Cantik Terlihat Jelek - Bab 28 Hati Orang Sulit Ditebak

Bab 28 Hati Orang Sulit Ditebak

Gabriel yang tadinya sedang menunduk melihat dokumen, mendengar pintu terbuka, langsung mengangkat kepalanya dan melihat, saat melihat Sherin jelas terlihat dia terdiam, lalu menutup map dokumen itu melirik ke bawah, pandangan matanya sedikit suram, saat mengangkat kepala lagi, dia pun menutupi kebencian di matanya, dengan nada yang kaget bertanya: “Kamu, bukannya dulu di rumah Devan bekerja menjadi pengasuh itu? Kamu kenapa bisa di sini?”

Sambil berkata dia pun berjalan dan membantu menarik dan membukakan pintu untuk Sherin.

“Kamu masuk dulu deh.”

Tetap begitu lapang dada dan lembut, kalau saja tidak melihat kejadian kemarin, terhadap wanita ini Sherin hanya ada rasa suka.

Bagaimana pun, orang kaya seperti ini, berkedudukan, sangat jarang sekali masih bisa begitu lapang dada dan lembut dan kelihatannya juga sangat toleransi terhadap orang lain.

Menganggukan kepala, “Pagi, bu General Manager.”

Gabriel mendengar dia memanggilnya bu General Manager, hatinya pun kaget, sepertinya wanita ini tahu statusnya di sini, dan dia di sini, mau apalagi?

Saat ini, Pak Lupus kebetulan dari luar masuk ke dalam. Setelah ia memberi Gabriel dokumen, pun melihat Sherin dan bertanya, “Sherin, kamu ada apa?”

Tidak disangka Sherin pun merasa lega, tidak tahu kenapa, dia merasa berdua saja bersama wanita ini, sampai-sampai nafasnya pun menjadi sedikit kesulitan.

Pandangan matanya dipindahkan ke pak Lupus, lalu memberikan surat pengunduran diri yang dipegangnya ke pak Lupus, “Pak manager, aku mau berhenti kerja.”

Manager itu melihat Gabriel sejenak, kemudian melihat Sherin lagi, berjalan beberapa langkah, memegang tangannya, “Kenapa?” Setelah berpikir, dia pun melepaskan genggaman itu.

Tangan Sherin yang menggenggam itu pun lepas, “Pak manager, aku merasa aku tidak terlalu pantas dengan pekerjaan ini, jadi maaf yah.”

“Tidak ada masalah, keahilan make-up kamu sampai-sampai dipuji oleh beberapa make-up artist berpengalaman di sini, apakah karena masalah gaji?”

Pak Lupus berjalan dan memberi hormat ke Gabriel lalu berkata:”Dia adalah make-up artist baru dan baru bekerja beberapa hari lalu, teknik make-up nya tidak kalah dengan beberapa orang yang sudah bekerja bertahun-tahun itu, dengan umurnya seperti ini bisa sampai tingkat keahlian seperti ini benar-benar sulit dicari.”

Mendengar pujian Lupus itu, Gabriel terlebih dahulu terkejut, lalu perasaan tidak senang pun melintas di hatinya.

Orang ini lalu berjalan menghampiri Sherin, menarik tangannya dan dengan penuh perasaan mengatakan: “Wah benar-benar tidak menduga ternyata Nona Sherin sangat merendah diri.”

Respon Gabriel yang hangat ini membuat Sherin tidak tahu harus bagaimana menjawab, dia berpura-pura membenarkan kacamatanya untuk menarik kembali tangannya dari pengangan Gabriel itu.

“Itu pak manager saja yang memuji berlebihan, sebenarnya aku dulu tidak pernah bekerja di bidang ini, juga tidak berpikir matang.” Usai mengatakan, sedikit tidak enak hati dan menundukkan kepalanya.

Gabriel memandangi Sherin dari samping, lalu menyorotinya dari atas ke bawah, berbeda dengan saat dia berada di rumah Devan, dia saat ini mengurai lepas rambutnya ke bawah, kulitnya juga tidak seperti dulu kuning kesat, terlihat lebih putih banyak.

Melihatnya sepintas, walaupun tidak bisa dibilang sampai cantik sekali, tapi, tetap bisa terasa jauh lebih enak dipandang.

Ternyata dia punya keahlian make-up, tapi malah pergi ke rumah Devan menjadi pengasuh Simon, kelihatannya memang benar ada hati untuk mendekati Devan.

Berpikir sampai sini, wanita itu bertambah benci lagi membuat giginya saling beradu, ternyata dia benar-benar sudah melihat remeh wanita ini.

Dia lalu meletakkan map dokumen itu ke atas meja di belakangnya, berjalan maju beberapa langkah, berhenti sejenak di samping Sherin, memegang tangannya kembali, bibir tipisnya agak sedikit ke atas, “Kelihatannya, kamu lebih besar dariku beberapa tahun, kalau begitu aku panggil kamu kak Sherin. Kak Sherin tampaknya kamu ada jodoh bekerja di sini ditambah lagi Lupus begitu suka dengan kerjaanmu, bagaimana mungkin aku bisa melepaskan karyawan unggulan seperti ini? Apakah kamu merasa gajimu tidak memuaskan? Tidak apa-apa, kita bisa mendiskusikan masalah ini, kamu juga tidak perlu berhenti lagi, bagaimana pendapatmu?”

Mendengar Gabriel memanggilnya kakak, membuat tubuh Sherin terpaku, jujur, sebelum dia datang benar-benar tidak terpikir olehnya dia bisa bertemu dengan Gabriel.

Saat bertemu dengan Gabriel, yang membuatnya tambah tidak habis pikir lagi, wanita itu mengatakan kata-kata untuk membuatnya tetap bekerja, dengan begitu baik lagi.

Langsung, teringat kembali kejadian kemarin, apa memang dia yang berpikir terlalu banyak? Itu hanya lah cara seseorang untuk mengeluarkan emosinya saja?

Dia mengangkat kepalanya, melihat mata Gabriel, tersenyum kecil, “Bu GM, panggil saya Sherin saja, um.. juga bukan masalah gaji, hanya saja aku takut tidak bagus kerjanya. Simba perusahaan sangat besar, aku takut mempermalukan perusahaan.”

Dia berusaha mendorong semua kesalahn ke dirinya.

Pandangan Gabriel tidak berpindah, senyuman di ujung bibirnya pun bertambah lebar, tiba-tiba, dia teringat akan sesuatu, “Lupus, sepertinya semalam saat sesi terima kasih, aku tidak melihat kak Sherin, apa kamu tidak memperlakukannya sama rata, dia merasa dikucilkan makanya baru mengundurkan diri?”

Wanita itu masih saja menyapanya dengan sebutan kak Sherin. Hati Sherin merasa penat dan tidak tenang mendengar panggilan itu.

“Bukan, bukan, kemarin, perutku tidak enak, jadi aku tidak ikut, bu GM jangan menyalahkan pak Lupus.” Sherin sibuk menjelaskan.

Hanya saja, Gabriel mengartikan kekhawatiran Sherin menjadi gelisah, kenapa gelisah? Apa karena semalam melihat Devan? Takut dia tahu jelas-jelas dia bisa make-up, tapi masih mau masuk ke rumah Devan untuk menjadi pengasuh?

Berpikir sampai di sini, tersenyum dingin di hatinya, tapi raut wajahnya tetap masih sama, “Ow, ternyata begitu, kalau memang kak Sherin tidak masalah dengan gaji, juga tidak ada komplain terhadap pak Lupus, aku semakin tidak bisa membiarkan kamu pergi donk, menetap lah, Simon sangat suka padamu, di kemudian hari, aku akan menjadi ibunya, masih perlu meminta banyak saran darimu.”

Manager itu terlihat jelas tangannya tersentak sejenak, Simon menyukainya? Simon itu adalah anak Devan, wanita ini kenal Devan? tidak bisa menahan diri menelan ludahnya, hatinya merasa bersyukur, untung saja dia tahu pagian, kalau tidak, bisa membuat masalah besar.

Menjadi ibu Simon? Hati Sherin seakan terpukul, seakan dipukul oleh sesuatu dengan keras, tidak enak sekali rasanya.

Dia tersenyum dengan paksa, “Kalo begitu ya sudah lah, terima kasih bu GM dan pak Lupus yah, aku sibuk dulu saja.” Usai mengatakan ini, membalikkan badan dan keluar dari ruang kantor itu.

Setelah pintu tertutup rapat, Gabriel memandangi pintu yang tertutup itu lama sekali, baru lah perlahan menyimpan pandangan itu.

Mengambil kembali dokumen di atas meja, menunduk membacanya, tiba-tiba terpikir sesuatu, perlahan membuka mulut: “ tolong kamu naikkan gaji kak Sherin tadi itu jadi double yah.”

Tampak jelas manager itu terdiam sejenak, matanya berkedip sebentar, menghirup nafas, “naik… double….? Dia itu karyawan baru, menaikkan dengan cara ini, karyawan lainnya bisa-bisa komplain deh?”

Sorotan mata Gabriel menjadi tidak senang, bisa komplain? Tentu saja bisa komplain, kalau tidak ada komplain, dia pun tidak perlu menaikkan gaji lagi!

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu