Cantik Terlihat Jelek - Bab 64 Wanirta Ibu Simon

Bab 64 Wanirta Ibu Simon

Dylan melihat laki-laki itu tidak tersentuh sama sekali, menutup mulutnya, setelah sejak ada Sherin di mata laki-laki ini apa tidak bisa melihat wanita lain lagi? Tidak perlu berbicara yang lain dulu, wanita begitu cantik seperti itu saja, nyatanya setelah laki-laki itu melihatnya juga setenang itu.

“Kamu, tidak merasa wanita ini sangat cantik?”

Devan menoleh melihat pintu yang menutup di belakangnya, ujung mulutnya melengkung sedikit senyuman datar, cantik kah? kenapa tidak terlihat olehnya?

“Melihat raut wajahmu, kenapa, berminat? Perlu aku bantu?”

Dylan dibuatnya tersedak tidak bisa berbicara lagi, dia membalikkan badan dengan kuat memukul-mukul tiang sejenak.

“Ternyata benar orang yang sedang jatuh cinta itu kecerdasannya menjadi nol besar, aku bertanya padamu, apa kamu tidak merasa bahwa wanita itu mirip dengan Simon-mu?”

Sebenarnya awalnya dia juga tidak kepikiran tentang ini, hanya merasa wanita ini sangat cantik, setelah melihat semakin lama pun merasa rasanya pernah lihat dimana, setelah terus membayangkan orang-orang di sekelilingnya satu per satu, baru lah terakhir terpikir akan Simon.

Devan mengerutkan alis, dengan cepat menarik handphone dari tangan Dylan.

Sekali melihat, sorotan matanya menjadi suram berat, “Pergi cari tahu yang jelas, siapakah dia? Berada dimana? Aku mau tahu segera.”

Melihat Dylan berdiri diam, pria itu melihatnya sejenak “Ada apa?”

“Setelah menemukan ini, aku langsung menyuruh orang untuk mencari tahu.” Dia menaikkan bahu, “tidak ada hasil, aku lihat, kamu perlu bertanya-tanya ke adik sepupumu deh, dia bisa membawa orang itu, tentu saja seharusnya dia tahu.”

Devan menutup-nutup mulut, meski Yuta adalah adik sepupunya, tapi beberapa tahun ini interaksi mereka berdua juga tidak banyak, ditambah lagi watak mereka yang jauh berbeda, dia juga tidak suka dengan adik sepupunya ini.

”Mana dia?”

“Di restoran hotel.”

“Ayo!”

Yuta pernah berpikir, Devan akan mencarinya, namun tidak menyangka dia begitu cepat datang mencarinya.

Meminum seteguk susu dari gelas di tangannya, Yuta menunjuk-nunjuk, kursi kosong di depannya ke Devan, “Kak, sudah makan sarapan belum?”

“Mana wanita itu?” Devan tidak ingin berputar-putar topik dengannya langsung saja bertanya.

Yuta mengerutkan dahi, “Kamu jangan tanya aku, aku lebih tidak tahu lagi dari dirimu tentang wanita itu, dia sendiri yang mencariku, mengatakan bahwa dia mau menjadi terkenal, aku melihat penampilannya juga lumayan cantik, lalu menyetujuinya untuk ikut aku di kemudian hari, alhasil setelah pesta berakhir malah lari tidak berjejak.” Mengangkat gelas lagi, minum susu, “Kenapa Kak kamu juga menyukainya? Kamu bukan bilang sudah jatuh cinta dengan Nona Sherin? Kenapa cepat sekali berubah hatimu?”

Devan melihatnya tidak serius, api pun menyentuh dasar, berdiri, telapak tangannya mengenggam kerah baju laki-laki itu, “Aku kasih tahu kamu, dia kemungkinan adalah wanita yang melahirkan Simon, kalau kamu tahu sesuatu, paling baik beritahu aku, kalau tidak, aku tidak akan melepaskanmu.”

Yuta sengaja membesarkan matanya, menutup mulutnya, “Kak, kamu bilang dia adalah wanita yang melahirkan Simon? Ini.... ini aku tidak tahu yah, kalau aku tahu, kemarin aku pasti sudah memberitahumu.”

Usai berkata, dia mengambil setumpukan foto yang sudah disiapkan sebelumnya dari meja di samping, di dalam sana terlihat Sherin mengenakan masker, topi, berjalan keluar hotel, dan menyerahkan ini ke Devan, “Kamu lihat, aku juga bukannya pagi-pagi juga sudah pergi mencarinya bukan?”

Tiba-tiba dia mengerutkan dahi, melihat Devan, “Kalau aku bilang ya kak, menurutmu, apa dia itu sengaja menarik perhatianmu? Makanya, dia mencari diriku....” Tangan besarnya menepuk dahinya, “Bagus, benar-benar wanita yang pantas mati, kalau aku menemukannya, pasti akan mengulitinya, berani-beraninya mempergunakan diriku.”

Devan dengan teliti menilai raut wajahnya, alisnya terangkat-angkat, “Kamu benar-benar tidak tahu?”

Yuta melepaskan tangannya yang ada di kerah bajunya, “Kak, menurutmu aku ada alasan apa tidak memberitahumu?”

Usai berbicara, duduk, dengan lahap menggigit makanan di tangannya, kelihatannya suasana hatinya tidak begitu baik.

“Kalau dia menghubungimu lagi, segera hubungi aku.” Devan setelah usai bicara, membalikkan badan, kemudian pergi bersama Dylan.

“Kamu utus orang untuk mengikutinya.”

“Devan, kamu tidak mempercayainya?”

Raut muka Devan menjadi tajam, dia bukannya tidak percaya, tapi selama beberapa tahun ini akhirnya ada kabar wanita itu, dia tentu saja tidak bisa melepaskan petunjuk ini.

“Mungkin hanya mirip saja.” Kata Dylan sambil mengelus-elus telinga menghiburnya.

Sherin dengan muka aslinya tampak di karpet merah, dalam waktu singkat digosipkan dengan hangatnya, masing-masing media pun bertanding untuk memberitakannya, terus menerus menerka, sebenarnya bidadari dari mana kah wanita misterius ini, lalu memanfaatkan karpet merah tujuannya apa?

Dan Yuta serta perusahaan Clover, karena ini juga kembali terdorong ke tingkatan atas berita terbaru.

Saat Sherin pergi ke tempat syuting, orang-orang juga memperbincangkan hal ini.

“Wanita itu berpenampilan sangat mengejutkan serasa bidadari turun dari langit, kalau saja dia masuk ke dalam dunia perfilman ini, aku lihat wanita-wanita yang ada di posisi artis besar pun bisa khawatir.”

“Dia begitu cantiknya, Andaikan bisa ikut syuting dengan kita, Siapa yang tidak akan mendengar berita ini? Pagi tadi ada seorang yang kaya raya,membuka harga ratusan juta untuk membeli kontak orang itu.”

“Iya, dan aku juga baru saja mendapatkan info bahwa Devan juga sedang mencari tahu orang ini.”

Sherin sedang merias Elsa, saat mendengar kabar ini, dia dengan jelas merasakan badan Elsa pun tersentak gemetar, dan dia sendiri juga hatinya tidak tenang.

Respon laki-laki ini juga cepat sekali ya?

Tapi dia tahu, mengapa laki-laki itu mencari dia.

Daerah Ciput, ruang kantor Gabriel.

“Kamu bilang, orang itu kemungkinan adalah ibu Simon?” Jari jemari Gabriel memegang handphone karena gelisah menjadi agak gemetaran.

Di telpon seberang sana, Gary menganggukkan kepala, “Benar, ada orang melihat Devan pergi mencari Yuta.”

Mendengar Gary menyebutkan Yuta, muka Gabriel pun menjadi agak dingin, dia benar-benar tidak terpikir, direktur Clover ternyata adalah Yuta, orang yang setiap hari memanggilnya kakak ipar, namun jelas-jelas tahu bahwa dia berminat untuk bekerja sama dengan Clover, malah sengaja tidak pernah menemuinya.

Tapi, sekarang, dia jelas yang harus diperhitungkan oleh dirinya bukan Yuta, melainkan wanita misterius itu.

Menutup telepon, kemudian dia menelepon ke Papanya.

“Pa, dulu bukannya kamu bilang wanita itu hanya lah seorang wanita biasa, pasti tidak akan membuat ancaman apapun bagiku?”

Ayah Gabriel sedang berada di luar bermain golf dengan rekan kerjanya, mendengar kata-kata Gabriel ini, jelas saja terdiam, melambai-lambaikan tangan ke temannya, kemudian duduk di kursi di sampingnya, “Apa maksudnya?”

“Kamu tahu tidak? Semalam, wanita itu muncul acara karpet merah para artis di Daerah Pelangi, Devan pagi ini pergi mencari tahu tentang dia, dengar-dengar karena dia luar biasa mirip dengan Simon.”

Handphone Ayah Gabriel merosot ke atas lantai.

“Pa, apa kamu mendengarkanku?”

Ayah Gabriel menelan ludah, dengan gerakan yang lamban memungut handphone-nya, kembali meletakkannya di telinga, “Kamu kirim foto wanita itu ke wechatku.”

Meski Gabriel tidak tahu apa tujuan ayahnya melakukan ini, tapi masih juga dengan segera menurutinya.

Melihat, foto-foto yang perlahan muncul di handphone itu, raut wajah Ayah Gabriel seketika menjadi bengong, dia (wanita) dan orang itu, terlalu mirip.

Hanya melihat sepintas, hatinya pun sudah bisa memastikan.

Hanya, saat itu, wanita itu berjanji padanya, pasti tidak akan membiarkan dia terbongkar, mengapa hari ini?

Dia meletakkan handphone, terdiam lama sekali, akhirnya menelpon ke nomor yang sudah bertahun-tahun tidak ditelpon, hanya, yang terdengar cuma nada nomor kosong.

Berdiri, dia memijat-mijat ujung hidungnya, mengerutkan alis, dan menelpon ke orang lainnya lagi.

“Kamu bilang apa? Meninggal…. Sudah meninggal?”

Orang itu ada berkata yang lainnya lagi, tapi Ayah Gabriel sudah tidak bisa mendengarnya lagi, tubuhnya yang tinggi kaku itu mundur dengan sempoyongan beberapa langkah, kemudian dengan gemetaran menopang pada dinding terduduk ke lantai.

Takut dan sakit di hatinya bermunculan, kedua tangannya menopang dahi, air mata membasahi mukanya.

Di kehidupan ini, dia, terus berhutang padanya!

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu