Cantik Terlihat Jelek - Bab 225 Ayah Devan Koma Karena Keracunan?

Diam memeras sebuah senyuman, Clover berusaha membuat dirinya sendiri membuka mulut dengan rileks: “Paman, ini bukannya belum sampai 10 hari kan? Mungkin tidak terlalu parah, tunggu saja!”

……..

Perusahaan Devan

“Ma, bagaimana dengan Papa?” Ibu Devan yang terlihat di layar itu tak bersemangat seperti dulu lagi, tubuhnyaa menjadi kurus tak karuan, tenaga untuk hidup kelihatannya juga tidak ada, dia menggoyang-goyangkan bibir ke Devan, dengan nada ringan berkata: “Hmph, ya begini, masih tetap koma, masih saja tidak ada respon kalau berbicara dengannya, kalau dari awal tahu dia seperti ini, aku rela dia tiap hari marah-marah, juga lebih baik….” Ibu Devan mulai mengeluarkan air mata.

Buah jakun Devan bergerak menggelinding, kata-kata yang sudah sampai di ujung mulut, pun ditelan kembali.

Ibu Devan kelihatan bahwa ada perkataan Devan yang terhenti, dengan suara rendah menghela nafas, “Anakku, apa sudah menemukan wanita itu?

Devan melihat ibunya, terbengong sebentar, terakhir menggeleng-gelengkan kepala.

“Devan, ibu tahu kita seperti ini terhadapnya, hatimu sulit menerimanya, tapi, Tifa dengan mata kepalanya sendiri melihat wanita itu mendorong Papamu ke bawah, walau Papamu seberapa tidak benarnya, wanita itu juga tidak boleh….” Berkata sampai di sini Ibu Devan menjadi terhenti-henti, perkataan selanjutnya juga tidak dilanjutkan lagi.

Devan merokok sebatang rokok, asap rokok mengelilinginya, dia mematikan rokoknya dan membuangnya.

“Apa yang kamu ingin katakan? Katakan saja, Ibu mendengarkan!” Ibu Devan diam melihat Devan, membuka mulut berkata.

Jemari yang panjang mencubit di antara kedua alis mata, Devan merapat-rapatkan bibir, membuka mulut, dengan suara yang agak serak, “Ma, aku sangat mengerti sifat wanita itu, Clover dia bukan orang seperti itu, bisa tidak…..”

Mendengar perkataan ini, dalam handphone seberang sana menjadi sunyi beberapa detik, akhirnya, Ibu Devan tetap tidak membuka mulut berbicara, Amarah Tifa yang di belakang membludak, “Kak, kalau bukan aku sendiri yang melihatnya, aku juga tidak bisa percaya, aku dan wanita itu juga sudah berinteraksi beberapa waktu, aku juga mengerti sifat wanita itu, orangnya biasanya sangat baik, juga cinta damai, tapi Kak, pada suasana saat itu, ketika dia marah dan memukul Papa, juga pasti mungkin saja bisa terjadi.”

Devan menggigit erat bibirnya, tangan yang diletakkan di kedua sisi kursi itu pun mengenggam erat dan lepas, lepas dan menggenggam erat lagi, suasana hatinya sangat rumit, menghirup nafas, “Dia bilang, dia tidak mendorong Papa, aku percaya dia!”

Tifa melihat Devan dari layar, sepatah demi sepatah berkata: “Aku juga percaya, apa yang aku lihat! Jadi, Kak, kecuali Papa sadar dan memberitahuku sendiri apa yang telah terjadi? Kalau tidak, aku tidak akan melepaskan wanita itu.”

Ibu Devan menarik-narik baju samping Tifa, “Tifa, kamu jangan berkata seperti ini ke Kakakmu….”

“Ma, kamu mau aku bagaimana? Masih mau berkata dengan tersenyum, aku juga percaya wanita itu? Iya benar, kalau bukan aku yang melihatnya dengan kepala mataku sendiri, aku juga pasti tidak bisa percaya dia bisa berbuat seperti itu, tapi, Ma, aku sudah melihatnya, aku dengan mata kepalaku melihatnya, dia menarik Papa dan membuat Papa terjatuh ke bawah jurang, aku tidak salah lihat, Ma.”

Berkata sampai di sini, sepasang tangan Tifa menutupi wajahnya, seluruh badannya mengejang, “Kak, aku tahu kamu tidak bisa menerima kenyataan ini, tapi, ketika orang sedang marah, bisa saja melakukkan beberapa hal yang bertentangan dengan hatinya, bukannya tidak mungkin.”

Devan tahu berkata banyak lagi juga tak ada gunanya, mematikan panggilan video-nya.

Saat ini, Dylan mendorong pintu dari luar masuk ke dalam, raut wajahnya berat membeku.

“Ada apa?”

“Tadi baru saja pihak dokter yang menangani Paman menelepon berkata, Paman koma mungkin bukan disebabkan oleh terjatuh ke jurang.”

Devan menatap tajam, tahap demi tahap berdiri dari kursinya, kedua lengan bertopang di atas meja kerja, “Kamu bilang apa?”

“Dokter berkata bahwa ada pendarahan di dalam otak Paman, hari ini semuanya sudah menyebar, berdasarkan pengalaman, di saat-saat semacam ini, Paman seharusnya bisa sadar, tapi hari ini dokter menemukan sejenis racun di dalam tubuh Paman.”

“Racun? Katakan yang jelas.”

“Racun ini berjenis racun perlahan, tidak akan terlihat reaksi apa-apa dalam satu atau dua hari, orangnya hanya bisa jadi pemarah, tapi kalau waktunya diperpanjang, racun ini bisa menyebar masuk mempengaruhi jantung, orangnya bisa jadi koma, sekarang dokter sudah mengundang beberapa spesialis datang, mereka sedang meneliti apa sebenarnya racun Paman ini?”

Gadget Devan tahap demi tahap turun dengan berat, sejak setelah ayah pergi ke luar negeri, juga tidak pernah lagi mempertanyakan semua masalah tentang perusahaan, dan juga dia demi keselamatan ayahnya, diam-diam juga ada mengutus beberapa orang untuk melindungi ayah dan ibunya, hanya saja karena takut ayahnya tidak suka jadi orang-orang itu tidak pernah masuk ke dalam rumah mereka.

Tapi, orang-orang yang melayani itu semuanya dibawa dari sini, tidak mungkin bisa ada hal meracuni semacam ini, kalau begitu siapa?

“Meski kita belum tahu jelas Paman keracunan apa, tapi, kalau begitu apa boleh meminta kakak ipar kembali dulu, komanya Paman tidak ada hubungan dengan dirinya.”

Devan menggelengkan kepala, “Tidak boleh, hal ini tidak boleh terlalu dibesarkan, kalau memang benar ada orang yang meracuni Papa, seperti ini, malah bisa membuatnya melarikan diri, kamu segera terbang ke sana, utus orang menyelidiki hal ini secara rahasia, sesulit apapun itu, adalagi, minta pihak rumah sakit bertindak segera, kalau memang racun, kalau begitu pasti bisa ada penawarnya.”

“Baik, aku segera pergi.”

Setelah Dylan pergi, Devan berturut-turut menelepon beberapa orang, setelah berpesan banyak hal, berpikir-pikir, menelepon juga ke Gary, nada suara tersambung telepon sudah berdering beberapa kali juga tidak ada orang mengangkat, berpikir lagi, dia pun menelepon lagi, kali ini malah diangkat dengan sangat cepat, tersebar ke sana suara seorang wanita, berkata dengan sangat cepat, “Halo, Pak Gary sedang ke toilet, sebentar lagi keluar, aku akan memintanya telepon balik.” Usai berkata, tidak menunggu Devan merespon lagi, kemudian mematikan telepon.

Gary mendorong pintu, kebetulan terdengar perkataan Mikasa ini, berjalan mendekati, kemudian kelihatan handphone yang dilihat wanita itu, wajahnya pun memerah.

“Siapa? Bilang apa?”

Mikasa membuang nafas, melihat Gary, “si…. Devan.” Usai berkata, dia memberikan telepon ke Gary, “Eh itu, sepertinya dia ada hal penting, sudah menelepon dua kali.”

Usai berkata, melihat Gary memandangnya, seketika, wajahnya yang memerah pun menjadi lebih hebat lagi.

Gary menatap tajam, “Ada apa dengan Devan? Kenapa mukamu memerah?”

Nada suara pria itu jelas terdengar tidak begitu baik, Mikasa terdiam sejenak, agak sedikit tidak mengerti kenapa, bukannya sebelumnya lumayan gembira? Kenapa lagi ini?”

Wanita itu menggelengkan kepala, “Em itu, aku kembali ke kamar dulu, bye..”

“Pria itu adalah suami dari adik perempuanku.”

Ketika Mikasa berjalan sampai ke depan pintu, dari belakang pun tersebar suara Gary, dia menoleh melihat pria itu sejenak, “Ow”…

Pintu merapat, wanita itu mengerutkan alis tidak mengerti maksud Gary, Devan adalah adik iparnya, wanita itu beberapa waktu sebelumnya pernah mendengar Suya membahasnya.

Gary menekan nomor telepon Devan, “Ada apa…. iya, Apa? racun? Iya…. Baik, hal ini, apa aku perlu bilang ke Clover, akhir-akhir ini hatinya seharusnya tidak enak.”

Devan diam lama sekali, baru lah membuka mulut, “Kak…”

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu