Adik kandungya Sherin?"

Clover menyipitkan matanya, pantas Clover merasa wanita itu sedikit familiar, ternyata begitu.

"Dia sengaja mendekati kakakku, untuk mendekati kamu? Tetapi, dia siapa, mengapa dia bisa kenal Sherin?"

"Lalu, apakah kamu sudah memberi tahu kakakku tentang masalah ini?"

Devan menggelengkan kepalanya, "Jangan beri tahu dia dulu, aku juga tidak bermaksud untuk memberi tahu kamu dulu pada awalnya, tunggu kamu sampai cukup cemburu, aku baru mau beri tahu kamu" Sambil berkata, Devan memegang dagu Clover dan memberikan sebuah ciuman di bibirnya, "Tetapi, aku tidak bisa tahan setelah melihat kamu tidak senang dan mengerutkan alismu, nona Clover, apakah kamu punya racun?"

Clover melingkari leher Devan dengan wajah serius, "Cepat katakan, kamu tahu apa lagi?"

Devan menundukkan kepalanya dan berbisik di telinga Clover, setelah itu, Clover berdiri dengan emosional.

"Apa?! Tuhan, kenapa.... kenapa bisa ada hal seperti ini?"

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu