Cantik Terlihat Jelek - Bab 359 Mohan Yang Berbeda

Mohan secara alami ingin mendorongnya.

“Bantu aku sekali, kumohon.” Wanita berbisik di telinganya.

Mohan mengalihkan pandanganya ke sepasang pria dan wanita yang berdiri di seberangnya, “Siapa?”

“Mantan pacar, berpisah setelah bertemu denganmu.”

“Apakah kamu ingin mati? Menjadikanku sebagai alasan.” Suaranya yang dingin tanpa membawa perasaan apapun.

“Apakah kamu tidak ingin membantu? Kalau begitu jangan salahkan aku berselingkuh, banyak pria yang ingin membantuku.” Dia tidak peduli lagi.

Pria mendorongnya, melihat tatapan Mia yang penuh kepanikan, mendengus dan kemudian mengangkat sudut mulutnya, tangan yang terletak di bahunya, perlahan-lahan turun ke bagian pinggang, dan berkata dengan lembut: “Mengapa kamu menunggu di bawah? Bukankah bilang turun bersama?”

Selesai berkata, tangannya yang satu lagi merapikan poninya ke samping, sangat lembut bagaikan air.

Mia tertegun, kemudian merangkul lengannya, menunjuk pada Jonas, dan berkata dengan lembut: “Sayang, ini adalah mantan pacarku.” Kemudian tidak peduli wajah wanita yang telah berubah terus berkata, “Jonas, ini adalah suamiku, Mohan.”

Mohan sangat bekerja sama, mengangguk pada Jonas, namun mengatakan perkataan yang membuat Mia menjatuhkan dagunya, “Benar-benar maaf, aku tidak tahu ternyata aku dan Tuan Jonas memiliki hubungan seperti ini, aku masih menolak kontrak yang kamu ajukan kemarin, karena Tuan Jonas pernah merawat istriku, kamu dapat tenang, setelah kembali, aku akan membiarkan asisten ulang memeriksa secepatnya.”

Selesai berkata, dia merangkul Mia dan melangkah ke depan, “Tadi putri kita baru saja menelepon videocall mencarimu, nanti kalau ada waktu, kamu harus meneleponnya kembali, ini baru berusia setahun lebih, sudah begitu cerdik, memberitahunya kamu pergi, dia malah tidak percaya.”

Ketika melewati samping Jonas, sudut mata Mia terlihat wajahnya tiba-tiba menjadi gelap.

Awalnya dia masih tidak terlalu mengerti, Morena sebenarnya baru beberapa bulan, bagaimana bisa menjadi setahun lebih? Hingga akhirnya masuk ke dalam mobil, dia baru tiba-tiba menyadari.

Awal-awal Mohan menggunakan masalah kontrak untuk menunjukkan kariernya tidak sebanding dia, lalu mengatakan keduanya sudah memiliki anak, dan anaknya sudah berusia setahun lebih, jelas ingin memberitahu Jonas bahwa disaat ketika bersamanya, Mia sudah berselingkuh dan bersamanya.

Memikirkan kata “Mantan rekan” yang dikatakan Jonas sebelumnya, dan kemudian memikirkan reaksi pasangan suami istri tadi, Mia menghela nafas, perasaan keberatan sebelumnya terasa jauh lebih baik.

Memutar kepala, menatap wajah Mohan, yang kembali dingin, “Terima kasih.”

Mohan berwajah dingin, melihat ke luar jendela, tidak berkata.

Mia menjilat bibirnya, mengalihkan pandangan dengan segan.

Mohan mereka terutama melakukan ekspedisi pengiriman melalui laut, kali ini datang ke Jerman juga karena ada kerja sama besar dan jangka panjang di sini, sebenarnya, berdasarkan Perusahaan Mu, dia tidak perlu datang.

"Dia khawatir, setiap kali menandatangani kontrak dengan perusahaan besar, dia pasti akan datang, kakak ipar, dia bukan pewaris di mata orang luar, Perusahaan Mo memiliki hasil seperti sekarang ini, semua adalah hasil kerja kerasnya, dalam beberapa tahun ini, kesehatannya tidak terlalu baik, pusing seperti semalam sebenarnya telah menjadi hal yang biasa, karena takut Kakek Mo khawatir, kami semua menyembunyikannya.”

Ketika Misao membicarakan ini, pria yang besar tinggi ini, suaranya terdengar sedih, “Dia tidak suka menjelaskan hal-hal apapun pada orang lain, dia hanya memberitahuku bahwa bisnis yang ditinggalkan Kakek Mo tidak boleh hancur di tangannya, dia mengatakan suatu hari nanti kalau dia tiada lagi, setidaknya dia tidak merasa bersalah, tetapi sayangnya, apa yang telah dia lakukan, orang luar tidak terlihat.”

Mia memutar kepala dan melihat Misao, meskipun dia tidak mengerti mengapa Misao tiba-tiba mengatakan ini padanya, tetapi hatinya benar-benar terkejut.

Ini adalah suaminya yang sah, ayah dari anaknya, tetapi sampai saat sebelumnya, definisinya tentang dirinya masih sebagai “Pria kaya generasi ketiga”, “Bajingan”, “Tidak mengetahui apapun” dan lainnya.

Jadi pria di mulut Misao ini, dia merasa sangat asing.

Mia terutama bertanggung jawab menerjemahkan beberapa produk dari perusahaan pihak lain, spesifikasi tentang pengiriman, biaya, dan lainnya, awalnya sedikit gugup, dan perlahan-lahan menjadi tenang pada tahap selanjutnya, Mohan tidak banyak bicara, tetapi setiap kali dia berkata, dia bisa langsung mengenai poin-poin penting, dari keamanan pengirimana produk hingga masalah tindak lanjut belakangan, meskipun diikuti oleh beberapa asisten, tetapi dia tidak memberi kesempatan pada mereka.

Seperti yang dikatakan Misao, dia tidak hanya mewarisi bisnis keluarganya, dia juga meneruskan dan mengembangkan bisnis keluarga ini.

Karena khawatir tentang tubuhnya, dia hanya mengatur 2 jam di pagi hari, pada siang hari, perusahaan pihak lain mengundang mereka ke restoran kelas tertinggi di daerah tersebut, Mia menemukan bahwa Mohan tidak makan apapun, melihat dahinya berkeringatan, tangannya yang memegang sumpit menjadi erat, berdiri sepanjang pagi, dia sebagai orang normal pun merasa lelah, apalagi dirinya yang sedang sakit.

Setelah jamuan selesai, karena waktu terlalu singkat, mereka tidak kembali ke hotel mereka tinggal sebelumnya, mereka langsung membuka kamar di lantai atas restoran.

Setelah mengantar pergi pihak perusahaan lain, Mia langsung pergi ke dapur restoran, menggunakan bahan-bahan sederhana dari dapur dan memasak beberapa hidangan untuk Mohan.

Ketika dia menghidangkannya, Mohan masih sedang berbicara tentang beberapa kekurangan sebelumnya dengan Misao, Mohan tertegun melihat Mia datang membawa nampan.

“Makan dulu baru lanjut kerjaanmu.....”

Misao memandang Mia dengan tatapan penuh makna, berdiri, dan mengemasi semua dokumen di atas meja, “Han, kamu makan dulu, aku pergi menyiapkan benda-benda yang akan digunakan sore nanti.”

Melihat dua lauk dan satu sup di atas meja, Mohan menyipitkan mata, “Tiba-tiba begitu baik, pasti ada sesuatu yang aneh.”

Mia meletakkan peralatan makan untuknya, dan hatinya sangat tenang, dia menatap Mohan dan berpikir tentang kata Misao, suatu hari nanti kalau dia tiada lagi, hatinya mendadak terasa sangat tidak nyaman, bagaimanapun dia adalah ayahnya Morena.

“Anggap saja aku berterima kasih atas bantuanmu pagi tadi.” Mia berkata dengan nada santai, duduk di sebelah, mengeluarkan dokumen di dalam tas, dan menandakan beberapa istilah bahasa industri yang akan digunakan sore nanti.

Keduanya tidak berbicara, dan ruangan sangat sunyi.

Dia mungkin sudah lapar, makanannya habis dengan cepat, Mia agak bersyukur.

“Di masa depan kalau kamu keluar ke tempat jauh, tidak biasa makan makanan di luar, sebaiknya membawa seorang koki bersamamu, seperti begini lapar untuk jangka panjang, tidak baik untuk kesehatanmu.” Ketika dia mengemas peralatan makan, dia memberitahunya, meskipun begini agak kelewatan, namun tubuhnya tidak cocok lapar.

Mohan mengangkat kepala menatapnya dengan tatapan rumit.

Pada saat ini, ponsel di atas meja berdering.

Menunjukkan tulisan “Seli”, gerakan Mia agak tertegun, kemudian tidak banyak berkata, mengambil peralatan makan yang kosong dan pergi ke dapur.

“Halo Seli, ya, Jerman, kamu jangan salah paham, dia hanya datang untuk menerjemahkan, berpelukan? Itu hanya salah paham, kamu bilang kamu ingin datang?”

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu