Cantik Terlihat Jelek - Bab 150 Kasih Sayang Sehari-hari

Melihat reaksi Clover, Devan memparkir mobil dan melihat ke Clover, "Jangan cemas, kamu akan tahu nanti"

Clover mengangkat alisnya, "Devan, kamu mau buat apa lagi?"

"Kamu sudah menjadi milikku, takut apa lagi?" Devan memberikan sebuah senyuman yang berisi godaan.

Devan mengendarai mobil ke dalam sebuah area perumahan mewah.

Setelah elevator terbuka, Devan melemparkan beberapa kunci kepada Clover, "Lain kali kalau kamu pulang, tinggal di sini saja. Tunggu kamu sudah main sampai puas, kita baru ganti satu rumah lagi"

Main sampai puas? Clover tertawa. Dia mengerti maksud kata main dari Devan adalah Gabriel, kemudian menerima kunci.

"Ini adalah dokumen biodata tamu yang akan menghadiri acara malam ini. Kamu baca sekilas, kalau perlu bisa lebih banyak mendekat dengan mereka" Devan menyerahkan dokumen di tangannya kepada Clover.

Clover kaget dan melihat Devan dengan wajah tidak percaya. Dalam waktu pendek ini pria ini bisa membuat begitu banyak hal?

Devan menunjuk ke dalam rumah, "Coba lihat. Kalau ada perlu, suruh orang antar atau pergi beli sendiri. Kata sandi kartu adalah ulang tahun Simon" Devan kemudian memberikan sebuah kartu kepada Clover.

Clover mengangkat kepalanya dan melihat ke rumah yang berada di depannya. Rumah ini memiliki luas setidaknya 300-400 meter persegi. Dua lantai dengan model gaya australia.

"Apakah tidak terlalu boros? Aku jarang-jarang pulang ke sini" Membeli rumah yang begitu mewah di tempat yang begitu strategis hanya untuk tinggal beberapa kali dalam setahun sangatlah boros.

Devan mengangkat alisnya, "Jarang-jarang?"

Devan memegang dagu Clover dan memberikan sebuah ciuman di bibirnya, "Nona Clover, aku berikan waktu 6 bulan untuk memindahkan pusat perusahaanmu ke dalam negeri. Kalau tidak, aku tidak keberatan membantumu"

Devan mengambil air mineral yang berada di meja dan minum airnya. Rambutnya sedikit berantakan, lengan baju kemeja abu abunya dilipat sampai siku tangannya dan dua kancing pertama sudah dibuka olehnya. Penampilan ini membuat Clover tidak bisa berhenti melihatnya.

Pantas saja begitu banyak wanita jatuh cinta kepadanya meskipun pria ini sangat emosinya mengerikan. Wajahnya sangat tampan dan dia juga kaya. Benar-benar pantas didekati oleh semua orang.

"Enak dilihat?"

Clover menjawab tanpa ragu, "Enak"

Devan mencium pipinya, "Clover milikku juga enak dilihat"

Clover baru sempat bereaksi dengan wajahnya yang memerah.

Pada saat itu, terdengar suara ketukan pintu. Devan mengelus kepala Clover sebelum membuka pintu.

Melihat Clover yang mulai mengkhayal, Devan mencubit pipinya, "Gaun sudah diantar, kamu pergi coba"

Di dalam kotak berisi sebuah gaun yang berwarna emas. Gaun itu tidak berlengan dan tidak memiliki banyak aksesoris yang menarik mata. Panjang gaun tersebut membuat tinggi badan Clover yang setinggi 165cm menjadi 170cm.

Di bawah gaun juga terdapat sepasang sepatu hak tinggi.

Clover sekalian mengganti sandalnya juga.

Devan yang menyandar di sofa melihat ke arah Clover ketika dia mendengar suara. Matanya diisi dengan kekagetan.

Clover yang setelah menghapus riasan tetap sangat cantk. Tetapi kecantikan Clover pada saat itu membuat orang tidak bisa tidak melihatnya.

Melihat tatapan Devan, Clover berjalan ke arah ruang makan dan melihat ke cermin yang berada di lemari, "Sepertinya tidak biasa juga ya gaun ini....."

Devan memeluknya dari belakang dan memberikan sebuah ciuman di lehernya, "Gaunmu sangat biasa. Kamu yang terlalu menarik perhatian"

sentuhan dan pujian Devan membuat wajah Clover lansung memerah.

Malam hari.

Pesta diadakan di sebuah kapal pesiar yang mewah.

Setelah pengalaman berjalan karpet merah bersama Yuta kemarin, Clover memilih untuk masuk pada saat orang sedang ramai.

Meskipun Clover tidak membuat banyak gerakan, kecantikannya yang luar biasa tetap menarik perhatian banyak orang.

Orang-orang berbisik kecil membahas dirinya, khususnya darimana asal usul wanita ini.

Clover sama sekali tidak menyukai acara seperti ini dimana dirinya harus berkumpul dengan orang asing dan bicara menjilat orang lain. Tetapi Clover mengerti dalam berkarier, bukan semua masalah bisa berjalan sesuai keinginannya.

Clover juga mengerti dia harusnya bisa tidak melakukan semua hal yang dia tidak suka.

Sebenarnya, setelah mengetahui keberadaan kakeknya ditambah dengan Devan, Clover mengerti dirinya tidak begitu susah payah.

Tetapi dalam ruang di hatinya yang paling dalam Clover masih ingin mencari tentang eksistensi dirinya.

Dia tidak mau menjadi pajangan pendamping bagi siapapun, dia tidak mau orang-orang hanya melihatnya sebagai istri seseorang atau cucu seseorang.......

Hidup sangat pendek, Clover tidak berharap bisa menjadi pengusaha sukses yang sangat besar, tetapi dia memiliki keinginan untuk berusaha semaksimal mungkin.

"Clover, kamu makan dulu di sini. Aku mau pergi ke kamar mandi" Felice tiba tiba berkata setelah acara berlanjut sekitar 20 menit lebih.

Clover melihat seorang pria yang berumuran sekitar 40 tahun dikelilingi beberapa wanita cantik di sisinya.

Clover teringat dengan tuan Yu yang dikatakan oleh Felice kemarin.

"Baik. Kamu pergi saja"

"Jangan pergi terlalu jauh. Disini sangat ramai" Felice menasehati sebelum pergi.

Clover mengangguk dan melihat ke arah tadi. Pria itu meninggalkan para wanita cantik setelah Felice pergi. Kemudian dia duduk di sofa seperti sedang memikirkan sesuatu.

Setelah mengerti sesuatu, pria itu tersenyum.

Clover pergi ke sudut dan mulai membaca E-book mengenai make-up di ponselnya.

*******(E-book = buku elektronik, buku berbayar yang bias didownload)***********

"Tidak menyangka kita bertemu lagi begitu cepat" Seorang wanita berkata

Clover menyimpan ponselnya dan melihat Gabriel yang sangat cantik. Wanita ini sebenarnya sangat cantik juga. Tetapi sayangnya hatinya tidak cantik seperti wajahnya.

"Bukankah nona Clover berkata tidak berminat dengan bisnis dalam negeri? Mengapa malah datang ke sini hari ini?" Gabriel duduk di depannya.

Clover tertawa dengan ringan.

"Wanita itu suka berubah. Semalam tidak berminat, bisa jadi hari ini sudah berminat" Clover menggoyang gelas anggur merah di tangannya dan melihat ke Gabriel.

Clover jelas melihat wajah Gabriel kejang beberapa saat sebelum kembali ke ekspresi semulanya. Wanita ini benar-benar luar biasa.

Gabriel mengangkat gelas dan mencicipi anggur merah, "Kalau begitu, nona Clover bisa mencari pria untuk membantu. Mengapa harus begitu susah payah?"

Clover tertawa dan sengaja mengeluh, "Priamu takut kebun belakangnya kebakaran dan tidak bisa membantu. Aku juga tidak bisa berbuat apa-apa!"

***********(kebun belakangnya kebakaran artinya ada konflik di dekat rumah, maksud Clover konflik internal )**************

Clover masih bicara, kemudian, melihat dengan jelas Gabriel tersenyum dengan tatapan sombong, sedikit berbisik dalam hatinya, menjadi wanita dan prianya harus terbagi dengan orang lain, sangat menyedihkan

Kalau ini dirinya, dimasa depan Devan berselingkuh dengan wanita lain diluar, dia antara menyerah dengan hubungan ini atau memutuskannya.

Dua wanita satu suami?

Bagi Clover, Tidak mungkin!

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu