Cantik Terlihat Jelek - Bab 652 Aderlan Memasukkannya Ke Dalam Penjara

“Tidak menutupinya darimu, awalnya aku ingin membuatmu tinggal disini selama beberapa tahun, akan tetapi karena kakek menyayangimu, maka kali ini aku memberimu kelonggaran!”

Ia mengetuk-ngetukkan jari tangannya di atas meja, dengan wajah datar mengatakan perkataan yang membuat hati Mimi sedih.

“Aku tidak bersalah, berdasarkan apa membuatku menetap disini lebih lama lagi?”

Mimi membalas ucapannya.

Aderlan mendengus, “Kamu bersalah atau tidak, menurutmu siapa yang berhak memutuskannya?”

Selesai mengatakan perkataan tersebut, ia mendekati Mimi dan berkata lagi, “Ada beberapa hal aku tidak takut untuk mengatakannya kepadamu, masalah kali ini anggaplah sebagai pelajaran untukmu, lain kali apabila kamu masih mengganggu orang di sekitarku, tidak tahu bagaimana aku akan membuatmu mati, kamu boleh mengontrol dan menipu orang lain, tapi apabila aku dan keluargaku, kamu tidak boleh menyentuh ataupun menipu mereka!”

Tidak boleh menyentuh atau tidak boleh menipu?

Masalah kali ini adalah sebuah pelajaran buat kamu?

Pelajaran yang diberikan Aderlan kepadanya?

Mimi sedang memahami makna dari perkataan tersebut.

Saat seperti sudah mendapat sebuah kesimpulan, ia dengan cepat membantah apa yang disimpulkannya tersebut.

Akan tetapi dia tidak dapat menemukan penafsiran yang lebih baik lagi, perlahan-lahan ia mengangkat kepala dan menatap pria yang berada di depannya tersebut, ia berdiri perlahan, setelah ragu sejenak baru membuka mulut bertanya: “Apa kamu bisa memberitahuku apa maksud dari perkataanmu ini?”

Aderlan mendengus, “Seperti yang kamu pikirkan!”

“Aku ingin mendengarmu mengatakannya!” Tampang Mimi terlihat kelam.

Setelah berpikir Aderlan merasa stimulasi seperti ini masih tidak cukup, kemudian ia menjelaskan dengan rinci:

“Sebenarnya dari awal aku sudah mengetahui apa yang dilakukan oleh orang yang kamu dengar saat itu, hanya saja aku masih terus berpikir bagaimana cara membocorkan masalah ini dengan tidak terlihat terlalu di sengaja, jadi aku harus berterima kasih kepadamu karena sudah ikut campur sehingga membuat kakek tahu dia adalah orang yang seperti apa.”

Mendengar perkataan tersebut membuat Mimi tercengang sejenak, setelah itu perlahan-lahan ia baru mengerti apa maksud dari perkataannya itu, ternyata Aderlan sejak awal sudah mengetahui bahwa Aston telah melakukan sesuatu hal di belakang.

Ia memanfaatkannya, sehingga membuatnya dapat membunuh dua burung dengan satu batu.

Harga yang harus di bayar oleh Aston kira-kira adalah kehilangan kepercayaan dari kakek dan tidak dapat menyentuh perusahaan Mo lagi.

Sedangkan dia harus masuk penjara!

Hanya karena Aderlan membencinya.

Ia menggenggam erat kedua tangannya, darah segar keluar dari rongga jarinya, dengan tatapan dingin ia menatap Aderlan dan bertanya kepadanya dengan suara bergetar: “Bagaimana bisa kamu begitu jahat? Aderlan, apa yang sudah aku perbuat sehingga kamu begitu membenciku? Membenciku sampai ingin aku masuk penjara? Sebenarnya apa salahku? Mengapa kamu begitu membenciku?”

Ia tampak histeris.

Melihat suasana hatinya yang bergejolak, Aderlan malah tertawa kecil, ia sangat puas dengan apa yang dilihatnya sekarang dan sorotan matanya terlihat keji, “Tidak ada alasan! Jadi kedepannya apabila kamu masih berani bertingkah di depan kakek, masih berani mengganggu orang yang disukai oleh Kevin, masih berani memiliki niat terhadapku, aku beritahu, lain kali kamu tidak akan seberuntung kali ini lagi!”

Suara yang begitu tidak berperasaan, perkataan yang begitu kejam, setiap kalimatnya seperti sebuah pisau yang tajam menyayati hati Mimi.

Sakit, terluka, putus asa, seperti sebuah tangan yang tidak berbentuk mengcekiknya hingga tidak bisa bernapas.

Tidak ada hal lain yang bisa dibandingkan dengan kejadian saat ini yang membuat orang putus asa.

Sedangkan Aderlan hanya menatapnya dengan dingin, ia memutar badan dan bersiap untuk pergi.

“Mimi…..”

Beberapa hari ini tidak makan dengan baik, selain hari pertama beberapa hari berikutnya dia juga tidak tidur dengan baik...

Walaupun muda tetapi juga bisa panik, hatinya juga bisa kacau!

Ditambah lagi dengan tekanan batin dan rasa putus asa yang ia dapat saat ini, ia sudah tidak sanggup menahannya dan jatuh pingsan.

Saat melihatnya jatuh ke lantai, Aderlan merasa hatinya seperti menjadi tegang, dan anehnya ia merasakan sakit hati.

Dengan refleks ia menghentikan langkah kakinya, memutar badan dan berjalan kearahnya, akan tetapi tiba-tiba ada sosok orang dengan kecepatan seperti angin masuk kedalam ruangan dengan cepat melewati sampingnya, dan sampai ke tempat Mimi terlebih dahulu.

“Mimi!”

Suara yang terdengar penuh dengan kekhawatiran, wajah yang terlihat begitu cemas, sepasang mata Rambo yang menyalahkan diri sendiri menatap Mimi yang pingsan dengan wajah yang sudah pucat, hatinya terasa begitu sakit.

Dia barusan datang pada waktu yang bersamaan dengan Aderlan, melihat Aderlan turun dari mobil dan melihatnya masuk ke dalam, dia berpikir mungkin ada hal yang perlu dibicarakan di antara mereka. Makanya ia berencana untuk tunggu diluar.

Diluar dugaan saat ia baru masuk, dari kejauhan sudah terdengar suara Mimi yang sedang marah.

Setelah melihat Mimi pingsan, ia merasa sangat menyesal, tidak seharusnya ia membiarkan Aderlan masuk terlebih dahulu.

Sedangkan Aderlan mengerutkan alisnya saat melihat Rambo yang bergegas datang, kemudian ia menatap Mimi yang tidak sadarkan diri lalu memutar badan dan berjalan menuju pintu keluar.

Wanita ini semenjak masuk ke keluarga Mo sudah menggunakan berbagai cara untuk mendekatinya, Mimi adalah seorang wanita pedesaan yang vulgar, akan tetapi ia bisa berpura-pura menjadi gadis polos di depan orang-orang.

Ia paling tidak menyukai orang licik seperti ini.

Seperti Aston, kakak pertamanya yang menganggap dia seperti paku yang menusuk mata, ditambah lagi wanita ini yang sok pintar.

“Mimi.” Rambo terlihat sangat sedih, ia sangat menyesal kenapa tidak masuk lebih awal.

“Tuan, tolong minggir, jangan menjadi penghalang bagi kami untuk menolongnya!” Ada orang yang datang dari belakangnya berkata kepada Rambo dan bermaksud mengulurkan tangan untuk menggendong Mimi.

“Jangan sentuh dia! Biar aku saja!” Rambo berkata dengan suara keras, dengan keras ia menepis tangan pegawai medis, ia menggendong Mimi dengan cepat menuju ke mobil ambulan yang sudah terparkir diluar.

Rumah sakit.

Rambo bersandar pada dinding samping pintu ruang gawat darurat tempat Mimi di rawat, satu tangannya terletak di depan dada dan satunya lagi sedang memegangi bibirnya yang tipis, wajahnya terlihat muram dan menunduk menatap ujung kakinya.

Awalnya dia tidak tahu kalau Mimi terkena masalah, ia hanya mendengar dari Weni kalau ada orang yang membantu Mimi meminta izin sakit.

Dia tidak dapat menahannya dan pergi mencari keluarga Mo, setelah itu baru tahu ada kejadian seperti ini.

Beberapa hari yang lalu ia meminta tolong kepada saudara untuk membiarkannya datang melihat, namun tidak ada hasil.

Pagi ini ia mendapat kabar bahwa sudah akan keluar, ia baru bergegas datang.

Pintu ruang gawat darurat tiba-tiba terbuka, dokter yang memakai jubah putih berjalan keluar sambil perlahan-lahan membuka maskernya.

“Dokter, bagaimana keadaan teman saya?”

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu