Cantik Terlihat Jelek - Bab 542 Memanjat Dinding Untuk Menjenguk Paman Kecil

Sako berjalan ke depan, mengeluarkan ponsel dari laci dan memberikan kepadanya, “Takut kalau kamu ada masalah yang penting, baterai ponsel sudah di isi.”

Raven mengangguk, lalu membuka kunci ponselnya, ketika melihat banyak panggilan yang tidak diterima, dia mengerutkan alisnya, baru membuka lagi pesan di aplikasi Wechat,

“paman muda, kamu kapan mau jemput aku ?”

“paman muda, kamu terlupa denganku ya ?”

“paman muda, aku naik taksi ke tempatmu saja, kamu di kantor ya ?”

“paman muda, sudah hujan deras, kalau kamu tidak membalasku lagi, aku sudah mau menangis.”

“paman muda......”

Dia melihat jam, dan ragu sejenak, akhirnya dia tetap menelepon kembali.

Akan tetapi, ketika berdering dua kali, Raven langsung memutuskan panggilannya, karena, dia sepertinya mendengar deringan ponsel Hutu , Hutu sengaja mengatur nada dering itu, pada perjalanan keUniversitas T, katanya spesial untuknya, pada saat itu, dia masih menertawai tingkah kekanak-kanakan Hutu .

Secara refleks, dia menoleh ke arah pintu.

“Ada masalah apa, baru saja diselamatkan, sudah harus mengurusnya langsung ? Dokter minta kamu istirahat dulu.”

Kakek Ningga melihat dia baru saja sadar, sudah buru-buru menatap ponsel, mengerutkan alis mata dan sibuk mau menelepon lagi, ekspresinya sangat tidak senang.

Raven memejamkan mata, tidak berbicara, pada saat ini suster mendorong pintunya dari luar, “Keluarga pasien sudah bisa pulang dulu, agar pasien bisa istirahat.”

Melihat suster yang berdiri di luar, tatapan Raven semakin berat, dia tidak di luar pintu ? Jadi nada dering itu ?

“Abang, kalian pulang istirahat saja, aku tidak masalah.”

Selesai berbicara,dia menarik selimut, tutup sampai dadanya, lalu membalikkan badannya, tidak bisa tenang.

“Kalau begitu kamu istirahatlah, aku pulang dulu,” Meskipun Raven telah kembali ke keluarga Ningga, namun dalam beberapa tahun ini, dia tidak pernah memanggil dirinya dengan sebutan ayah.

Kakek Ningga mengetahui, Raven terhadap dirinya, masih ada kesalahpahaman.

Raven mengangguk, dia membuka matanya, namun ketika melihat kepala yang muncul sedikit di dekat jendela, matanya terbuka dengan lebar.

Ini......

“Ayo, ayah, aku antar kamu turun ke bawah, malam ini, aku jaga di sini, kalau ada masalah, aku akan meneleponmu.”

Sako baru saja selesai berbicara, langsung terdengar jeritan “Aa” di luar sana, setelah itu, terdengar lagi suara sesuatu yang terjatuh ke bawah, dan keluarkan suara “Pong”, setelah itu ada suara berisik dari luar.

“Tengah malam begitu, rumah sakit ini berisik apa ?” Langkah Kakek Ningga yang baru saja beranjak keluar, mendadak ditarik kembali lagi, mengeluarkan suara teguran yang tidak senang.

“Besok kalau sudah baik kondisinya, langsung pindah rumah sakit, berisik seperti ini, bagaimana bisa istirahat dengan baik ?”

Sako mengangguk.

Raven terbengong sejenak, setelah itu, mengerutkan alisnya dengan erat, dan mengepal kuat tangannya, pernafasannya juga semakin sesak.

“Abang, kamu coba lihat dulu, apa yang terjadi di sana ?”

Kepalanya sakit sekali.

Sako meliriknya sekilas, sedikit tidak mengerti, Raven bukan kepribadian yang suka ikut campur, biasanya permasalahan yang tidak berkaitan dengan keluarga Ningga, dia jarang mau banyak bertanya.

Akan tetapi,da tetap berbalik badan, menghampiri jendela, dan menoleh ke lantai bawah, setelah itu, ketika senter pengawal menyinari wajah orang yang sedang berbaring di lantai, dia menarik nafas yang panjang, bocah itu !

Namun di sini, dia tetap menarik kembali gorden jendelanya, berbalik kepala, menatap kakek Ningga, “Pa, aku lihat dulu di luar, kamu tunggu sebentar di sini.”

Tidak peduli juga dengan reaksi kakek Ningga, dia tetap berjalan keluar dengan buru-buru.

Reven Ningga mengerutkan alis, nafasnya semakin sesak, namun kakek Ningga hanya berkata dengan nada sindiran, “Sudah berapa besar umurnya, masih saja suka ikut heboh.”

Hutu akhirnya dapat melihat paman mudanya dengan susuh payah, akan tetapi ketika dia mendengar deringan ponsel, secara refleks menoleh ke bawah, ketika melihat di layarnya muncul kata “paman muda”.

Dia menjadi panik pada seketika, sehingga lupa kalau dirinya sedang memanjat dinding, melepaskan tangannya dan terjatuh ke bawah.

Dengan efek inersia, seluruh badannya terjatuh dan berguling di atas teras lantai satu, namun masih tidak berhenti, sehingga berguling lagi ke bawah, kebetulan di bawahnya adalah sebuah emper mobil, oleh sebab itu, menimbulkan suara kebisingan.

Beberapa menit kemudian.

“Sekarang kamu seperti apa ? Seorang gadis, memanjat dinding di tengah malam begini, kakekmu sedang di atas, kalau dia tahu, akan mati karena emosi.”

Dalam keluarga besar, biasanya sangat mementingkan hal seperti ini, begitu juga dengan keluarga Ningga.

Hutu mengangkat mata dan menatap ayahnya, sedikit ketakutan dan berkata , "Pa......Aku hanya ingin tahu bagaimana kondisi paman muda, mereka tidak mengizinkan aku masuk, aku juga tidak ada solusi lagi.......Shii...”

Selesai bicara, suster sedang mengobati tempat lukanya, Hutu yang kesakitan menarik nafasnya

Kebetulan suster saat ini adalah suster yang memberitahukan kondisi Raven pada sebelumnya.

Melihat luka di tubuhnya, dia menyimpan alat pengobatan, lalu mendirikan badannya dan mengeluh nafas,

“Besok pagi sudah bisa menjenguk, anak ini keras kepala sekali, untung saja di bawahnya ada emper mobil, kalau tidak, kamu akan terluka parah.”

Selesai berbicara, dia mengangguk kepalanya kepada Hutu dan Sako, lalu pergi meninggalkannya.

Sako melotot Hutu sekilas, melihat wajahnya, lengannya, dan kakinya yang di penuhi oleh bekas luka dan memar, pada seketika, dia menjadi tidak tega, “Bukannya sudah suruh abangmu kasih tahu kamu ? Orangnya sudah sadar, tidak masalah lagi !”

Hutu tetap saja menunduk kepalanya, mengerutkan dan menarik sudut bibirnya, dia tahu, sudah tidak masalah, bagaimanapun, barusan masih bisa meneleponnya.

Hatinya, akhirnya bisa lega.

“Pa, kamu boleh bantu merahasiakan ? Masalah aku memanjat dinding ?”

Seandainya ketahuan oleh Raven, kemungkinan besarnya, dia juga akan dimarahinya.

Sako hanya mendengus, tidak banyak berpikir, mengira bahwa anak ini karena takut malu, sehingga dia menyindir lagi :”Sudah berani buat, masih takut malu ya ?”

Mungkin juga terkejut karenanya, sehingga tubuh Sako masih gemetaran, “Kenapa kamu begitu berani ? Baru saja hujan, dinding masih licin, kamu tidak pernah berpikir ya, kalau kamu cacat terluka, bagaimana masa depanmu ?”

Hutu membuang nafas, tersenyum iseng, dengan jarangnya dia bertingkah degil di hadapan ayahnya, dia mengangkat kepala dan tangan kanannya,

“Pa, aku jamin, tidak akan begini lagi.”

Sejak kecil, dia selalu taat dengan aturan, meskipun tidak unggul, namun dalam pandangan orang luar, dia selalu dianggap anak baik, selain kejadian perkelahian dengan Agus Chen, dia selalu sebagai anak yang tidak menarik perhatian, namun dia juga sangat penurut, mengenai masalah memanjat dinding, juga pertama kali baginya.

Mungkin juga karena mengetahui dengan sifatnya, sehingga membuat Sako lebih terkejut lagi.

“Pa, kalau begitu, aku pulang ke hotel dulu.”

Tangan Sako menunjuk kepadanya, menanggukkan kepala “Besok ikut aku pulang ke kota Ciput, hari-hari banyak bertingkah, kalau hari ini paman mudamu.....”

“Pa, aku sudah menyadari kesalahan, aku pulang dulu.”

Dia memotong pembicaraan ayahnya, sambil berbicara, sambil memakai sepatu, lalu beranjak ke luar.

Sebenarnya dia sudah sangat merasa bersalah.

Keluar dari rumah sakit, dia pulang ke hotel keberadaan Shang, namun dia membuka kamar lainnya lagi.

Dia ingin berdiam diri.

Ketika baru sampai ke kamarnya, dia langsung terima pesan dari Raven, “Lagi di mana ?”

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu