Cantik Terlihat Jelek - Bab 235 Mendekatkan Diri Dahulu

Melihat ekspresi Simon yang serius, Clover menjadi gugup, dia menarik sebuah nafas dalam sebelum bersuara : "Kamu bilang saja"

"Mbok Lili sepertinya tahu kakek kena racun apa"

Mbok Lili? Clover menelan air liurnya, matanya yang cantik menjadi menyipit ke Simon, "Simon, kata-kata ini tidak boleh sembarangan, kamu ada bukti apa?"

Gary sedang menuangkan air untuk Clover, Simon dan Momo, mendengar kata-kata Simon, Gary meletakkan gelas di atas meja sebelum berkata, "Simon, apakah kamu melihat atau mendengar sesuatu?"

Simon mengangguk kepada Gary, "Paman, ini...." Simon berhenti sejenak dan melihat ke Mikasa dan Suya, "Mereka itu siapa?" Jelas Simon tidak nyaman untuk berkata dengan jelas karena keberadaan Suya dan Mikasa.

Mikasa yang menyadari hal itu ekspresinya menjadi tegang, dia sibuk berdiri, "Itu, kami ke kamar nonton TV dulu, kalian berbicara saja"

Clover mengulurkan tangannya dan menarik Mikasa, "Tidak perlu, sekarang kalian juga keluarga kami, Nona Suya adalah teman terbaik kamu, berarti dia juga keluarga kita, Simon, ini adalah istri pamanmu dan bibi Suya, mereka bukan orang luar, kamu bilang saja"

Mikasa dan Suya saling menatap sebelum duduk kembali ke posisi semula.

Simon mengerutkan alisnya, istri paman? Kemudian Simon melihat ke Gary, "Paman, cara kamu mengurus masalah benar-benar cukup cepat......" Setelah itu dia melihat ke Mikasa dan Suya : "Tante, Bibi, salam kenal"

Kedua orang itu pun tersenyum.

Setelah itu Simon menyimpan tersenyuman di wajahnya dan berkata dengan wajah serius : "Aku mendengar mbok Lili menelepon seseorang dan tanya apakah racun itu dibuat oleh orang itu, awalnya aku bermaksud memberi tahu papa, tetapi........." Simon berhenti beberapa saat, "Aku merasa lebih cocok kalau kamu yang beri tahu papa"

Clover mengerti, Simon itu ingin memberikan Clover sebuah kesempatan untuk menggantikan kesalahannya, tetapi Clover tidak tahu, ada beberapa hal, tidak begitu mudah.

Setelah berpikir, Clover mengeluarkan ponselnya dan ingin menelepon ke Devan, kalau masalah ini bisa diselesaikan dengan cepat, mungkin ayah Devan juga bisa lebih cepat sadar diri.

Tetapi Gary malah berjalan ke sisi Clover dan mengambil ponselnya, tatapan Gary tertuju kepada Clover, "Besok aku akan mengajak mbok Lili keluar, kamu bicara dulu sama dia, setelah semua sudah jelas, baru beri tahu Devan"

Clover tidak mengerti, "Bukannya langsung suruh Devan tanya juga sama?"

Gary menggelengkan kepalanya, "Jangan menarik orang yang tidak berhubungan ke masalah ini, Mbok Lili sudah berada di rumah Devan selama hidupnya, kalau dia benar-benar tahu ayah Devan kena racun apa, mengapa dia bisa tidak memberi tahu Devan? Kamu jangan lupa kasih sayang Mbok Lili terhadap Devan itu tidak kecil, dia memilih tidak memberi tahu pasti ada alasan tersembunyi"

Mendengar kata-kata Gary, ekspresi Clover berubah, kata-kata Gary tidak salah, "Boleh, kalau begitu besok aku akan berbicara dulu bersama Mbok Lili" Setelah itu Clover pun berdiri, "Aku akan mandikan mereka berdua terus temani mereka tidur, kalian main sebentar lagi saja"

Suya juga ikut berdiri, "Kalau begitu, aku juga harus pulang dulu, kalau telat lagi ibuku akan ngomel lagi, kalian berdua, .......... main sebentar lagi saja"

Setelah itu, Suya melihat ke Gary dengan tatapan yang penuh dengan arti, "Direktur Gary, tolong jaga Mikasa"

Selanjutnya, ruang tamu yang ramai tadi hanya sisa Gary dan Mikasa dalam waktu sejenak, mereka saling menatap, karena tidak ada topik, suasana menjadi sedikit canggung, Mikasa menjilat bibirnya, "Itu, kalau tidak kita........juga mandi dan tidur?"

Gary mengangguk secara refleks, setelah itu dia mengangkat kepalanya dan melihat ke Mikasa, tenggorokkannya bergerak, "Baik, kamu mandi dulu"

Pada saat Gary masuk ke kamar tidur, kebetulan dia melihat Mikasa keluar dari kamar mandi dengan pakaian tidur, Mikasa memakai baju tidur berwarna hitam, rambut panjangnya berada di depan dadanya dengan berantakan, jelas, Mikasa tidak pakai baju dalam, wajah Gary memerah dan tiba-tiba dia tidak tahu harus bagaimana, bahkan mau bernafas saja sedikit susah.

Gary segera masuk ke dalam kamar mandi, "Kamu tidur dulu, aku mandi"

Setelah mandi air dingin sangat lama, Gary baru berhasil menekankan perasaan emosional di dalam hatinya, pada saat dia keluar dari kamar mandi, dia melihat Mikasa berdiri di depan tempat tidur dan berjalan ke sana sini, Gary bertanya dengan wajah tidak mengerti, "Kenapa masih tidak tidur?"

Mikasa gugup sampai tangannya bergetar dan berkeringat, dia mengangkat kepalanya dan melihat ke Gary : "Aku.... aku mau tanya, dulu aku tidur sama kamu, aku......aku.....aku...... ada pakai baju tidak?"

Pada saat Mikasa tidur sendiri, dia suka tidur telanjang, tetapi sekarang dia amnesia, menghadapi 'suami' yang asing ini, Mikasa benar-benar agak panik.

Jelas, Gary tidak pernah menyangka Mikasa akan bertanya pertanyaan seperti itu, gerakan tangannya yang sedang mengeringkan rambut berhenti, telinganya pun menjadi merah.

Setelah berpikir, Gary berpura-pura tenang : "Iya, Mikasa, begini, meskipun kita sudah menikah, tetapi kamu meminta aku memberikan kamu waktu untuk menyesuaikan diri, jadi sampai sekarang di antara kita masih belum pernah terjadi apa-apa.........."

Mikasa membesarkan matanya dan mulutnya setengah terbuka, dia menutupi wajahnya kemudian memasukkan dirinya ke dalam selimut sampai seluruh tubuh dan kepalanya ditutupi selimut, Mikasa merasa sangat malu.

Gary mengeluarkan sebuah batuk dan menghela sebuah nafas, kemudian dia berbaring di sebelah Mikasa dengan lembut, tempat tidurnya berukuran sekitar 2 meter, bahkan di antara mereka berdua terdapat area luas yang kosong.

Setelah merasakan orang di sampingnya tidak ada gerakan, Mikasa baru berputar balik badannya dan melihat ke bayangan belakang Gary, tiba-tiba dia merasa sedikit frustrasi.

Pria pujaannya di sini dan dirinya malah meminta waktu untuk menyesuaikan diri? Mikasa bertanya kepada dirinya apakah otaknya sudah rusak? Apakah kamu tidak takut pria dewamu langsung membuang kamu sebelum kamu dapat melakukan apa-apa dengannya?

Mikasa benar-benar tidak tahu beberapa tahun ini dirinya mengalami hal apa? Melihat kondisi seperti ini, bukannya seharunsya Mikasa mendekatkan diri dahulu?

Atau mungkin karena usia sudah mulai tua, Mikasa sudah tahu malu?

Pikir sampai sini, Mikasa menghirup sebuah nafas dalam, Mikasa merasa dirinya tidak boleh hanya berbaring di sini, di sisi hukum, Gary sudah merupakan orang yang dia miliki, tentu saja....... tidak mungkin hanya melihat dan tidak mau makan?

Pikir sampai sini, Mikasa menggeserkan dirinya ke Gary sana.

Hanya saja, pada saat dia baru saja merasakan suhu tubuh Gary, Gary malah berputar balik badannya dan jatuh ke lantai, kemudian Gary berdiri secara perlahan dan melihat ke Mikasa dengan mata yang murni dan tidak bersalah, setelah beberapa saat dia bersuara : "Kamu.....kamu......ada masalah?"

Wajah Mikasa menggelap, kode dirinya yang tidak jelas? Atau pria ini yang........

Setelah itu, Mikasa duduk dengan mata membesar, dia melihat ke celana Gary dan menutup mulutnya, kemudian berkata dengan suara kecil : "Kamu.......jangan-jangan.........bagian sanamu bermasalah?" Makanya bisa menikah dengan Mikasa? Makanya bisa tidak ada reaksi ketika berbaring bersama Mikasa? Pikir sampai sini, alis Mikasa mengkerut.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu