Cantik Terlihat Jelek - Bab 589 Hatinya Berdebar Lagi

Dia tidak memberitahu Nini, dirinya tidak memiliki uang lebih.

Nini tahu keluarga Ning tidak akan pernah memperlakukannya dengan buruk secara finansial, dan tidak pernah berpikir ke arah itu.

Hutu merasa dirinya telah banyak merepotkan Nini, dia bahkan tidak akan meminta bantuannya.

Setelah tinggal di tempat Nini selama beberapa saat, sebelum masuk sekolah, Hutu mencari kesempatan berbicara kepada Nini, dirinya tidak ingin menjadi pengganggu antara dirinya dengan Ruli, ini hanya akan membuatnya lebih merindukan Raven.

Lalu mencari alasan jarak sekolah yang terlalu jauh, dan tinggal di asrama sekolah.

Di semester pertama, dia menghabiskan hari demi hari bagai setahun, baik kesulitan keuangan atau ketidaknyamanan fisik dan psikologis.

Di semester kedua, karena dia fasih dalam dua bahasa, profesionalitasnya sangat baik, sekolah membantunya mencarikan sebuah pekerjaan di pemerintah daerah.

Lalu keadaan finansialnya membaik.

Tapi dia semakin merindukan Raven, perubahan dalam hidupnya semua berasal darinya, kalau bukan dia yang memaksa dirinya mempelajari dua bahasa, mungkin sekarang dia tidak akan mampu menghidupi dirinya sendiri.

Ketika Nini mengetahui kondisinya, itu setelah dia menemukan pekerjaan.

Kala itu dia menangis dan membuat onar cukup lama, baru menyerah.

“ Tutu,apa yang kamu pikirkan?”perkataan Nini menarik kembali pikiran Hutu yang melamun.

Dia mengangkat kepalanya, dan benaknya sudah tidak ada Raven, dalam sekejap dia menjadi panik, dan segera tenang kembali.

Memangnya kenapa bertemu dengannya kembali?

Hanya bisa membuat hatinya yang tenang, berdebar kembali.

“Nini, apakah Saki mempunyai waktu hari ini?”

Nini melototinya, “Hehe, dia sudah menerima uangku, apakah berani mengatakan tidak ada waktu?”

Saki adalah teman Ruli, keluarganya miskin, semuanya bergantung pada dirinya sendiri untuk kuliah di luar negeri.

Dia memiliki minat yang gila pada akademi, demi menghasilkan lebih banyak uang, tidak ada hal yang tidak bisa dia lakukan.

Setengah tahun yang lalu, setelah mengetahui semua situasinya saat ini, demi menemaninya berakting, Nini memberikan uang kepada Saki membantunya membiayai kuliah selama satu semester, lalu memintanya berakting menjadi pacar Hutu selama dua tahun.

Menelepon, antar jemput, kencan dan lainnya.

Semua pengeluaran biaya ini tidak perlu memakai uang sendiri, dan ditemani wanita cantik, Saki yang menginginkannya juga tidak bisa.

Selama setahun lebih, kalau bukan tahu mereka berdua sedang berakting, terkadang Hutu curiga apakah Saki terlalu mendalami akting ini.

“Nini, aku terlalu banyak berutang padamu.”

Hati Hutu tahu betul, kalau tidak ada bantuan Nini, dia dan Raven tidak akan putus total.

Keesokan hari

Nini menelepon, “Aku meminta Ruli membantumu menyelidikinya, dia datang kesini untuk membangun cabang opm, dia datang untuk menandatangani kontrak, aku dengar dia akan pergi ke sekolahmu.”

Ketika menjawab telepon, Hutu sedang menyetrika baju, baju yang bisa membuatnya naik ke pentas sangat sedikit.

“Lalu?”

“Akan ada job fair, apakah kamu akan pergi?”

Tangan Hutu sedikit gemetar, bagian bawah setrika menyentuh bagian belakang tangannya, dia mendesis. “Ttsst”, lalu menjatuhkan setrika ke lantai.

“Nini……”

Nini berhenti sejenak, “ Tutu, masalah seperti ini dengan identitasnya sekarang, sama sekali tidak perlu dirinya sendiri yang menangani, tampak jelas dia datang untuk dirimu, sebenarnya, menurutku kamu tidak perlu mempedulikan pak tua itu, kalian saling mencintai, maka bersamalah, bagaimana kamu tahu isi hati Raven, bahwa cinta tidak lebih penting dari karir?”

Hutu berjongkok di lantai, mencabut cok setrika, sangat lama tidak berdiri, menghela nafas dengan lembut, “Tolong bantu aku beritahu Saki !”

Nini tertawa sebentar, lalu menutup telepon, Hutu berubah menjadi sangat serius, ketika dirinya sangat sopan.

Tidak ada gunanya dia berkata lebih banyak.

Sore, pukul 15:40.

“Direktur Raven, semuanya sudah hadir.”ucap asisten menghampiri, berbisik mengingatkan dengan pelan.

Di depan jendela, Raven memandang sisi yang berlawanan, itu adalah sekolah design terkenal negera d.

Jendela hotel bisa dengan jelas melihat pintu masuk depan sekolah, Raven mendengar dari orang mengatakan setiap hari setelah pulang sekolah pukul 15:30, dia akan pergi ke tempat kerja paruh waktu.

Dia melihat jam, sudah pukul 15:40.

Tiba-tiba, sepasang kekasih mengendarai sepeda melewati hadapannya.

Pria muda yang mengendarai sepeda itu, memakai kacamata, dan memakai pakaian tidak modis, dari waktu ke waktu menoleh melihat wanita yang ada di belakang, berbicara sepatah dua kata dengannya.

Kalau wanita yang duduk di belakang bukan Hutu, mungkin Raven akan mengira pemandangan ini sangat indah.

Tapi saat ini, dia merasa sulit bernapas.

Selama setahun lebih, dia terus menyuruh orang menyelidiki kabarnya.

Ketika kabar dia berpacaran tersebar, hatinya pilu!

Itu tidak lebih sakit, dari melihatnya dengan mata kepala sendiri.

Dia menoleh, lalu turun ke bawah, tidak mempedulikan asisten yang mengejarnya dari belakang dan berkata, “Direktur Raven, waktunya sudah tiba, Anda ingin pergi kemana? Apakah perlu bantuanku?”

Dia memanggil mobil, mengikuti mereka dari belakang, dia melihat keduanya berbicara dengan bahagia.

Tangan Hutu bersandar di pinggangnya, mengencang dan melonggar mengikuti keadaan sepeda.

Untuk pertama kalinya Raven merasakan cemburu dalam hidupnya.

Dia tidak bisa menahan amarah, ingin mengejarnya kembali sampai menjadi miliknya, dia yang memberinya cinta, bagaimana bisa kamu berpaling, dan mencintai orang lain?

“Adik kelas, hari ini, kamu ingin pergi bermain kemana?”

Saki mengikuti Ruli memanggilnya adik kelas.

Hutu tidak menoleh, hanya tersenyum menyeringai, “Kakak kelas, kita pergi nonton saja!”

Saki mengajaknya berulang kali pergi menonton bersama.

Meskipun dia mengajaknya berulang kali, karena menerima uang dan melakukan tugasnya dengan baik, tapi Hutu tetap menolaknya.

Dia tidak terbiasa berhubungan dengan Saki terlalu banyak, meskipun tidak menikah dengan Raven, dirinya juga tidak berencana menikah dengan orang lain.

Saki jelas sangat gembira.

“Benarkah? Baiklah, aku akan mengayuh lebih cepat.”

Setelah Saki berbicara, dia membentangkan kedua tangannya dan mengangkat kepala menghadap langit, berteriak “Aaah!”

Sepeda berlarian tidak terarah di trotoar, Hutu terkejut memegang bajunya dengan erat, “Kakak kelas, ini sangat berbahaya.”

Dia memarahi Saki dengan serius.

Tapi di mata orang lain, mereka seperti sepasang kekasih yang sedang marah.

Jari-jari panjang mengeluarkan hp, mata Raven tiba-tiba menegang, dia menelepon asisten berkata, “Aku ada urusan, pulang dulu, kamu yang bertanggung jawab penuh atas masalah yang ada di sini.”

Novel Terkait

Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu