Cantik Terlihat Jelek - Bab 112 Selamatkan Yang Besar Atau Kecil

Orang yang sedang makan semuanya mengangkat kepalanya dan melihat Tifa yang sedang menatap Simon. Tifa mengerutkan alisnya dan seperti sedang memikirkan sesuatu sampai dia tidak sadar sumpitnya jatuh. Pantas saja Tifa merasa senyuman wanita itu tidak asing. Ternyata karena Simon. Meskipun beberapa tahun ini Tifa tidak mau bertemu dengan kakaknya, dia tetap sangat sayang dengan keponakannya. Selain sering telpon dengannya, Tifa juga sering mengirim barang untuk Simon. Bahkan Tifa juga memaksa ibunya untuk membawa Simon ke luar negeri untuk bermain dengannya.

"Apa yang kamu lakukan?" Devan bersuara

Ayah Devan mengeluarkan suara batuk. Pada saat itu, Tifa baru sadar kembali dan melihat ke Devan. Pada saat dia mau berkata sesuatu, ponsel yang berada di sampingnya berdering. Tidak tahu apa yang dikatakan, wajah Tifa menjadi serius.

"Halo... baik. Aku akan pergi sekarang. Suruh bank darah sediakan darah.... benar... iya.. siap siap antar ke ruang melahirkan" Sambil berkata, Tifa sambil berjalan ke sofa dan megambil tasnya. Tifa tidak sempat memberi tahu orang yang berada di rumah dan langsung pergi. Dylan mengikutinya dan berkata "Aku antar kamu pergi"

Tifa menjawab iya. Setelah itu, mereka berdua meninggalkan rumah Devan.

Di dalam ruangan rumah sakit, dokter wanita sedang memeriksa Clover.

"Pria silahkan menunggu di ruang tunggu"

Waktu pemeriksaan tidak lebih dari 5 menit, tetapi Yuta malah merasa dirinya menunggu selama satu abad. Setelah pintu terbuka, Yuta buru buru masuk ke dalam, "Bagaimana?"

"Ini adalah kedua kali pasien melahirkan. Leher rahim akan lebih cepat terbuka di banding saat pertama kali melahirkan. Sekarang sudah terbuka hampir 3 inch. Kita akan siap siap dulu dan segera mengantarnya ke ruang melahirkan" Suara dokter tua itu sangat lambat dan lembut. Tetapi dari alisnya yang mengerut bisa dilihat kondisi Clover tidak baik.

"Keluarga ingat perhatikan kondisi pasien. Kalau bermasalah, langsung panggil dokter"

Waktu melahirkan Simon, Clover masih terlalu muda. Dia tidak mengerti terhadap masalah itu. Waktu itu, dia hanya merasa sedikit gugup tetapi tidak merasa takut. Tetapi sekarang, dia jelas sangat sangat takut.

Setelah dokter pergi.

"Ah...." Clover teriak dengan suara kecil. Yuta yang sedang menuangkan air untuknya mendengar teriakan Clover dan malah menumpahkan airnya ke tangannya sendiri. Yuta tidak peduli dan langsung bergegas ke sisi Clover, "Sakit lagi ya?" Setelah berkata, Yuta langsung mau menekan tombol darurat untuk memanggil dokter.

Clover memegang legannya dan berkata dengan suara tidak bertenaga, "Jangan tekan. Aku hanya sedang mengalami kontraksi"

"Kontraksi?"

Clover melihat ke jam. Kontraksi terjadi kira kira setiap 3 menit

"Sekarang, setiap 3 menit aku akan kontraksi sekali dan merasa sakit. Nanti, bisa jadi 2 menit kontraksi sekali. 1 menit kontraksi sekali..." Clover belum siap berkata dan melihat Yuta sudah mulai berkeringat

"Kamu, sangat panas?" Yuta mengambil gelas air yang berada di samping dan minum airnya. Clover melihat tangannya ada sedikit merah, "Tangan kamu..."

Yuta menggelengkan kepalanya. Tetapi, Clover jelas melihat tangan Yuta sedang bergetar.

"Kamu... kenapa? Tanganmu sedang bergetar!" Yuta meletakkan gelas air di meja dan duduk di sisi Clover sambil bercanda, "Sepertinya aku sangat lucu. Anak yang kamu lahirkan bukan millikku tetapi aku malah merasa sangat gugup..."

Nada bercanda Yuta malah menyentuh di hati Clover. Clover tidak bisa berpikir bagaimana dirinya jika tidak ada Yuta selama beberapa bulan ini. Clover juga tidak tahu apakah dirinya memilki keberanian untuk bertahan sampai sekarang jika tidak ada Yuta. Kehidupan ini, Clover berhutang Yuta terlalu banyak.

Pada saat ini, kontraksi baru saja berakhir dan Clover berkata, "Yuta, kalau nanti muncul kondisi apakah harus selamatkan yang besar atau kecil, kamu ingat, harus selamatkan yang kecil. Setelah aku pergi, aku minta tolong jaga anakku. Kehidupan selanjutnya, aku..." Meskipun Yuta tidak memberi tahu Clover mengapa harus datang ke daerah Ciput, tetapi Clover mengerti tubuhnya sendiri.

"Apakah otakmu rusak? Apa yang sedang kamu katakan" Clover belum siap berkata, Yuta sudah marah.

Melihat mata Yuta yang sudah merah, Clover tiba tiba mengerti bahwa pria ini menyayangi dia. Makanya dia merasa gugup sampai minum air dengan tangan bergetar...

Pria yang luar biasa ini membuat dirinya menjadi begitu karena Clover...

Clover merasakan kehangatan di dalam hatinya. Tetapi rasa bersalahnya juga semakin kuat. Tetapi Clover jelas mengerti bahwa ini tidak ada hubungan cinta.

Setelah itu, mereka berdua tidak berbicara lagi. Yuta tidak ingin membuat Clover menghabiskan tenaga dia, tetapi Clover malah memikirkan yang lain. Pada saat itu, kontraksi menjadi setiap 2 menit sekali.

Setelah beberapa saat, Clover baru berkata dengan lembut, "Yuta, apakah aku bisa menyandar di bahumu?"

Yuta tidak menjawabnya dan hanya memeluk dia "Jangan pikirkan tentang itu. Pejamkan matamu dan istirahat sebentar"

Clover yang ingin berkata akhirnya hanya diam...

Tidak tahu karena pelukan Yuta terlalu hangat atau karena Clover benar benar terlalu lelah, Clover tertidur setelah itu. Dia tertidur sangat nyenyak sampai dia tidak merasakan rasa sakit lagi.

Setelah waktu yang sangat lama, Clover sepertinya mendengar ada yang sedang memanggil namanya. Dia ingin membuka matanya dan menjawab, tetapi dia tidak bisa. Setelah itu, Clover sepertinya mendengar suara tangisan. Suara tangisan yang sangat sangat sedih. Itu adalah suara Yuta. Clover ingin menertawakannya, pria yang keren ini menangis sampai begini..

Setelah itu, Clover merasa kesadaran dirinya menghilang

Jam 1 subuh, di luar ruang melahirkan

Yuta menyandarkan bahunya di pintu ruang operasi. Posisi ini sudah dipertahankan selama beberapa jam. Amy merasa sakit hati dan menarik tangan Yuta, "Yuta, Tifa adalah ahli dalam bidang ini. Kamu harus percaya terhadap kak Clover juga. semuanya akan baik baik saja"

Yuta hanya mengangguk dan tidak berbicara. Amy mengerutkan alisnya dan memeluk Yuta dari belakang. Amy merasa seluruh badan Yuta sedang bergetar...

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu