Cantik Terlihat Jelek - Bab 221 Apakah Kamu Juga Tidak Percaya Kepadaku?

"Devan, bagaimana kondisi ayah?" Clover bertanya dengan suara sedikit bergetar dan serak.

"Belum sadar diri" Tiga kata yang sederhana, tidak membawa emosi apa pun.

Air hujan memukul ke wajah Clover, Clover berhenti beberapa saat sebelum berkata, "Aku tidak mendorongnya, Devan" Clover menggunakan seluruh tenaganya untuk berkata beberapa kata ini.

Devan tidak melihatnya, pandangannya tertuju ke arah jauh, setelah sangat lama, suara yang familiar baru berdetak di telinga Clover, "Aku sudah mengetahui hal ini sejak tahun lalu waktu pergi mencari Gary, Clover, apakah kamu tahu seberapa takut aku merasa ketika aku mengetahui hal ini? Waktu itu aku khawatir kamu bisa terluka karena masalah ini, aku takut kamu bisa meninggalkan aku, aku khawatir sampai mau gila"

Clover mengerutkan alisnya dan tidak menjawab, tetapi dia merasa sangat kaget, ternyata Devan sudah tahu dari dulu.

Berpikir tentang rasa sakit di belakang lehernya waktu itu, ketika Devan berkata bahwa itu disebabkan oleh gula darah rendah Clover sudah merasa ada sesuatu salah, sekarang berpikir kembali, Clover benar-benar terlalu polos.

"Ayahku berkata dia sangat menyalahkan dirinya dalam waktu sebanyak tahun ini, meskipun dia tidak membunuh ayahmu waktu itu, tetapi ayahmu benar-benar meninggal karenanya, setelah tahu kita bersama, ayahku merasa bersalah setiap hari dan tidak bisa tidur nyenyak, dia juga khawatir kamu tidak bisa menerima setelah mengetahui masalah ini"

Clover menundukkan kepalanya dan tidak berbicara, pada saat itu Clover baru tahu ternyata Devan sudah menyadari perubahan ayahnya selama satu tahun lebih ini.

"Aku tahu kamu tidak bisa menerima masalah seperti ini dalam waktu pendek, tetapi, Clover, dia adalah ayahku, kakeknya Simon dan Momo....."

"Jadi, kamu juga merasa aku mendorongnya?" Clover tiba-tiba memotong kata-kata Devan, kedua tangannya membentuk tinju.

Devan tidak berbicara dan mengulurkan tangannya untuk memegang tangan Clover, tetapi Clover malah mendorongnya, "Katakan kepadaku, apakah kamu juga tidak percaya kepadaku? Kamu tidak percaya kepadaku kan?"

Devan berdiri di tempat, di bawah cahaya lampu yang redup, Clover tidak bisa melihat ekspresinya dengan jelas.

"Clover, apakah sampai sekarang kamu masih belum mengerti inti masalah? Sekarang masalahnya bukan apakah aku percaya kepadamu, tetapi apakah orang lain percaya kepadamu?"

Clover menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak peduli dengan pandangan orang lain, Devan, aku peduli pandanganmu, aku peduli pandangan Devan"

Satu orang tidak akan bisa memuaskan hati seratus orang, sebuah masalah yang sama dilihat oleh seratus orang menjadi seratus jenis pandangan, Clover tidak meminta semua orang harus mengerti dan percaya kepadanya, tetapi, Clover peduli terhadap pandangan Devan.

Yang bisa Clover dengar hanya suara hujan dan angin di sekelilingnya, Clover menunggu sangat lama, tetapi Devan tidak menjawabnya.

Seiring waktu berjalan, hati Clover yang tadinya masih panas ikut menjadi dingin secara perlahan.

Devan, apakah kamu mengaku dengan kediamanmu sekarang? Kamu juga tidak percaya kepadaku kan?

Mengapa kamu bisa percaya seorang wanita yang bisa mengorbankan nyawanya hanya untuk kamu bisa melakukan hal seperti itu kepada ayahmu? Mengapa kamu bisa percaya?

Pada saat itu, paman berjalan kemari dan menarik lengan Clover, "Buat apa kamu masih disini kalau dia tidak percaya kepadamu? Ayo kita pergi...."

Clover ditarik pergi oleh pamannya, dia menoleh kembali ke Devan setiap tiga langkah dia bergerak, Clover berjalan dengan kecepatan yang sangat lambat.

Asal Devan mau berkata bahwa dia percaya kepadanya dan meminta dia untuk pulang, Clover tidak akan mundur satu langkah pun walaupun setelah pulang yang harus Clover hadapi adalah gunung pisau dan laut api.

Tetapi, tidak ada, seiring jarak antara mereka semakin jauh, Clover sudah tidak bisa membedakan yang membasahi wajahnya itu air mata atau air hujan.

Semakin kabur bayangan tubuh Devan terlihat, lubang di dalam hati Clover juga menjadi semakin besar dan kosong.

Devan, bukannya kamu pernah bilang akan selalu percaya kepadaku?

Devan terus berdiri di tengah hujan, tidak tahu setelah berapa lama, sampai bayangan belakang Clover sudah menghilang dari pandangannya, dia baru mengangkat kepalanya dan memejamkan matanya secara perlahan, sudah tidak bisa membedakan air yang berada di sudut matanya itu air hujan atau air mata.

Yang membuat Clover kaget adalah paman tidak membawa dia pulang ke pulau Kabut, malahan paman membawanya ke satu negara lagi yang bernama negara Bolimar.

"Paman, mengapa kamu tidak membawa aku pulang pulau Kabut?" Ini adalah kalimat pertama yang dikatakan oleh Clover setelah melihat tempat yang asing ini.

Paman tidak menghiraukannya, dia berjalan ke meja dan menyimpan semua ponsel dan kartu identitas Clover ke dalam tas.

Kemudian paman mengeluarkan sebuah ponsel baru dari sakunya dan menyerahkannya kepada Clover.

"Ini adalah ponsel baru untukmu, ponsel lamamu letakkan bersamaku dulu, di sini kamu bisa tinggal dan makan dengan enak, menghadapi pria yang tidak percaya kamu, kamu tidak perlu memikirkannya lagi"

Clover mengerutkan alisnya, "Paman, masalah ini tidak semudah yang kamu pikirkan, apakah kamu lupa, kami berdua ada dua anak, kalau aku tidak mau dia, bagaiman dengan anak-anakku? Aku...."

Berpikir tentang Simon dan Momo, mata Clover langsung memerah.

Paman menarik sebuah kursi dan duduk di depan Clover, "Mereka adalah cucu keluarga Devan, apakah kamu merasa Devan akan tidak menyanyangi mereka? Kamu tenang saja"

Clover menundukkan kepalanya dengan kecewa.

"Apakah kamu tahu? Kamu di tahan selama tiga hari, keluarga mereka tidak ada satu orang pun yang datang menjenguk kamu, kalau bukan karena pria yang bernama Yuta itu menelpon kakakmu, kemudian kakakmu memberi tahu aku, kamu benar-benar harus tunggu disidang nanti" Paman berkata dengan marah dan memukul meja.

"Orang berkata, kita akan melihat penampilan sebenarnya seseorang seiring waktu berjalan, kamu sudah bersamanya selama berapa tahun? Pria yang bernama Yuta itu saja bisa percaya kepadamu, tetapi pria milikmu malah tidak percaya, kamu benar-benar buta seperti ibumu........"

Selanjutnya, Clover sudah tidak tahu apa yang dikatakan oleh paman setelah itu, jantungnya berdebar dengan sakit.

Benar, Yuta saja percaya kepadanya, tetapi Devan malah tidak percaya.

Devan, kalau suatu hari kamu tahu aku tidak bersalah, apakah kamu akan menyesal dengan keputusanmu sekarang?

Kemudian, Clover bertanya kepada dirinya.

Clover, kalau suatu hari mereka tahu kamu tidak bersalah dan datang minta maaf kepadamu, apakah kamu akan memaafkan mereka dan ikut mereka pulang?

Sebulan kemudian.

Ayah Devan tetap berada dalam kondisi koma, ibu Devan menggunakan air mata untuk mencuci wajahnya setiap hari, Tifa tidak tega melihatnya dan memutuskan untuk mengambil cuti panjang agar bisa menemani mereka.

Karena keperluan perusahaan di dalam negeri, Devan terpaksa harus membawa Simon dan Momo kembali ke dalam negeri.

Semuanya seperti telah kembali ke kehidupan normal sebelumnya.

Tetapi hati semua orang sudah tidak bisa kembali ke kondisi seperti dulu lagi.

Simon memang sudah sangat jarang bicara sebelumnya, setelah kejadian ini, dia menjadi semakin diam.

Kalau Momo, dia sudah berubah banyak setelah mengetahui kebenarannya, dia sudah tidak suka cerewet dan menangis seperti dulu, dia juga tidak terus menempel di sisi Bibi Su dan tidak memanggil Devan juga.

Tidak ada yang membahas tentang Clover, semua orang berusaha bertahan.

"Dia adalah orang seperti apa, kamu lebih jelas daripada aku, Devan, apakah kamu mau terus membiarkan dia sendiri di luar dan tidak menghiraukannya?" Melihat Devan yang sama sekali tidak membahas tentang Clover setelah pulang, Gary akhirnya sudah tidak bisa menahan diri, dia menarik kerah baju Devan dan bertanya dengan dingin.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu